Konsep Dasar Managemen Keuangan (KDMK)
Konsep Dasar Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan memiliki peran dalam kehidupan perusahaan yang ditentukan oleh perkembangan ekonomi kapitalisme. Pada awal lahirnya kapitalisme sebagai system ekonomi pada abad 18, manajemen keuangan hanya membahas topik rugi-laba. Selanjutnya berturut-turut ia memiliki peranan antara lain sebagai berikut :
- Tahun 1900 awal : Penerbit surat berharga
- Tahun 1930 – 1940 : kebangkrutan, reorganisasi
- Tahun 1940 – 1950 : anggaran & internal audit
- Tahun 1950 – 1970 : eksternal perusahaan
- Tahun 1970 – 1980 : inflasi
- Tahun 1980 – 1990 : krisis ekonomi keuangan
- Tahun 1990 – sekarang : globalisasi
Perkembangan manajemen keuangan sangat dipengaruhi oleh berbagai
factor antara lain kebijakan moneter, kebijakan pajak, kondisi ekonomi, kondisi
sosial, dan kondisi politik. Kebijakan moneter berhubungan dengan tingkat suku
bunga dan inflasi. Khususnya inflasi mempunyai dampak langsung terhadap
manajemen keuangan antara lain masalah :
1. Masalah akuntasi
2. Kesulitan perencanan
3. Permintaan terhadap modal
4. Suku bunga
5. Harga obligasi menurun
Kondisi ekonomi juga mempunyai dampak lansung terhadap manajemen
keuangan antar lain masalah :
1. Persaingan internasional
2. Keuangan internasional
3. Kurs pertukaran yang berfluktuasi
4. Marger, pengambilalihan, dan restrukturisasi
5. Inovasi keuangan dan rekayasa keuangan
Perbedaan Manajemen Keuangan dengan Manajemen Akuntansi.
Manajemen merupakan segenap
perbuatan menggerakkan sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu melalui
fungsi perencanaan, pengorganisasian sampai kepada pengawasan melalui alat yang
disebut dengan Enam “M” (Man, Money,
Materails, Machine, Methode dan Markets), sementara disiplin Ilmu Keuangan
dasarnya menitik beratkan pada Penilaian dan Pengambilan Keputusan.
Akuntansi dan keuangan pada
prinsipnya memiliki kesamaan sebagai alat ekonomi yang memfokuskan pada aktiva
dan fasiva, namun perbedaan yang sangat mendasar adalah, untuk akuntansi pada
dunia usaha, menekankan pada hasil kegiatan perusahaan yang diwujudkan dalam
laporan keuangan dengan bentuk Neraca, Laporan Laba/Rugi, Laporan Arus Kas dan
Perubahan Modal dengan maksud sebagai tinjauan apa yang telah terjadi diwaktu
yang lalu dalam periode waktu tertentu, sedangkan Keuangan lebih menekankan
pada pembuatan keputusan pandangan pada masa depan (future).
Manajemen Keuangan pada
sisi aktiva (assets) yang meliputi keputusan investasi (investment decision),
sedangkan pada sisi pasiva (liabilities dan equity) meliputi Keputusan
pendanaan (financing decision).
A.
Pengertian Dasar Manajemen Keuangan
Manajemen Keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan, penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh organisasi atau perusahaan.
Penjelasan
Singkat Masing-Masing Fungsi Manajemen Keuangan :
1.
Perencanaan Keuangan :
Membuat rencana pemasukan dan pengeluaran
serta kegiatan-kegiatan lainnya untuk periode tertentu.
2.
Penganggaran Keuangan :
Tindak lanjut dari perencanaan keuangan
dengan membuat detail pengeluaran dan pemasukan.
3.
Pengelolaan Keuangan :
Menggunakan dana perusahaan untuk
memaksimalkan dana yang ada dengan berbagai cara.
4.
Pencarian Keuangan :
Mencari dan mengeksploitasi sumber dana yang
ada untuk operasional kegiatan perusahaan.
5.
Penyimpanan Keuangan :
Mengumpulkan dana perusahaan serta menyimpan
dana tersebut dengan aman.
6.
Pengendalian Keuangan :
Melakukan evaluasi serta perbaikan atas
keuangan dan sistem keuangan pada perusahaan.
7.
Pemeriksaan Keuangan :
Melakukan audit internal atas keuangan
perusahaan yang ada agar tidak terjadi penyimpangan.
Pengertian Manajemen Keuangan
Manajemen Keuangan merupakan manajemen
terhadap fungsi- fungsi keuangan. Fungsi-fungsi keuangan tersebut meliputi
bagaimana memperoleh dana (raising of fund) dan bagaimana menggunakan dana
tersebut (allocation of fund). Manajer keuangan berkepentingan dengan penentuan
jumlah aktiva yang layak dari investasi pada berbagai aktiva dan pemilihan
sumber-sumber dana untuk membelanjai aktiva tersebut.
Manajer keuangan berkepentingan dengan
penentuan jumlah aktiva yang layak dari investasi pada berbagai aktiva dan
pemilihan sumber-sumber dana untuk membelanjai aktiva-aktiva tersebut. Untuk
membelanjai kebutuhan dana tersebut, manajer keuangan dapat memenuhinya dari
sumber yang berasal dari luar perusahaan dan dapat juga yang berasal dari dalam
perusahaan. Sumber dari luar perusahaan berasal dari pasar modal, yaitu
pertemuan antara pihak membutuhkan dana dan pihak yang dapat menyediakan dana.
Dana yang berasal dari pasar modal ini dapat berbentuk hutang (obligasi) atau
modal sendiri (saham). Sumber dari dalam perusahaan berasal dari penyisihan laba
perusahaan (laba ditahan), cadangan,maupun depresiasi.
Setelah dana diperoleh, dana tersebut harus
digunakan untuk membelanjai operasi perusahaan. Dana akan tertanam pada
berbagai kekayaan riil perusahaan.
Beberapa definisi :
Definisi Manajemen Keuangan menurut Bambang Riyanto adalah keseluruhan aktivitas
perusahaan yang berhubungan dengan usaha mendapatkan dana yang diperlukan
dengan biaya yang minimal dan syarat-syarat yang paling menguntungkan beserta
usaha untuk menggunakan dana tersebut seefisien mungkin.
Sedangkan
Definisi Manajemen Keuangan menurut para ahli dapat Anda baca dibawah ini :
1.
Liefman :
Manajemen Keuangan
merupakan usaha untuk menyediakan uang dan menggunakan uang untuk mendapat atau
memperoleh aktiva.
2.
Suad Husnan :
Manajemen Keuangan
ialah manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan.
3.
Grestenberg :
how business are
organized to acquire funds, how they acquire funds, how the use them and how
the prof ts business are distributed.
4.
James Van Horne :
Manajemen Keuangan
adalah segala aktivitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan dan
pengelolaan aktiva dengan tujuan menyeluruh.
5.
J. L. Massie :
Manajemen keuangan
adalah kegiatan operasional bisnis yang bertanggung jawab untuk memperoleh dan
menggunakan dana yang diperlukan untuk sebuah operasi yang efektif dan efisien.
6.
Howard & Upton :
Manajemen keuangan
adalah penerapan fungsi perencanaan & pengendalian fungsi keuangan.
7.
JF Bradley :
Manajemen keuangan
adalah bidang manajemen bisnis yang ditujukan untuk penggunaan model secara bijaksana
& seleksi yang seksama dari sumber modal untuk memungkinkan unit
pengeluaran untuk bergerak ke arah mencapai tujuannya.
B.
Tugas Pokok Manajemen Keuangan
Tugas-tugas dasar yang diemban oleh seorang manajer keuangan secara umum adalah :
- Mendapatkan Dana Perusahaan
- Menggunakan Dana Perusahaan
- Membagi Keuntungan/Laba Perusahaan
C.
Tujuan Manajemen Keuangan
Untuk mengelola dana perusahaan secara umum dan untuk memaksimalkan nilai perusahaan, dengan demikian apabila suatu sa’at perusahaan dijual maka harganya dapat ditetapkan setinggi mungkin dengan kebijakan :
- Memaksimalkan nilai perusahaan dengan tetap berpedoman pada keseimbangan antara likuiditas dan rentabilitas yang selalu bergerak secara berlawanan. Jika perusahaan selalu mempertahankan likuiditas kebijakan yang selalu timbuk adalah menahan banyak uang kas, artinya akan banyak uang yang menganggur (idle of funds) sehingga dampak kebijakan itu akan menurunkan tingkat rentabilitas perusahaan dan sebaliknya.
- Pemisahan yang tegas antara Pemilik modal dan manajemen mencapai hasil yang maksimal dengan resiko yang masih dalam batas kewajaran dan layak karena kepentingan Pemegang Saham tidak selalu sama dengan kepentingan Manajemen Perusahaan.
Pada dasarnya tujuan manajemen keuangan (The
Main Objective of Financial Management) adalah memaksimumkan nilai perusahaan atau
memaksimumkan kemakmuran pemegang saham, bukan memaksimumkan profit. Arti
memaksimumkan profit, berarti mengabaikan tanggung jawab social, mengabaikan
risiko, dan berorientasi jangka pendek. Sedangkan arti memaksimumkan kemakmuran
pemegang saham atau nilai perusahaan sebagai berikut:
- Berarti memaksimumkan nilai sekarang (present value) semua keuntungan di masa datang yang akan diterima oleh pemilik perusahaan.
- Berarti lebih menekankan pada aliran hasil bukan sekedar laba bersih dalam pengertian akuntansi.
- Akan tetapi dibalik tujuan tersebut masih terdapat konflik antara pemilik perusahaan dengan penyedia dana sebagai kreditur. Jika perusahaan berjalan lancar, maka nilai saham perusahaan akan meningkat, sedangkan nilai hutang perusahaan dalam bentuk obligasi tidak terpengaruh sama sekali. Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai dari saham kepemilikan bisa merupakan indeks yang tepat untuk mengukur tingkat efektifitias perusahaan. Berdasarkan alasan itulah, maka tujuan manajemen keuangan dinyatakan dalam bentuk maksimalisasi nilai saham kepemilikan perusahaan, atau memaksimalisasikan harga saham. Tujuan memaksimumkan harga saham tidak berarti bahwa para manajer harus berupaya mencari kenaikan nilai saham dengan mengorbankan para pemegang obligasi.
- Memaksimumkan kemakmuran pemegang saham/pemilik perusahaan tidak mengingkari adanya social objectives dan kewajiban sosial. Tanggung jawab sosial adalah satu aspek penting dari tujuan perusahaan, maksudnya:
- Keberhasilan memaksimumkan nilai perusahaan akan memberikan sumbangan yang berarti kepada lingkungan sosial secara keseluruhan. Artinya jika manajemen keuangan menuju pada maksimalisasi harga saham, maka diperlukan manajemen yang baik dan efisien sesuai dengan permintaan konsumen.
- Pengaruh (dampak) lingkungan eksternal seperti polusi, keselamatan kerja, keamanan produk juga harus diperhitungkan. Dimana perusahaan yang berhasil selalu menempatkan efisiensi dan inovasi sebagai prioritas, sehingga menghasilkan produk baru, penemuan teknologi baru dan perluasan lapangan pekerjaan.
- Kepekaan terhadap faktor eksternal merupakan salah satu syarat penting agar perusahaan tetap dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Faktor-faktor luar seperti pencemaran lingkungan, jaminan keamanan produk dan keselamatan kerja menjadi lebih penting untuk dipertimbangkan. Fluktuasi di semua tingkat kegiatan bisnis dan perubahan-perubahan yang terjadi pada kondisi pasar keuangan merupakan aspek penting dari lingkungan luar.
- Perusahaan harus dapat memaksimumkan kemakmuran pemegang saham dalam kendala legal dan sosial dan bertanggung jawab terhadap perubahan lingkungan. Kerjasama antara industri dan pemerintah sangat diperlukan untuk menciptakan peraturan yang mengatur perilaku perusahaan, dan sebaliknya perusahaan mematuhi peraturan tersebut.
- Tujuan perusahaan pada dasarnya adalah memaksimumkan nilai perusahaan dengan pertimbangan teknis sebagai berikut :
- Memaksimumkan nilai bermakna lebih luas daripada memaksimumkan laba, karena memaksimumkan nilai berarti mempertimbangkan pengaruh waktu terhadap nilai uang.
- Memaksimumkan nilai berarti mempertimbangkan berbagai resiko terhadap arus pendapatan perusahaan.
- Mutu dari arus dana yang diharapkan diterima di masa yang akan datang mungkin beragam.
Lingkungan Keuangan
Aspek lingkungan yang penting dipahami para
manajer keuangan adalah sektor keuangan di bidang perekonomian, yang terdiri
dari pasar keuangan (financial markets), lembaga keuangan (financial
institutions) dan instrumen keuangan (financial instruments).
Pasar keuangan, menunjukkan pertemuan antara
permintaan dan penawaran akan aktiva finansial (financial asset) atau sering
disebut sebagai sekurities. Sekurities adalah secarik kertas (surat) yang
mempunyai nilai pasar karena surat tersebut menunjukkan klaim atas aktiva riil
perusahaan (misalnya mesin-mesin, pabrik, bahan baku, barang dagangan, merek
dagang, dll.)
Lembaga keuangan yaitu lembaga yang berperan
sebagai lembaga intermediari (financial intermediation) dengan mempertemukan
unit surplus dengan unit defisit. Contoh lembaga keuangan dalam sistem moneter
adalah Bank sentral, Bank pencipta uang giral/bank umum. Lembaga keuangan dan di
luar sistem moneter (bank bukan pencipta uang giral/BPR), lembaga pembiayaan,
perusahaan asuransi, dana pensiun, lembaga di bidang pasar modal, dll.
Instrumen Keuangan, contohnya adalah uang,
saham, hutang, dan surat berharga di pasar uang dan pasar modal lainnya.
E.
Prinsip Manajemen Keuangan
Untuk
memahami transaksi-transaksi keuangan serta pengambilan keputusan keuangan yang
meliputi investasi dan pendanaan perlu diketahui prinsip-prinsip keuangan yang
fundamental yaitu :
1.
Self
Interest Behavior.
Dengan maksud bahwa orang akan memilih
tindakan yang memberikan keuntungan yang terbaik bagi perusahaan.
2.
Risk
Aversion.
Dengan maksud bahwa orang akan memilih
alternative tingkat rasio keuntungan (return) dan risiko (risk) yang lebih
besar.
3.
Diversification.
Dengan maksud mengajarkan tindakan
diversifikasi yang menguntungkan karena dapat meningkatkan rasio antara
keuntungan dan resiko.
4.
Two
Sided Transactions.
Prinsip ini selalu disebut dengan Zero-sum
game dengan maksud bahwa kita tidak hanya melihat dari sisi perusahaan
sendiri tetapi juga melihat dari sisi lawan transaksi. Jika dalam suatu
transaksi kita untung Rp. 1.000,- sedangkan posisi lawan kita mengalami
kerugian Rp. 500,- artinya langkah yang terbaik adalah win-win bukan win-loss.
5.
Incremental
benefit.
Dengan maksud mengajarkan bahwa keputusan
keuangan harus didasarkan pada selisih antara nilai dengan suatu alternative
dan nilai tanpa alternative. Incremental dapat diartikan sebagai tambahan
benefit.
6.
Sinaling.
Dengan maksud mengajarkan bahwa setiap
tindakan mengandung informasi. Misalnya, suatu tindakan perusahaan menaikkan
pembayaran deviden perlembar saham dapat dipandang oleh investor sebagai suatu
keyakinan yang tinggi pada kondisi keuangan perusahaan yang akan datang.
7.
Capital
Market Efficiency.
Pasar modal dimana harga aktiva financial
yang diperjual belikan mencerminkan seluruh informasi yang ada dan dapat
menyesuaikan diri secara cepat terhadap informasi baru. Pasar modal juga harus
efisien secara operasi misalnya, kemudahan dalam berjual beli sekuritas
(kepemilikan surat berharga).
8.
Risk-Return
Trade-Off.
Prinsip ini mengatakan setiap orang menyukai
keuntungan yang tinggi dengan nilai resiko yang rendah. Hal tersebut tidak akan
tercapai karena semua orang menginginkannya. Oleh karena itu untuk memperoleh
keuntungan yang besar bersiaplah dengan menanggung resiko yang besar.
9.
Option.
Opsi adalah suatu hak tanpa kewajiban untuk
melakukan sesuatu, artinya kita memiliki hak dan kewajiban, seperti hak membeli
saham dari pihak lain pada harga Rp. 1.000,- perlembar saham, Jika beberapa
hari kemudian saham tersebut naik ataupun turun kita tidak memiliki kewajiban
untuk menambah atau memperoleh tambahan atas kenaikan saham tersebut.
10. Time Value of Money.
Prinsip yang sangat sederhana, mudah
dimengerti tetapi memainkan peranan penting dalam keputusan keuangan. Prinsip
ini mengajarkan dimana uang Rp. 1.000,-
yang diterima pada hari ini tidak akan sama nilainya dengan uang Rp. 1.000,-
yang akan kita terima pada bulan depan.
1. Konsistensi (Consistency).
Sistem dan kebijakan keuangan dari organisasi harus konsisten dari waktu ke waktu. Ini tidak berarti bahwa sistem keuangan tidak boleh disesuaikan apabila terjadi perubahan di organisasi. Pendekatan yang tidak konsisten terhadap manajemen keuangan merupakan suatu tanda bahwa terdapat manipulasi di pengelolaan keuangan.
2. Akuntabilitas (Accountability).
Akuntabilitas adalah kewajiban moral atau hukum, yang melekat pada individu, kelompok atau organisasi untuk menjelaskan bagaimana dana, peralatan atau kewenangan yang diberikan pihak ketiga telah digunakan. NGO mempunyai kewajiban secara operasional, moral dan hukum untuk menjelaskan semua keputusan dan tindakan yang telah mereka ambil. Organisasi harus dapat menjelaskan bagaimana dia menggunakan sumberdayanya dan apa yang telah dia capai sebagai pertanggungjawaban kepada pemangku kepentingan dan penerima manfaat. Semua pemangku kepentingan berhak untuk mengetahui bagaimana dana dan kewenangan digunakan.
3. Transparansi (Transparency).
Organisasi harus terbuka berkenaan dengan pekerjaannya, menyediakan informasi berkaitan dengan rencana dan aktivitasnya kepada para pemangku kepentingan. Termasuk didalamnya, menyiapkan laporan keuangan yang akurat, lengkap dan tepat waktu serta dapat dengan mudah diakses oleh pemangku kepentingan dan penerima manfaat. Apabila organisasi tidak transparan, hal ini mengindikasikan ada sesuatu hal yang disembunyikan.
4. Kelangsungan Hidup (Viability).
Agar keuangan terjaga, pengeluaran organisasi di tingkat stratejik maupun operasional harus sejalan/disesuaikan dengan dana yang diterima. Kelangsungan hidup (viability) merupakan suatu ukuran tingkat keamanan dan keberlanjutan keuangan organisasi. Manager organisasi harus menyiapkan sebuah rencana keuangan yang menunjukan bagaimana organisasi dapat melaksanakan rencana stratejiknya dan memenuhi kebutuhan keuangannya.
5. Integritas (Integrity)
Dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya, individu yang terlibat harus mempunyai integritas yang baik. Selain itu, laporan dan catatan keuangan juga harus dijaga integritasnya melalui kelengkapan dan keakuratan pencatatan keuangan
6. Pengelolaan (Stewardship)
Organisasi harus dapat mengelola dengan baik dana yang telah diperoleh dan menjamin bahwa dana tersebut digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Secara praktek, organisasi dapat melakukan pengelolaan keuangan dengan baik melalui : berhati-hati dalam perencanaan stratejik, identifikasi resiko-resiko keuangan dan membuat system pengendalian dan sistem keuangan yang sesuai dengan organisasi.
7. Standar Akuntansi (Accounting Standards).
Sistem akuntansi dan keuangan yang digunakan organisasi harus sesuai dengan prinsip dan standar akuntansi yang berlaku umum. Hal ini berarti bahwa setiap akuntan di seluruh dunia dapat mengerti sistem yang digunakan organisasi
Fungsi Manajemen Keuangan
Sistem dan kebijakan keuangan dari organisasi harus konsisten dari waktu ke waktu. Ini tidak berarti bahwa sistem keuangan tidak boleh disesuaikan apabila terjadi perubahan di organisasi. Pendekatan yang tidak konsisten terhadap manajemen keuangan merupakan suatu tanda bahwa terdapat manipulasi di pengelolaan keuangan.
2. Akuntabilitas (Accountability).
Akuntabilitas adalah kewajiban moral atau hukum, yang melekat pada individu, kelompok atau organisasi untuk menjelaskan bagaimana dana, peralatan atau kewenangan yang diberikan pihak ketiga telah digunakan. NGO mempunyai kewajiban secara operasional, moral dan hukum untuk menjelaskan semua keputusan dan tindakan yang telah mereka ambil. Organisasi harus dapat menjelaskan bagaimana dia menggunakan sumberdayanya dan apa yang telah dia capai sebagai pertanggungjawaban kepada pemangku kepentingan dan penerima manfaat. Semua pemangku kepentingan berhak untuk mengetahui bagaimana dana dan kewenangan digunakan.
3. Transparansi (Transparency).
Organisasi harus terbuka berkenaan dengan pekerjaannya, menyediakan informasi berkaitan dengan rencana dan aktivitasnya kepada para pemangku kepentingan. Termasuk didalamnya, menyiapkan laporan keuangan yang akurat, lengkap dan tepat waktu serta dapat dengan mudah diakses oleh pemangku kepentingan dan penerima manfaat. Apabila organisasi tidak transparan, hal ini mengindikasikan ada sesuatu hal yang disembunyikan.
4. Kelangsungan Hidup (Viability).
Agar keuangan terjaga, pengeluaran organisasi di tingkat stratejik maupun operasional harus sejalan/disesuaikan dengan dana yang diterima. Kelangsungan hidup (viability) merupakan suatu ukuran tingkat keamanan dan keberlanjutan keuangan organisasi. Manager organisasi harus menyiapkan sebuah rencana keuangan yang menunjukan bagaimana organisasi dapat melaksanakan rencana stratejiknya dan memenuhi kebutuhan keuangannya.
5. Integritas (Integrity)
Dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya, individu yang terlibat harus mempunyai integritas yang baik. Selain itu, laporan dan catatan keuangan juga harus dijaga integritasnya melalui kelengkapan dan keakuratan pencatatan keuangan
6. Pengelolaan (Stewardship)
Organisasi harus dapat mengelola dengan baik dana yang telah diperoleh dan menjamin bahwa dana tersebut digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Secara praktek, organisasi dapat melakukan pengelolaan keuangan dengan baik melalui : berhati-hati dalam perencanaan stratejik, identifikasi resiko-resiko keuangan dan membuat system pengendalian dan sistem keuangan yang sesuai dengan organisasi.
7. Standar Akuntansi (Accounting Standards).
Sistem akuntansi dan keuangan yang digunakan organisasi harus sesuai dengan prinsip dan standar akuntansi yang berlaku umum. Hal ini berarti bahwa setiap akuntan di seluruh dunia dapat mengerti sistem yang digunakan organisasi
Keputusan manajemen keuangan :
1. Investment
decision :
Keputusan penggunaan dana atau pengalokasian
dana.
-
Jangka pendek : penggunaan dana untuk
pengoperasian perusahaan.
-
Jangka panjang : investasi dalam aktiva
tetap.
Keputusan
ini mencakup putusan tepat yang harus dilakukan dalam menetapkan kombinasi
antara investasi modal kerja maupun harta tetap perusahaan guna mengoptimalkan
penggunaan dana dan menjaga keseimbangan antara likuiditas dan rentabilitas
dalam perusahaan. Investasi jangka pendek diharapkan akan memperoleh keuntungan
yang dekat dari waktu investasi, sementara investasi jangka panjang baru dapat
dinikmati dimasa mendatang.
2. Financial
decision :
Keputusan dengan pemilikan sumber dana.
-
Melalui penrbitan saham.
-
Melalui utang saham.
-
Pengambilan
putusan didalam memilih alternatif pembiayaan yang terbaik dari berbagai
sumber-sumber dana yang tersedia. Pembiayaan aktiva harus ditinjau dari segi
jumlah, jangka waktu dana tertanam, biaya yang dikorbankan dan hasil return
yang akan diperoleh dari investasi yang tertanam.
3. Deviden
decision :
Untuk menentukan apakah dana yang diperoleh
dan dihasilkan operasi akan dibagikan kepada pemegang saham atau investasi
kembali.
Nilai perusahaan memberikan citra kemakmuran
para pemilik perusahaan, oleh karena itu perlu menentukan berapa besarnya laba
bersih yang akan dibagikan sebagai deviden sehingga kepentingan pemilik
perusahaan dapat diamankan.
Keputusan
dan Tanggung Jawab Manajer Keuangan
Manajer keuangan mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap apa yang telah dilakukannya. Ada pun keputusan keuangan yang menjadi tanggung jawab manajer keuangan dikelompokkan ke dalam tiga (3) jenis:
- Mengambil keputusan investasi (investment decision), Menyangkut masalah pemilihan investasi yang diinginkan dari sekolompok kesempatan yang ada, memilih satu atau lebih alternatif investasi yang dinilai paling menguntungkan.
- Mengambil keputusan pembelanjaan (financing decision), Menyangkut masalah pemilihan berbagai bentuk sumber dana yang tersedia untuk melakukan investasi, memilih satu atau lebih alternatif pembelanjaan yang menimbulkan biaya paling murah.
- Mengambil keputusan dividen (dividend decision) atau dividen policy, Menyangkut masalah penentuan besarnya persentase dari laba yang akan dibayarkan sebagai dividen tunai kepada para pemegang saham, stabilitas pembayaran dividen, pembagian saham dividen dan pembelian kembali saham-saham.
Keputusan-keputusan tersebut harus diambil dalam kerangka tujuan yang seharusnya dipergunakan oleh perusahaan yaitu memaksimumkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan adalah harga yang terbentuk seandainya perusahaan dijual. Apabila perusahaan “go public” maka nilai perusahaan ini akan dicerminkan oleh harga saham perusahaan tersebut. Dengan meningkatnya nilai perusahaan, maka pemilik perusahaan menjadi lebih makmur sehingga mereka menjadi lebih senang.
Aktivitas perusahaan ditinjau dari sudut manajemen keuangan menjadi tugas manajer keuangan. Tugasnya antara lain adalah sebagai berikut :
- Perolehan dana dengan biaya murah.
- Penggunaan dana efektif dan efisien
- Analisis laporan keuangan
- Analisis lingkungan Internal dan eksternal yang berhubungan dengan keputusan rutin dan khusus.
Kedudukan Manajer Keuangan
Dalam
Struktur Organisasi Perusahaan
Di dalam perusahaan yang besar bidang keuangan
dipimpin oleh seorang manajer keuangan (chief financial manager). Manajer keuangan
atau sering disebut direksi keuangan melaporkan secara langsung kepada direktur
keuangan atau presiden direktur.
Sedangkan di dalam departemen keuangan dalam
suatu perusahaan dibagi lagi ke dalam beberapa bagian/divisi yang dipunyai oleh
seorang kepada divisi meliputi:
Divisi anggaran, bertanggung jawab untuk
mempersiapkan dan memperbaiki bugdet operasi (operating bugdet)
Divisi penganggaran modal (capital budgeting)
yang bertanggung jawab untuk mempersiapkan analisis pengeluaran modal
Divisi perencanaan keuangan, yang bertanggung
jawab untuk mengambil alternatif pemenuhan kebutuhan dana jangka panjang
Divisi perencanaan keuangan jangka pendek,
yang bertanggung jawab terhadap pemenuhan kebutuhan dana jangka pendek, serta
investasi jangka pendek pada surat berharga (marketable securities)
Divisi kredit, bertanggung jawab untuk
menentukan kredit yang akan diberikan kepada langganan, disamping itu divisi
ini juga bertanggung jawab dalam negoisasi dengan kreditor (lembaga keuangan
Bank dan bukan Bank)
Divisi hubungaan masyarakat (human relation),
bertanggung jawab terhadap pembentukan image/komunikasi antara perusahaan,
pemegang saham, para investor dan masyarakat keuangan secara umum.
Berikut
ini penjelasan singkat tentang fungsi-fungsi yang ada didalam manajemen
keuangan :
- Perencanaan Keuangan, membuat rencana pemasukan dan pengeluaraan serta kegiatan-kegiatan lainnya untuk periode tertentu.
- Penganggaran Keuangan, tindak lanjut dari perencanaan keuangan dengan membuat detail pengeluaran dan pemasukan.
- Pengelolaan Keuangan, menggunakan dana perusahaan untuk memaksimalkan dana yang ada dengan berbagai cara.
- Pencarian Keuangan, mencari dan mengeksploitasi sumber dana yang ada untuk operasional kegiatan perusahaan.
- Penyimpanan Keuangan, mengumpulkan dana perusahaan serta menyimpan dan mengamankan dana tersebut.
- Pengendalian Keuangan, melakukan evaluasi serta perbaikan atas keuangan dan sistem keuangan pada perusahaan.
- Pemeriksaan Keuangan, melakukan audit internal atas keuangan perusahaan yang ada agar tidak terjadi penyimpangan.
- Pelaporan keuangan, penyediaan informasi tentang kondisi keuangan perusahaan sekaligus sebagai bahan evaluasi
Manajemen Keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan
untuk memperoleh sumber modal yang semurah-murahnya dan menggunakannya
se-efektif, se-efisien, seproduktif mungkin untuk menghasilkan laba.
Manajemen keuangan dapat didefinisikan dari tugas dan tanggung jawab
manajer keuangan. Meskipun tugas dan tanggung jawabnya berlainan di setiap
perusahaan, tugas pokok manajemen keuangan antara lain meliputi : keputusan
tentang investasi, pembiayaan kegiatan usaha dan pembagian dividen suatu
perusahaan (Weston dan Copeland, 1992: 2)
Manajemen Keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan, penganggaran,
pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana yang
dimiliki oleh organisasi atau perusahaan.
Bila
dikaitkan dengan tujuan ini, maka fungsi manajer keuangan meliputi hal-hal
sebagai berikut :
1.
Melakukan pengawasan atas biaya
2.
Menetapkan kebijaksanaan harga
3.
Meramalkan laba yang akan datang
4.
Mengukur atau menjajaki biaya modal
kerja
Manajer
Keuangan merupakan seseorang yang mempunyai hak dalam mengambil suatu keputusan
yang sangat penting dalam suatu bidang investasi
dan pembelanjaan perusahaan. Manajer keuangan juga bertanggung jawab dalam
bidang keuangan pada suatu perusahaan, dengan tugas dan fungsi tersebut maka
manager keuangan juga berkewajiban untuk :
1. Menganalisa
dan merencanakan pembelanjaan perusahaan.
2. Mengelola
penanaman modal dalam aktiva.
3. Mengatur
struktur financial dan struktur modal.
Manajemen keuangan dapat didefinisikan dari tugas dan tanggung jawab
manajer keuangan. Tugas pokok manajemen keuangan antara lain meliputi keputusan
tentang investasi, pembiayaan kegiatan usaha dan pembagian deviden suatu
perusahaan, dengan demikian tugas manajer keuangan adalah merencanakan untuk
memaksimumkan nilai perusahaan.
Kegiatan penting lain yang harus dilakukan manajer keuangan menyangkut
empat (4) aspek yaitu:
Pertama, yaitu dalam perencanaan dan peramalan, dimana manajer
keuangan harus bekerja sama dengan para manajer lain yang ikut bertanggung
jawab atas perencanaan umum perusahaan.
Kedua, manajer keuangan harus memusatkan perhatian pada berbagai
keputusan investasi dan pembiayaan, serta segala hal yang berkaitan dengannya.
Ketiga, manajer keuangan harus bekerja sama dengan para manajer lain
di perusahaan agar perusahaan dapat beroperasi seefisien mungkin
Keempat, menyangkut penggunaan pasar uang dan pasar modal, manajer
keuangan menghubungkan perusahaan dengan pasar keuangan, di mana dana dapat
diperoleh dan surat berharga perusahaan dapat diperdagangkan.
Dari ke empat aspek tersebut dapat disimpulkan bahwa tugas pokok
manajer keuangan berkaitan dengan keputusan investasi dan pembiayaannya. Dalam
menjalankan fungsinya, tugas manajer keuangan berkaitan langsung dengan
keputusan pokok perusahaan dan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Manajer
Keuangan merupakan seseorang yang mempunyai hak dalam mengambil suatu keputusan
yang sangat penting dalam suatu bidang investasi
dan pembelanjaan perusahaan. Manajer keuangan juga bertanggung jawab dalam
bidang keuangan pada suatu perusahaan.
Aktivitas manajemen Keuangan :
Manajemen
keuangan berhubungan dengan 3 aktivitas :
- Aktivitas penggunaan dana, yaitu aktivitas untuk menginvestasikan dana pada berbagai aktiva.
- Aktivitas perolehan dana, yaitu aktivitas untuk mendapatkan sumber dana, baik dari sumber dana internal maupun sumber dana eksternal perusahaan.
- Aktivitas pengelolaan aktiva, yaitu setelah dana diperoleh dan dialokasikan dalam bentuk aktiva, dana harus dikelola seefisien mungkin.
Manajer
keuangan dalam suatu perusahaan harus mengetahui bagaimana mengelola segala
unsur keuangan, hal ini wajib dilakukan karena keuangan merupakan salah satu
fungsi penting dalam mencapai tujuan perusahaan.
Manajer keuangan
harus mampu mengetahui segala aktivitas manajemen keuangan, khususnya
penganalisisan sumber dana dan penggunaan-nya untuk merealisasikan keuntungan
maksimum bagi perusahaan. Seorang manajer keuangan harus memahami arus
peredaran uang baik eksternal maupun internal.
Aktivitas Manajemen keuangan meliputi :
1. Konsep Modal
Sebelum membahas lebih jauh tentang aktivitas
dalam manajemen keuangan, perlu dipahami terlebih dahulu mengenai Konsep Modal.
Dalam ilmu ekonomi, istilah “capital” (modal)
merupakan konsep yang pengertiannya berbeda-beda, tergantung dari konteks
penggunaannya dan aliran pemikiran (school of thought) yang dianut. Secara
historis konsep modal juga mengalami perubahan/perkembangan (lihat Snavely,
dalam Encyclopedia Americana 1980:595):
Dalam abad ke-16 dan 17 istilah “capital”
dipergunakan untuk menunjuk kepada, atau (a) stok uang yang akan dipakai untuk
membeli komoditi fisik yang kemudian dijual guna memperoleh keuntungan, atau
(b) stok komoditi itu sendiri. Pada waktu itu istilah “stock” dan istilah
“capital” sering dipakai secara sinonim. Perusahaan dagang Inggris yang
didirikan dalam masa itu atas dasar saham misalnya, dikenal sebagai “Join Stock
Companies” atau “Capital Stock Companies”.
Adam Smith dalam the Wealth of Nation (1776),
juga menggunakan istilah “capital” dan “circulating capital”. Pembedaan ini
didasarkan atas kriteria sejauh mana suatu unsur modal itu terkonsumsi dalam
jangka waktu tertentu (misal satu tahun). Jika suatu unsur modal itu dalam
jangka waktu tertentu hanya terkonsumsi sebagian sehingga hanya sebagian
(kecil) nilainya menjadi susut, maka unsur itu disebut “fixed capital” (misal
mesin, bangunan, dan sebagainya). Tetapi jika unsur modal terkonsumsi secara
total, maka ia disebut “circulating capital” (misal tenaga kerja, bahan mentah
dan sarana produksi). Pembedaan semacam ini (yang juga masih umum dipergunakan
sampai sekarang), mendapat kritik dari Marx (lihat Bottomore 1983:60—63).
John Stuart Mill dalam Principle of Political
Economy (1848) menggunakan istilah “capital” dengan arti: (1) barang fisik yang
dipergunakan untuk menghasilkan barang lain, dan (2) suatu dana yang tersedia
untuk mengupah buruh.
Pada akhir abad ke-19, modal dalam arti barang
fisik yang dipergunakan untuk menghasilkan barang lain, dipandang sebagai salah
satu di antara empat faktor utama produksi (tiga lainnya adalah tanah, tenaga
kerja dan organisasi atau managemen). Para ahli ekonomi neo-klasik pun
menggunakan pandangan ini (misalnya Alfred Marshall dalam Principles of
Economies 1890).
Sekarang, “modal” sebagai suatu konsep ekonomi
dipergunakan dalam konteks yang berbeda-beda. Dalam rumusan yang sederhana,
misalnya Mubyarto memberikan definisi: “modal” adalah barang atau uang, yang
bersama-sama faktor produksi tanah dan tenaga kerja menghasilkan barang-barang
baru” (1973:94). Dalam artian yang lebih luas, dan dalam tradisi pandangan
ekonomi non-Marxian pada umumnya, “modal” mengacu kepada “asset” yang dimiliki
seseorang sebagai kekayaan (wealth) yang tidak segera dikonsumsi melainkan,
atau disimpan (“saving” adalah “potential capital”), atau dipakai untuk
menghasilkan barang/jasa baru (investasi). Dengan demikian, modal dapat
berwujud barang dan uang. Tetapi, tidak setiap jumlah uang dapat disebut modal.
Sejumlah uang itu menjadi modal kalau ia ditanam atau diinvestasikan untuk
menjamin adanya suatu “kembalian” (rate of return). Dalam arti ini modal juga
mengacu kepada investasi itu sendiri yang dapat berupa alat-alat finansial
seperti deposito, stok barang, ataupun surat saham yang mencerminkan hak atas
sarana produksi, atau dapat pula berupa sarana produksi fisik. Kembalian itu
dapat berupa pembayaran bunga, ataupun klaim atas suatu keuntungan. Modal yang
berupa barang (capital goods), mencakup “durable (fixed) capital” dalam bentuk
bangunan pabrik, mesin-mesin, peralatan transportasi, kemudahan distribusi, dan
barang-barang lainnya yang dipergunakan untuk memproduksi barang/jasa baru; dan
“no-durable” (circulating) capital, dalam bentuk barang jadi ataupun setengah
jadi yang berada dalam proses untuk diolah menjadi barang jadi. Terdapat pula
adanya penggunaan istilah “capital” untuk mengacu kepada arti yang lebih
khusus, misalnya “social capital” dan “human capital”. Istilah yang pertama
mengacu kepada jenis modal yang tersedia bagi kepentingan umum, seperti rumah
sakit, gedung sekolahan, jalan raya dan sebagainya; sedangkan istilah yang
kedua mengacu kepada faktor manusia produtif yang secara inherent tercakup
faktor kecakapan dan keterampilan manusia. Menyelenggarakan pendidikan
misalnya, disebut sebagai suatu investasi dalam “human capital” (Schultz 1961,
menurut Mubyarto 1973:98).
Para ahli ekonomi non-Marxian—apapun mazhab
yang dianutnya—pada umumnya mengikuti pengerian-pengertian di atas, sedangkan
Marx menggunakan istilah “capital” untuk mengacu kepada konsep yang sama sekali
lain. “Modal” bukanlah barang, melaikan hubungan (produksi) sosial yang
menampakkan diri sebagai barang. Memang, berbicara tentang modal berarti
berbicara tentang “bagaimana membuat uang”, tetapi asset yang “membuat” uang
itu mewadahi hubungan khusus antara si pemilik dengan yang bukan pemilik
sedemikian rupa sehingga bukan saja bahwa uang “dibuat”, tetapi juga bahwa hubungan-hubungan
pemilikan pribadi yang melahirkan proses tersebut secara terus-menerus
terlestarikan (Bottmore 1983:60).
Dengan demikian, “capital” adalah suatu konsep
abstrak yang manifestasinya dapat berupa barang atau uang. Karena itu, ia
merupakan kategori yang kompleks, yang tidak cukup diterangkan hanya dengan
satu definisi. Konseptualisasi Marx mengenai “capital” barangkali dapat
dijabarkan secara sederhana dalam enam butir pokok berikut ini (Bottomore
1983:60—63):
Pertama, transformasi uang menjadi modal
berjalan melalui proses tertentu, terdiri dari dua rangkaian transaksi dalam
suasana sirkulasi, yaitu: (1) menjual komoditas (K) dan uang yang diterima (U)
dipakai untuk membeli komoditas lain; dan (2) membeli komoditas untuk kemudian
dijual lagi (Secara bagan: K-U-K; dan U-K-U).
Kedua, dalam rangkaian transaksi itu faktor
“nilai” menjadi penting, sebab terutama dalam U-K-U, transaksi itu hanya
bermakna jika jumlah uang pada titik akhir menjadi lebih besar daripada jumlah
asal (kalau tidak, ya bagaimana keuntungan dapat diperoleh). Kalau pertukaran
itu merupakan pertukaran nilai yang setara, bagaimana tambahan uang bisa
diperoleh? Sebaliknya, kalau tidak setara, berarti nilai itu sendiri tidak
tercipta. Marx menjawab persoalan ini dengan menerapkan “nilai-guna”. Nilai
guna mempunyai sifat “menciptakan” nilai tambahan atau “nilai-lebih”. Komoditas
yang mempunyai nilai-guna seperti itu adalah tenaga kerja.
Ketiga, jalur K-U-K, secara tipikal mengacu
kepada transaksi pengupahan tenaga kerja. Buruh menjual tenaganya untuk
memperoleh sejumlah uang (berupa upah) yang pada gilirannya dipakai untuk
membeli barang lain (pangan dan lain-lain kebutuhan) yang diperlukan untuk
dapay me-“reproduksi” tenaganya. Karena itu dalam transaksi ini, uang sama
sekali tidak bertindak sebagai modal (Bandingkan dengan Mill di atas). Namun,
jika dilihat dari arah transaksi yang terbalik, yaitu dari si penguah, dan
“nilai” dimasukan, maka uang di sin dapay disebut sebagai unsur modal yang oleh
Marx disebut dengan istilah variable capital (VC) (lihat poin enam di
belakang). Tetapi VC dilihat dari si pengupah.
Keempat, sebaliknya, jalur U-K-U meupakan
transaksi yang mencakup pembelian sarana produksi yang kemudian diolah menjadi
produk yang kmudian dijual untuk memperoleh uang lebih banyak. Jadi, berbeda
dengan upah yang dibelanjakan untuk membeli barang yang dikonsumsi dan kemudian
lenyap sama sekali, dalam jalur U-K-U ini uang hanya merupakan “advance” untuk
kemudian muncul kembali dalam jumlah yang lebih banyak. Disinilah uang ditranformasikan
menjadi capital dalam suatu proses historis ketika tenaga kerja menjadi
komodits—di sini terkait dengan konsep freedom makna ganda).
Kelima, dengan demikian, modal dalam konsep
Marx adalah “nilai yang membengkak sendiri” (self expanding value) atau “nilai
dalam gerak” (value in motion).
Keenam, ada sepasang konsep lagi dari Marx
yang sering dikacaukan penggunaannya dengan konsep fixed dan circulating
capital dari ekonomi non-Marxian, yaitu apa yang disebut constant capital (CC)
dan variable capital (VC). Kedua pasangan itu sama sekali berbeda maknanya. CC
adalah bagian dari modal yang dikeluarkan (advance) untuk diubah menjadi sarana
produksi yang dalam proses produksi tidak mengalami perubahan nilai. Artinya,
“nilai” sarana produksi itu disimpan dalam “nilai” produk yang dihasilkan,
suatu proses pengalihan “nilai” melalui proses kerja. Proses produksi adalah
transformasi “nilai-guna”. Nilai-guna dari barang (sarana produksi) yang
diolah, dikonsumsi. Tetapi “nilai” barang itu sendiri dialihkan ke dalam produk
baru. Demikian tentang CC. VC adalah bagian dari modal yang dikeluarkan untuk
diubah menjadi tenaga kerja yang dalam proses produksi kegiatannya menuju
kepada dua arah, yaitu produksi nilai setaranya sendiri, dan di lain pihak
menghasilkan “nilai-tambah”, yang besarnya bragam menurut keadaan.
Dengan demikian, dalam konsep Marx,
unsur-unsur modal itu dapat dibedakan menurut dua macam kriteria. Pertama, dari
kriteria proses kerja, ada faktor obyektif yaitu sarana produksi, dan ada
faktor subyektif yaitu tenaga kerja. Kedua, dilihat dari segi penetapan nilai
(valorization), ada constant capital dan ada variable capital.
Sehingga disimpulkan bahwa Modal adalah
hutang/kewajiban yang harus dibayar oleh perusahaan kepada pemilik dan Hutang
adalah kewajiban yang harus dibayar kepada pihak lain sehingga Harta = utang +
modal dan Hak = kewajiban
2. Konsep Keuangan.
a. AKTIVITAS PEMBIAYAAN ( Financing Activity )
Aktivitas pembiayaan ialah kegiatan pemilik
dan manajemen perusahaan untuk mencari sumber modal ( sumber eksternal dan
internal ) untuk membiayai kegiatan bisnis.
a.1. Sumber eksternal
Modal Pemilik atau modal sendiri (Owner
Capital atau Owner Equity). Atau modal saham (Capital Stock ) yang terdiri dari
: Saham Istimewa (Preferred Stock) dan Saham Biasa (Common Stock).
Utang (Debt), Utang Jangka Pendek (Short-term
Debt) dan Utang Jangka Panjang (Long-term Debt).
Lain-lain, misalnya hibah.
a.2. Sumber Internal :
Laba Ditahan (Retained Earning)
Penyusutan, amortisasi, dan Deplesi (
Depreciation, Amortization, dan Deplention)
Lain-lain, misalnya penjualan harta tetap yang
tidak produktif.
3. Aktivitas
Investasi (Investment activity)
aktivitas investasi adalah kegiatan penggunaan
dana berdasarkan pemikiran hasil yang sebesar-besarnya dan resiko yang
sekecil-kecilnya. Aktivitas itu meliputi :
Modal Kerja (working Capital) atau harta
lancar (Current Assets)
Harta Keuangan (Finanncial assets) yang
terdiri : investasi pada saham (stock) dan Obligasi (Bond)
Harta Tetap (real Assets) yang terdiri dari :
Tanah,gedung, Peralatan.
Harta Tidak Berwujud (intangible assets)
terdiri dari : Hak Paten, Hak Pengelolaan Hutan, Hak Pengelolaan Tambang,
Goodwill.
4. Aktivitas
Bisnis (Business Activity)
Aktivitas bisnis adalah kegiatan untuk mencari
laba melalui efektivitas penjualan barang atau jasa efisiensi biaya yang akan
mengahsilkan laba. Aktivitas itu dapat dilihat dari laporan Laba-Rugi, yang
terdiri dari unsur :
1. Pendapatan (sales atau Revenue)
2. Beban ( Expenses)
3. Laba-Rugi ( Profit-Loss)
NILAI WAKTU DARI UANG
Nilai
waktu dari uang atau Time value of money merupakan suatu
pembahasan mengenai nilai masa mendatang (future value) dan nilai sekarang (present
value), Nilai waktu dari uang merupakan suatu pertimbangan yang
kritikal dalam pengambilan keputusan keuangan dan investasi. Orang akan lebih
senang menerima uang dengan nilai yang sama pada saat sekarang dari pada dimasa
yang akan datang, dikarenakan uang yang diterima sekarang akan diinvestasikan
untuk suatu tingkat keuntungan sehingga nilai uang yang diterima sekarang akan
menjadi lebih besar dalam sisi jumlahnya atau dengan kesimpulan uang memiliki nilai waktu.
Nilai
waktu dari uang dapat dihitung dengan konsep :
A.
Nilai
waktu sekarang (Present Value/PV).
Uang yang akan diterima dimasa mendatang
(future value) tergantung investasi pada hari ini (present value)
Jika anda menginginkan uang Rp. 1 Juta pada
tahun depan dengan tingkat suku bunga 10 % pa, artinya kita harus investasi
sekarang sebesar :
Fn
PV
= ------------
(1 + i)n
Dengan Keterangan : PV = Nilai dalam rupiah
sekarang
Fn
= Nilai pada akhir priode “n”
n
= Priode
I = Tingkat bunga (discount rate)
1.000.000
PV = = Rp. 909.100,-
(1 + 0,1)1
Jika anda harus membayar utang sebesar 10
Juta pada waktu 5 tahun yang akan datang dengan asumsi opportunity cost atau
tingkat keuntungan investasi pada tabungan 10 % dengan suku bunga tetap.
Present value yang dikeluarkan sekarang adalah :
FV
PV
=
------------
(1 +
i)n
Dengan Keterangan : PV = Nilai dalam rupiah
sekarang
FV
= Nilai pada akhir priode “n”
n
= Priode
I = Tingkat bunga (discount rate)
1.000.000
PV = = Rp. 6.209.250,-
(1 + 0,1)5
B.
Nilai Waktu yang akan datang (Future
Value/FV).
Uang yang diinvestasikan hari ini (present
value) akan berkembang menjadi sejumlah uang yang akan diterima dimasa
mendatang (future value), karena uang mengalami proses bunga berbunga atau
disebut dengan bunga majemuk.
Jika anda menginvestasikan uang Rp. 1 Juta
sekarang dengan tingkat suku bunga 10 %, maka nilai uang anda pada tahun depan
dan 4 tahun yang akan dating adalah :
FV =
PV (1 + i)n
Nilai uang tahun depan :
FV = 1.000.000
(1 + 0,1)1 = Rp. 1.100.000,-
Nilai uang 4 tahun kedepan :
FV = 1.000.000
(1 + 0,1)4 = Rp. 1.464.100,-
PENDANAAN JANGKA PENDEK
Perencanaan keuangan jangka pendek merupakan kegiatan
untuk menyakinkan bahwa perusahaan dapat menjaga likuiditas atau kemampuan
perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban tunai yang telah jatuh tempo seperti
gaji karyawan, tagihan supplier dsb.
1. Modal Kerja :
Modal
adalah dana yang digunakan untuk membiayai pengadaan aktiva dan operasi
perusahaan. Modal terdiri dari item-item yang ada disisi kanan suatu neraca,
yaitu utang, saham dan laba ditahan.
Modal
kerja adalah modal yang digunakan oleh perusahaan sebagai biaya operasi
perusahaan yang perputaran kasnya kurang dari satu tahun melalui hasil
penjualan produksi. Modal kerja mencakup aktiva lancar dan kewajiban lancar
dalam jangka pendek. Modal kerja bersih merupakan selisih antara aktiva lancar
dan kewajiban lancar dalam perusahaan. Jika jumlah aktiva lancar perusahaan
sebesar 10 Juta sementara jumlah utang lancar sebesar 6 Juta maka modal kerja
bersih sebesar 4 Juta.
Konsep
modal kerja :
1. Konsep
kuantitatif (modal kerja bruto) : merupakan jumlah keseluruhan aktiva lancar.
2. Konsep
kualitatif (modal kerja netto) : merupakan kelebihan aktiva lancar atas hutang
lancar.
3. Konsep
fungsional : merupakan fungsi aktiva pada dana dalam menghasilkan pendapatan.
Potensial working capital adalah dana yang
nantinya dapat diuangkan dengan mudah.
Jenis
modal kerja :
1. Modal
kerja permanen (permanen working capital) : adalah modal kerja yang harus terus
ada pada perusahaan untuk dapat terus menjalankan fungsinya.
Modal kerja permanen dibedakan menjadi:
a. Modal
kerja primer :
modal kerja minimum yang harus ada pada
perusahaan untuk menjamin kontinuitas perusahaan.
b. Modal
kerja normal :
modal kerja yang diperlukan untuk
menyelenggarakan tugas produksi.
2. Modal
kerja variable :
modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah
sesuai dengan perubahan keadaan.
Modal kerja variabel dibedakan menjadi :
1. Modal
kerja musiman : modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah yang disebabkan
fluktuasi musim.
2. Modal
kerja siklis : modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena fluktuasi
konjungtur.
3. Modal
kerja darurat : modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena keadaan darurat
yang tidak diketahui sebelumnya.
Penentuan
besarnya kebutuhan modal kerja tergantung pada besar kecilnya :
1. Periode
perputaran/periode terikatnya modal kerja : merupakan keseluruhan atau jumlah
dari periode yang meliputi jangka waktu pemberian kredit, pembelian,
penyimpanan bahan baku dan jangka waktu penerimaan piutang.
2. Pengeluaran
kas rata-rata tiap hari : merupakan pengeluaran kas rata-rata setiap harinya
untuk keperluan pembelian bahan mentah, bahkan pembantu, membayar upah dan
biaya lain.
Struktur
modal adalah perbandingan antara modal asing dengan modal sendiri.
Struktur
Modal Optimal adalah struktur modal yang dapat meminimumkan biaya modal
rata-rata.
Likuiditas
adalah kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansilnya yang
segera harus dibayar (hutang jangka pendek).
Solvabilitas
adalah kemampuan perusahaan untuk membayar semua hutangnya, baik hutang jangka
pendek maupun hutang jangka panjang.
Rentabilitas
dalah mengukur kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba yang efektif.
Rentabilitas
ekonomi adalah membandingkan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal
asing.
Cara
mempertinggi rentabilitas :
1. Memperbesar
profit margin :
·
Menambah biaya operasi sampai tingkat
tertentu dengan mendapatkan tambahan penjualan sebesar-besarnya.
· Mengurangi penghasilan dari penjualan sampai
tingkat tertentu dengan mengurangi biaya operasi sebesar-besarnya.
2. Memperbesar
Turn Over of Assets :
·
Menambah modal usaha sampai tingkat tertentu
dengan tambahan penjualan yang sebesar-besarnya.
·
Mengurangi penjualan sampai tingkat tertentu
dengan mengurangi modal usaha sebesar-besarnya.
Rentabilitas
modal sendiri adalah kemampuan perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja
untuk menghasilkan keuntungan.
Standar
Kredit dalam Manajemen Piutang (Penilaian
resiko kredit) yang dikenal dengan (5C) :
1. Character
(kemampuan nasabah dalam memenuhi kewajiban dimasa lalu)
2. Capacity
(kemampuan konsumen untuk membayar utang tepat waktu)
3. Capital
(kemampuan konsumen dalam menyediakan modal sendiri)
4. Collateral
(jaminan untuk mendukung kredit yang diberikan)
5. Condition
(dampak kondisi ekonomi secara umum terhadap kemampuan konsumen dalam memenuhi
kewajibannya).
Faktor-faktor
yang mempengaruhi besarnya persedian kas minimal :
1. Perimbangan
antara kas masuk dengan kas keluar.
2. Penyimpangan
atas aliran kas yang diperkirakan.
3. Adanya
hubungan baik dengan bank
Budget
kas adalah estimasi terhadap posisi kas untuk suatu periode tertentu yang akan
datang.
Tujuan
penyusunan budget kas adalah untuk mengetahui :
1. Posisi
kas sebagai hasil rencana perusahaan.
2. Kemungkinan
adanya surplus/defisit karena operasi perusahaan.
3. Besarnya
dana serta kapan saat dana dibutuhkan untuk menutup defisit kas.
4. Saat
kapan kredit harus kembali.
Capital
budgeting adalah proses perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai
pengeluaran dana, dimana jangka kembalinya melebihi satu tahun.
Arti
penting capital budgeting :
1. Dana
yang dikeluarkan terikat untuk jangka waktu panjang.
2. Investasi
dalam aktiva tetap menyangkut harapan terhadap hasil penjualan dimasa yang akan
datang.
3. Pengeluaran
dana tersebut meliputi jumlah besar.
4. Kesalahan
dalam pengambilan keputusan tentang pengeluaran modal tersebut mempunyai akibat
panjang dan berat.
Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Struktur Modal :
1. Tingkat
bunga
2. Stabilitas
pendapatan
3. Susunan
aktiva
4. Kadar
resiko dari aktiva
5. Besarnya
modal yang dibutuhkan
6. Keadaan
pasar modal
7. Sifat
manajemen
8. Besar
dan luasnya perusahaan
Sumber Penawaran Modal Menurut Asalnya :
1.
Sumber intern : adalah modal yang dibentuk
atau dihasilkan dalam perusahaan, seperti laba yang ditahan dan akumulasi
penyusutan.
2.
Sumber eksteren : adalah modal yang berasal
dari kreditur, pemilik dan stakeholder lain. Dari kreditur disebut modal asing
dan dari pemilik disebut modal sendiri.
Sumber-Sumber Dana Eksteren :
1.
Supplier : adalah penjualan kredit dengan
jangka waktu pembayaran kurang dari satu tahun.
2.
Bank : adalah lembaga yang memberikan
kredit.
Analisis Sumber Dana
dan Penggunaannya
Analisis sumber dana atau analisis dana merupakan hal yang
sangat penting bagi manajer keuangan. Analisis ini bermanfaat untuk mengetahui
bagaimana dana digunakan dan asal perolehan dana tersebut. Suatu laporan yang
menggambarkan asal sumber dana dan penggunaan dana. Alat analisis yang bisa
digunakan untuk mengetahui kondisi dan prestasi keuangan perusahaan adalah
analisis rasio dan proporsional.
Langkah pertama dalam analisis sumber dan penggunaan dana
adalah laporan perubahan yang disusun atas dasar dua neraca untuk dua waktu.
Laporan tersebut menggambarkan perubahan dari masing-masing elemen tersebut
yang mencerminkan adanya sumber atau penggunaan dana.
Pada umumnya rasio keuangan yang dihitung bisa dikelompokkan
menjadi enam jenis yaitu :
- Rasio Likuiditas, rasio ini untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendeknya.
- Rasio Leverage, rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa banyak dana yang di-supply oleh pemilik perusahaan dalam proporsinya dengan dana yang diperoleh dari kreditur perusahaan.
- Rasio Aktivitas, rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas manajemen dalam menggunakan sumber dayanya. Semua rasio aktifitas melibatkan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada berbagai jenis harta.
- Rasio Profitabilitas, rasio ini digunakan untuk mengukur efektifitas manajemen yang dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap penjualan dan investasi perusahaan.
- Rasio Pertumbuhan, rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa baik perusahaan mempertahankan posisi ekonominya pertumbuhan ekonomi dan industri.
- Rasio Penilaian, rasio ini merupakan ukuran prestasi perusahaan yang paling lengkap oleh karena rasio tersebut mencemirkan kombinasi pengaruh dari rasio risiko dengan rasio hasil pengembalian.
Penilaian Penggunaan Kredit Oleh Bank (3R) :
1.
Return : adalah menunjukkan hasil yang
diharapkan dapat diperoleh dari penggunaan kredit.
2. Repayment capacity : adalah menilai
kemampuan perusahaan pemohon kredit untuk membayar kembali pinjaman pada saat
harus dilunasi.
3. Risk Bearing Ability : adalah menilai apakah
perusahaan pemohon kredit cukup mampu menanggung resiko kegagalan dalam
penggunaan kredit.
Pasar Modal
Pasar modal adalah
pertemuan dua kelompok yang saling mengisi yaitu calon investor dan para
pengusaha yang membutuhkan dana jangka panjang.
Fungsi Pasar Modal : adalah
mengalokasikan secara efisien arus dana dari unit ekonomi yang mempunyai Surplus
kepada unit yang mempunyai deficit tabungan.
Modal Asing : adalah modal
yang berasal dari luar perusahaan merupakan utang yang suatu saat dibayar
kembali.
Jenis-Jenis Modal Asing :
1.
Hutang jangka pendek : adalah hutang yang
jangka waktunya paling lama satu tahun.
i. Kredit
rekening Koran
ii. Kredit
dari pinjaman
iii. Kredit
dari pembelian
iv. Kredit
wesel.
2.
Hutang jangka menengah : adalah utang yang
jangka waktunya lebih dari satu tahun dan kurang dari 10 tahun :
i. Term
loan
ii. Leasing
3.
Hutang jangka panjang : adalah utang yang
umumnya berjangka waktu sekitar 10 tahun yang digunakan untuk membiayai
perluasan, modernisasi perusahaan yang memerlukan modal besar.
Jenis-Jenis Hutang Jangka
Panjang :
1.
Pinjaman obligasi
2.
Pinjaman hipotik
Pertimbangan Jangka Waktu
Obligasi :
1.
Jangka waktu pinjaman disesuaikan dengan
waktu penggunaanya dalam perusahaan.
2.
Jumlah angsuran sesuai dengan jumlah
penyusutan dari aktiva tetap yang dibiayai.
Pelunasan Obligasi Dapat
Diambil Dari :
1.
Penyusutan aktiva tetap yang dibiayai.
Jenis-jenis
obligasi :
a. Obligasi
biasa
b. Obligasi
pendapatan
c. Obligasi
yang dapat ditukarkan
2.
Cadangan
a. Cadangan
modal sendiri
-
Cadangan ekspansi
-
Cadangan modal kerja
-
Cadangan selisih kurs
-
Cadangan hal tak terduga
b. Cadangan
modal asing
-
Cadangan depresiasi
-
Cadangan piutang ragu-ragu
-
Cadangan yang bersifat piutang
-
3.
Laba yang ditahan
ANGGARAN MODAL
Anggaran
modal digunakan untuk investasi terhadap suatu perusahaan. Metode penilaian
investasi dapat dipergunakan sebagai dasar untuk menerima atau menolak suatu
usulan proyek. Ada beberapa metode yang lazim digunakan dalam memilih investasi
yaitu :
Pengertian Modal
Istilah "modal" biasa diartikan bermacam-macam, istilah modal dalam
pembelanjaan perusahaan dapat dibedakan menjadi 2, yaitu : modal aktif dan
modal pasif. Modal aktif merupakan kekayaan atau penggunaan dana, sedangkan
modal pasif merupakan sumber dana.
1. Methode Payback Period.
Methode
ini menganalisis waktu suatu investasi yang akan kembali. Untuk itu perlu
dihitung cash in flow yang diperoleh pada tiap-tiap tahun dari proyek tersebut.
Pihak manajemen akan memperhatikan lamanya suatu investasi akan kembali dengan
asumsi nilai uang tetap sama pada setiap periode, oleh karena itu methode ini
tidak mempertimbangkan time value of money.
Ilustrasi :
PT.
Aku Bisa akan melakukan investasi senilai Rp. 5 Milyar dengan jalan membeli
mesin baru untuk pabrik, umur ekonomis diperkirakan 5 tahun dengan nilai sisa
Rp. 500 Juta. Laba bersih sebelu pajak dan bunga (EBIT) selama 5 tahun
diasumsikan tetap sebesar Rp. 1,5 Milyar, pajak 25% Beban Non Cas (NCOE) Rp.
875 Juta.
CIF
(cash in flow) / Aliran Kas masuk pertahun =
CIF
= EBIT (1 – TAX) + NCOE
CIF
= 1,5 Milyar (1 – 0,25) + 875 Juta = 2 Milyar
Payback
Period = 5 Milyar : 2 Milyar = 2,5 Milyar
2. Methode Net Present Value (NPV)
Methode
ini membandingkan present value (nilai uang sekarang) dengan CIF/cash in flow (aliran
kas masuk) yang diperoleh dengan cash out flow (pengeluaran kas yang
diperlukan dalam rangka pengadaan/pembelian asset) yang dikorbankan dalam
rangka investasi jangka panjang.
NPV
adalah putusan menerima atau menolak usulan suatu investasi yang didasaran pada
criteria :
a.
Diterima/Layak/Feasible
jika NPV > 0 atau positif
b.
Ditolak/Tidak
Layak/Unfeasible jika NPV < 0 atau negative
CIF1 CIF2
CIF3 CIFn Vn
NPV
= - C + + + + --------- +
+
(1+k)1
(1+k)2 (1+k)3 (1+k)n (1+k)n
Penjelasan
:
C = cash out flow (initial investment)
CIF = cash
in flow
K = tingkat suku bunga/diskonto/biaya modal
n = periode/umur investasi
Vn = nilai
residu pada akhir umur ekonomis
Pada
kasus diatas jika Cost of capital (COC) sebesar 20 % pa, maka
2 Milyar
2 Milyar 2 Milyar 2
Milyar 2 Milyar
2 Milyar
NPV = - 5 M + +
+ + + +
(1+0,2)1
(1+0,2)2 (1+0,2)3 (1+0,2)4
(1+0,2)5 (1+0,2)5
NPV = - 5 Milyar +
5.981.021.346 + 200.803.213
NPV = 1.181.824.559
Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Deviden Perusahaan :
1.
Posisi
likuiditas
2.
Kebutuhan
dana untuk membayar hutang
3.
Pengawasan
terhadap perusahaan
4.
Politik
deviden yang stabil
Stock
Splits adalah pemecahan jumlah saham menjadi jumlah yang lebih banyak dengan
mengurangi harga nominal per lembar.
Pembelian Saham Kembali Bisa Ditempuh
Melalui :
1.
Melalui pasar modal biasa
2.
Melalui tender over
Metode Peneliaian Investasi
1. Payback period adalah suatu periode yang
diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan
proses atau aliran kas netto (net cash flow)
2.
Net Present Value (NPV) adalah menghitung
selisih antara nilai investasi sekarang dengan nilai penerimaan kas bersih
dimasa yang akan datang.
3. Internal Rate of Return (IRR) adalah
menghitung tingkat bunga yang menyamakan nilai investasi sekarang dengan nilai dengan
penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang.
4.
Profitability Index (PI) adalah menghitung
perbandingan antara nilai penerimaan kas
bersih dimasa yang akan datang dengan nilai investasi sekarang.
5. Cost of Capital (COC) adalah untuk
mendapatkan besarnya biaya yang secara rill harus ditanggung perusahaan untuk
memperoleh dana dari berbagai sumber.
6.
Portfolio adalah sekumpulan surat berharga
dalam berbagai kesempatan investasi.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi besar kecilnya investasi dalam utang :
1.
Volume penjualan kredit
2.
Syarat pembayaran kredit
3.
Ketentuan pembebasan kredit
4.
Kebijaksanaan dalam pengumpulan piutang
5.
Kebiasaan membayar para langganan
Asumsi Portfolio :
1.
Tersedianya informasi mengenai pasar surat
berharga.
2.
Investasi tidak menyukai resiko
3.
Pengukuran resiko keuntungan dalam bentuk
kurva normal distribusi probabilitas
Bentuk Efek (Surat-surat berharga) :
1.
Obligasi :
adalah
surat pengakuan hutang yang dikeluarkan oleh pemerintah atau lembaga sebagai
pihak berutang yang mempunyai nilai nominal tertentu dan kesanggupan untuk
membayar bunga secara periodik atas dasar prosentase tertentu.
2.
Saham Preferen :
adalah
saham yang disertai dengan preferensi tertentu diatas saham biasa dalam hal
pembagian deviden dan pembagian kekayaan dalam pembubaran perusahaan
3.
Saham Biasa :
adalah
pemegang saham akan mendapatkan deviden pada akhir tahun pembukuan hanya jika
perusahaan mendapat laba.
Break Event Point (BEP)
BEP adalah suatu teknik
analisa untuk mempelajari hubungan
antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan.
Titik BEP adalah volume
penjualan dimana penghasilan tepat sama besarnya dengan biaya total sehingga
tidak ada keuntungan dan tidak ada kerugian (TR = TC).
Asumsi BEP :
1.
Biaya terdiri atas biaya tetap dan biaya
variabel
2.
Biaya berubah secara proporsional dengan
volume produksi dan penjualan
3.
Biaya tetap totalitas tidak berubah meskipun
ada perubahan volume produksi/penjualan
4.
Harga jual per unit tidak berubah selama
periode dianalisis
5.
Perusahaan hanya memproduksi satu macam
produk
Dalam BEP jika Biaya Tetap Berubah, Maka :
1.
Bertambahnya jumlah biaya tetap akan
menaikkan BEP
2.
Berkurangnya jumlah biaya tetap akan
menurunkan BEP
Operating Leverage adalah
kemampuan perusahaan menggunakan biaya operasi tetap untuk memperbesar pengaruh
volume penjualan terhadap EBIT.
Financial Reverange adalah
kemampuan perusahaan menggunakan kewajiban finansialnya untuk memperbesar
perubahan EBIT terhadap EPS.
FINANCIAL STATEMENT ANALYSIS
FAKTOR LABA BELUM MENCERMINKAN KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN
Dalam menilai hasil pencapaian/prestasi perusahaan yang terlihat pada
laporan keuangan perusahaan, pimpinan perusahaan biasanya berorientasi pada
laba perusahaan saja. Padahal dari laporan keuangan dapat tercermin berbagai
aspek/masalah potensial yang mungkin segera harus ditanggulangi.
Perusahaan dengan laba kecil, namun kondisi keuangan memadai, relatif
akan lebih baik dibanding perusahaan dengan laba besar, namun kondisi keuangan
buruk.
Analisis Laporan Keuangan Cermin Keberhasilan Perusahaan dan Pedoman
Perencanaan Perusahaan
Analisis Laporan Keuangan merupakan alat informasi untuk membantu para
manajemen dalam mengambil keputusan. Bagi manajemen, perlu dalam rangka
mengetahui efisiensi pendayagunaan sumber daya. Bagi bankir, ini sangat penting
dalam rangka pemberian kredit baik kredit jangka pendek yang melihat likuiditas
perusahaan atau kredit jangka panjang yang menganalisis arus kas. Juga pemilik
RASIO KEUANGAN (FINANCIAL RATIO)
Untuk menilai suatu
perusahaan, dapat dilakukan dengan berbagai methode, salah satu methode yang
dikenal adalah analisis rasio keuangan (Financial ratio).
Yang dimaksud dengan analisis
ratio keuangan adalah suatu angka yang menunjukkan hubungan antara unsur-unsur
dalam laporan keuangan. Hubungan tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis
yang sangat sederhana.
Berdasarkan sumber datanya,
rasio keuangan dibedakan menjadi 3 bagian :
1. Rasio Neraca (balance sheet ratio), yaitu
rasio yang datanya berasal dari pos-pos yang terdapat dineraca.
2. Rasio Laba-Rugi (income statement ratio),
yaitu rasio yang datanya berasal dari pos-pos yang terdapat pada laporan laba
rugi.
3.
Rasio antar laporan (inter statement ratio),
yaitu ratio yang datanya berasal dari gabungan pos-pos yang terdapat dineraca
dan laporan laba rugi.
Rasio Keuangan juga dapat
dibuat berdasarkan tujuan dari pihak yang menganalisis dalam mengevaluasi
kinerja perusahaan berdasarkan laporan keuangan antara lain :
1. Kreditur Jangka pendek lebih menekankan
untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utang yang segera harus
dilunasi. Dalam jangka pendek jumlah aktiva lancar yang dimiliki akan
menentukan kemampuan perusahaan dalam melunasi utang jangka pendeknya dengan
melihat tingkat liquiditas perushaan.
2.
Kreditur jangka panjang lebih menekankan
pada kemampuan perusahaan dalam membayar bunga dan pokok pinjaman. Artinya
tingkat profitabilitas merupakan penilaian utama yang dilihat oleh kreditur
jangka panjang.
3. Pemegang saham lebih menitik neratkan pada
tingkat pengembalian (return) terhadap investasi yang ditanam.
4.
Calon Investor lebih melihat pada
penilaiannya (valuation) untuk menetukan layak atau tidaknya saham perusahaan dimiliki.
Oleh karena itu dari sisi
manajemen keuangan, perusahaan dikatakan mempunyai kinerja yang baik atau
kurang baik dapat diukur melalui :
1. Kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban (utang) yang akan jatuh tempo (liquidtity).
2.
Kemampuan perusahaan untuk menyusun struktur
pendanaan dengan perbandingan antara utang dan modal (leverage).
3.
Kemampuan perusahaan memperoleh keuntungan
(profitabilitas).
4.
Kemampuan perusahaan untuk berkembang
(growth).
5.
Kemampuan perusahaan untuk mengelola assets
secara maksimal (activity).
Ratio keuangan juga dapat
dilakukan dengan menganalisis perbandingan. Ada 2 cara perbandingan yang dapat
dilakukan yaitu :
1. Analisis Horizontal, dimana cara tersebut
dengan membandingkan rasio-rasio keuangan perusahaan dari suatu priode ke priode
lainnya, misalnya perbandingan rasio antara Tahun buku 2010 dan Tahun buku 2011.
2.
Analisis
Vertikal, dimana cara tersebut membandingkan rasio keuangan perusahaan
dengan perusahaan lainnya yang sejenis dalam suatu priode yang sama.
Secara umum rasio keuangan
baik mengenai kategorinya maupun sesuai tujuannya dapat dikelompokkan menjadi 5
bagian yaitu :
1.
Leverage ratio,
untuk memperlihatkan berapa utang yang digunakan perusahaan.
2.
Liquidity ratio, untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajibanya yang jatuh
tempo
3.
Efficiency atau Turnover atau Assets
Managemen ratio, digunakan untuk mengukur seberapa efektif
perusahaan dalam mengelola aktivanya.
4.
Profitability ratio, untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.
5.
Market Value ratio, mengukur
bagaimana perusahaan dapat dinilai oleh investor di pasar modal.
Leverage Ratio :
Total Utang
1.
Debt Ratio =
Total Aktiva
Rasio
ini juga dikenal dengan sebutan Debt to Asset yang berguna untuk
mengukur proporsi dana dari utang, Membandingkan total utang dengan total
aktiva dengan maksud semakin rendah rasio tersebut maka akan semakin aman bagi
perusahaan. Kreditur menginginkan debt ratio yang rendah karena semakin tinggi
rasio ini maka akan semakin besar resiko para kriditur.
Jika
perusahaan mempunyai debt ratio 5 % artinya setiap Rp. 1,- aktiva dibiayai oleh
utang sebesar Rp. 0,05 Semakin besar rasio ini maka semakin besar pembelian
assets yang menggunakan utang yang menunjukkan semakin besar atau semakin
tinggi resiko kreditur yang memberikan pinjaman.
EBIT
2.
Time Interset Earned Ratio (TIER) =
Pembayaran bunga
Untuk
mengukur kemampuan perusahaan yang berasal dari EBIT (earning before interest and
tax) atau laba sebelum bunga dan pajak dalam membayar bunga pinjaman.
Artinya semakin tinggi rasio TIER maka semakin baik dan positif tanggapan dari
kreditur.
Jika
perusahaan meiliki TIER 2 X, maknanya biaya bunga sebesar Rp. 1,- dijamin
pembayarannya sebesar Rp. 2,- dari laba operasi.
EBIT + Depresiasi
3.
Cash Coverage Ratio =
Pembayaran bunga
Untuk
mengukur kemampuan EBIT ditambah dana dari depresiasi dalam membayar bunga,
artinya selain bunga kreditur ingin melihat seberapa jauh laba usaha perusahaan
sebelu dikurangi bunga pinjaman dan pajak (EBIT) dan pembayaran sewa guna usaha
(leasing) dapat diandalkan untuk membayar kewajiban financial berupa biaya
bunga dan pembayaran leasing. Semakin tinggi rasio ini semakin menyakinkan
kreditur kepada perusahaan.
Liquidity Ratio :
Aktiva Lancar
1.
Current Ratio =
Utang
Lancar
Untuk
mengukur kemampuan aktiva lancar dalam membayar utang lancar yang akan jatuh
tempo untuk segera dibayar. Jika perusahaan memiliki current ratio sebesar 1,5
x artinya setiap Rp. 1,- kewajiban lancar perusahaan dijamin pembayarannya oleh
Rp. 1,5 dari aktiva lancar.
Aktiva Lancar - Persedian
2.
Quick Ratio or Acid Test Ratio =
Utang
Lancar
Sama
seperti Current Ratio tetapi persedian tidak diperhitungkan karena persediaan
merupakan pos yang paling tidak likuid dalam aktiva lancar, hal tersebut karena
persediaan memerlukan tahapan yang cukup panjang untuk menjadi kas.
Jika
perusahaan memliki quick ratio 0,5 x, artinya Rp. 1,- utang lancar akan dijamin
pembayarannya oleh Rp. 0,50,- kas dan piutang yang ada tanpa harus menunggu
hasil penjualan persediaan yang dimiliki perusahaan.
Kas +
Sekuritas
3.
Cash Ratio
=
Utang
Lancar
Untuk
mengukur kemampuan Kas dan Surat Berharga dalam menutup utang lancar. Ratio ini
merupakan perbandingan antara kas yang ada diperusahaan dan di bank (termasuk
surat berharga seperti deposito) dan total utang lancar.
Rasio
ini juga menunjukkan kemampuan kas perusahaan untuk melunasi utang lancarnya
tanpa harus mengubah aktiva lancar bukan kas (piutang dagang dan persedian)
menjadi kas.
Jika
cash ratio menunjukkan 15%, artinya perusahaan hanya mempunyai kas sebesar Rp.
0,15,- untuk melunasi setiap utang lancar sebesar Rp. 1,-
Efficiency Ratio :
Penjualan
1.
Inventory Turn Over Ratio =
Persediaan
Untuk mengukur perputaran
persediaan dalam setahun, semakin tinggi tingkat perputaran persediaan, maka
semakin cepat dana yang tertanam dalam persediaan berputar kembali menjadi kas.
Jika perusahaan mempunyai
rasio 5 X, artinya dalam 1 tahun persediaan perusahaan berputar sebanyak 5 X
Piutang
2.
Days Sales Outstanding (DSO) =
Penjualan
Untuk mengukur rata-rata
waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk menerima uang tunai dari suatu penjualan
kredit.
Penjualan
3.
Fixed Assets Turnover =
Aktiva Tetap Bersih
Untuk
mengukur efektifitas penggunaan aktiva tetap untuk menghasilkan penjualan. Jika
perusahaan mempunyai rasio 3 X berarti perusahaan mampu memutar setiap nilai
aktiva tetap bersih Rp. 1,- sebanyak 3 X dalam penjualan.
Penjualan
4.
Total Assets Turnover =
Aktiva Total
Untuk
mengukur efektifitas penggunaan seluruh aktiva. Rasio ini menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam mengelola seluruh assets termasuk investasi untuk menghasilkan
penjualan.
Jika
perusahaan mempunyai rasio 1,40 X, menunjukkan bahwa perusahaan mampu memutar
setiap nilai asset Rp. 1,- sebanyak 1,40 X dalam penjualan.
Profitability Ratio :
Laba Bersih Setelah Pajak (EAT)
1.
Return on Assets (ROA) =
Aktiva Total
Untuk
mengukur tingkat pengembalian dari bisnis atas seluruh asset yang ada. Rasio
ini menggambarkan effisiensi pada dana yang digunakan oleh perusahaan oleh
karena itu rasio ini juga disebut dengan Return on Investment.
Jika
perusahaan mempunyai rasio 50 %, hal itu menunjukkan bahwa perusahaan mampu
mengelola setiap asset Rp. 1,- untuk menghasilkan keuntungan sebesar Rp. 0,50,-
Semakin tinggi ROA maka semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk
mendayagunakan assets dengan baik dalam mengejar laba.
Laba Bersih Setelah Pajak (EAT)
2.
Return on Equity (ROE) =
Modal Sendiri
Untuk
mengukur tingkat pengembalian dari bisnis atas seluruh modal yang ada. ROE
salah satu indicator yang digunakan oleh pemegang saham untuk mengukur
keberhasilan bisnis yang dijalankan perusahaan.
jika perusahaan mempunyai
rasio 16 %, berarti perusahaan mampu mengelola modal sendiri sebesar Rp. 1,-
untuk menghasilkan keuntungan sebesar RP. 0,16,- atau 16 %
Laba
Bersih Setelah Pajak (EAT)
3.
Net Profit Margin / Profit Margin on Sales =
Penjualan
Untuk mengukur berapa besar
keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan, Jika Profit Margin lebih rendah
dari rata-rata industrinya, hal tersebut dapat disebabkan oleh harga jual
perusahaan lebih rendah dari pada perusahaan pesaing atau harga pokok
perusahaan lebih tinggi dari pada harga pokok perusahaan pesaing atau kedua-duanya
berlaku.
Jika rasio menunjukkan
angka 3,33 % berarti penjualan sebesar Rp. 1,- memperoleh laba bersih sebesar
Rp. 0,03,- Besarnya persentase keuntungan baik laba kotor maupun laba bersih
tergantung bentuk dan jenis usaha. Perusahaan dagang biasanya mempunyai
persentase laba yang lebih kecil dari perusahaan manufaktur, hal tersebut
dikenakan dengan factor resiko usaha.
Market Value Ratio :
Harga Saham
1.
Price Earnings Ratio (PER) =
Laba per lembar saham
Untuk
mengukur kinerja perusahaan dari nilai saham, Rasio ini diperoleh dari harga
pasar saham biasa dibagi dengan laba per saham sehingga semakin tinggi rasio
ini akan mengidentifikasikan kinerja perusahaan semakin baik. Tetapi jika PER
terlalu tinggi dapat dikatakan tidak rasional karena harga saham dibursa dapat
dimanipulasi.
Deviden per lembar saham
2.
Devidend Yield =
Harga Saham
Untuk
mengukur seberapa besar Deviden yang dapat dibagikan kepada pemilik modal atau
tungkat keuntungan yang akan dinikmati oleh pemegang saham atas dana yang
ditanamkan.
Harga pasar per lembar saham
3.
Market to book Ratio =
Nilai Buku per Saham
Untuk
mengukur seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan.
Semakin Tinggi rasio ini maka pasar semakin percaya akan prospek perusahaan
tersebut.
NERACA PER 31 DESEMBER PT. MURAI BATU
(Dalam Jutaan Rupiah)
Aktiva :
POS
|
2011
|
2010
|
Kas
Sekuritas
Piutang
Persediaan
|
1.000
0
7.000
6.000
|
1.100
500
6.300
4.300
|
Total
Aktiva lancar
|
14.000
|
12.200
|
Tanah
dan Gedung
Depresiasi
|
16.000
10.000
|
13.400
8.000
|
Total
Tanah dan Gedung bersih
|
26.000
|
21.400
|
Total
aktiva
|
40.000
|
33.600
|
Pasiva :
POS
|
2011
|
2010
|
Utang
Dagang
Utang
Wesel
Upah
terutang
Pajak
terutang
|
1.200
2.000
200
2.600
|
600
1.200
200
2.400
|
Total
Utang lancar
|
6.000
|
4.400
|
Utang
Jangka Panjang
|
16.000
|
11.600
|
Total
Utang
|
22.000
|
16.000
|
Modal
sendiri :
-
Saham preferen (1 juta lbr @ 2.000)
-
Saham biasa (50 juta @ 20)
-
Tambahan Modal disetor
-
Laba ditahan
|
2.000
1.000
1.800
13.200
|
2.000
1.000
1.800
12.800
|
Total
Modal sendiri dari saham biasa
|
16.000
|
15.600
|
Total
modal sendiri
|
18.000
|
17.600
|
Total
Pasiva
|
40.000
|
33.600
|
LAPORAN
LABA – RUGI (Dalam Jutaan Rupiah)
POS
|
2011
|
2010
|
Penjualan
Bersih
Biaya
dan Kas :
Tenaga
Kerja dan Bahan Baku
Depresiasi
Penjualan
Administrasi
dan umum
Pembayaran
leasing
|
60.000
50.880
2.000
440
800
560
|
57.000
48.260
1.800
400
700
560
|
Total
Biaya
|
54.680
|
51.720
|
Laba
Bersih sebelum bunga dan pajak (EBIT)
|
5.320
|
5.280
|
Biaya
Bunga :
-
Bunga pada utang wesel
-
Bunga pada utang jangka panjang
|
160
1.160
|
40
900 |
Total
bunga
|
1.320
|
940
|
Laba
bersih sebelum pajak (EBIT)
Pajak
(40%)
|
4.000
1.600
|
4.340
1.740
|
Penghasilan
bersih sebelum deviden saham preferen
Deviden
saham preferen
|
2.400
200
|
2.600
200
|
Penghasilan
Bersih tersedia utk pemegang saham biasa
|
2.200
|
2.400
|
Pembagian
penghasilan bersih :
-
Deviden saham biasa
-
Tambahan laba ditahan
|
1.800
400
|
1.600
800
|
PERUBAHAN
PADA NERACA (Dalam Jutaan Rupiah)
Neraca Perubahan
POS
|
31-12-2011
|
31-12-2010
|
Sumber
|
Penggunaan
|
Kas
Sekuritas
Piutang
Persediaan
Tanah
dan Gedung
Depresiasi
Utang
Dagang
Utang
Wesel
Upah
terutang
Pajak
terutang
Utang
jangka panjang
Saham
Preferen
Saham
biasa
Tambahan
modal disetor
Laba
ditahan
|
1.000
0
7.000
6.000
36.000
10.000
1.200
2.000
200
2.600
16.000
2.000
1.000
1.800
13.200
|
1.100
500
6.300
4.300
29.400
8.000
600
1.200
200
2.400
11.600
2.000
1.000
1.800
12.800
|
100
500
-
-
-
2.000
600
800
-
200
4.400
-
-
-
400
|
-
-
700
1.700
6.600
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
|
9.000
|
9.000
|
LAPORAN
ARUS KAS (Dalam Jutaan Rupiah)
POS
|
SUMBER
|
PENGGUNAAN
|
Arus
Kas dari Operasi :
Penghasilan
Bersih
Tambahan
Sumber Kas :
-
Depreasiasi
-
Kenaikan pada utang dagang
-
Kenaikan pada pajak terutang
Pengurangan
(Penggunaan Kas) :
-
Kenaikan pada piutang
-
Kenaikan pada persediaan
Arus
kas bersih dari operasi
Arus
Kas dari Kegiatan Investasi
|
2.400
2.000
600
200
(700)
(1.700)
-
-
|
2.800
-
|
Leverage
Ratio :
Total Utang
1.
Debt Ratio
=
Total Aktiva
16.000
2010
= = 47,61 %
33.600
22.000
2011
= = 55 %
40.000
EBIT
2.
Time Interest Earned Ratio (TIER) =
Pembayaran
Bunga
5.280
2010
= = 5,6 X
940
5.320
2011
= = 4 X
1.320
EBIT
+ Depresiasi
3.
Cash Coverage Ratio =
Pembayaran
Bunga
5.280 + 1.800
2010
= = 7,5 X
940
5.320 + 2.000
2011
= = 5,5 X
1.320
Liquidity
Ratio :
Aktiva lancar
1.
Current Ratio =
Utang lancar
12.200
2010
= = 2,8 X
4.400
14.000
2011
= = 2,3 X
6.000
Aktiva Lancar - Persediaan
2.
Quick Ratio or Acid Test Ratio =
Utang Lancar
12.000 – 4.300
2010
= = 1,8 X
4.400
14.000 – 6.000
2011
= = 1,3 X
6.000
Kas + Sekuritas
3.
Cash Ratio
=
Utang
Lancar
1.100 + 500
2010
= = 36.36 %
4.400
1.000
2011
= = 16,67 %
6.000
Efficiency
Ratio :
Penjualan
1.
Inventory Turn Over Ratio =
Persediaan
57.000
2010
= = 13,3 X
4.300
60.000
2011
= = 10 X
6.000
Piutang
2.
Days Sales Outstanding
(DSO) = X 360
Penjualan
6.300
2010
= X 360 hari = 40 hari
57.000
7.000
2011
= X 360 hari = 42 hari
60.000
Penjualan
3.
Fixed Assets Turnover =
Aktiva Tetap Bersih
57.000
2010
= = 2,7 X
21.400
60.000
2011
= = 2,3 X
26.000
Penjualan
4.
Total Assets Turnover =
Aktiva Total
57.000
2010
= = 1,7 X
33.600
60.000
2011
= = 1,5 X
40.000
Profitability
Ratio :
Laba Bersih Setelah Pajak (EAT)
1.
Return on Assets (ROA) =
Aktiva Total
EAT :
merupakan Laba
bersih setelah pajak dan setelah deviden saham preferen dibayarkan.
2.400
2010
= = 7,14 %
33.600
2.200
2011
= = 5,5 %
40.000
Laba Bersih Setelah Pajak (EAT)
2.
Return on Equity (ROE) =
Modal
Sendiri
Modal Sendiri dari saham biasa
2.400
2010
= = 15,38 %
15.600
2.200
2011
= = 13,75 %
16.000
Laba
Bersih Setelah Pajak (EAT)
3.
Net Profit Margin / Profit
Margin on Sales =
Penjualan
2.400
2010
= = 4,21 %
57.000
2.200
2011
= = 3,66 %
60.000
Market
Value Ratio :
Harga Saham
1.
Price Earning Ratio (PER) =
Laba per lembar saham
Seandainya harga
saham perusahaan per 31/12/2010 sebesar Rp. 580,- dan harga per 31/12/2011
sebesar Rp. 570,-
EAT
Earning per share (EPS) =
Jumlah lembar saham beredar
2.400.000.000
2010
: EPS = = Rp. 48,- / lembar
50.000.000
2.200.000.000
2011 : EPS = = Rp. 44,- / lembar
50.000.000
Harga Saham
Price Earning Ratio (PER) =
EPS
580
2010
= = 12,1 X
48
570
2011 = = 12,9 X
44
Deviden per lembar saham (DPS)
2.
Deviden Yield =
Harga saham
1.600.000.000
DPS 2010
= = Rp. 32,- / lembar
50.000.000
1.800.000.000
DPS 2011
= = Rp. 36,- / lembar
50.000.000
32
Deviden Yield 2010 = = 5,51 %
580
36
Deviden Yield 2011 = = 6,31 %
570
Harga
pasar per lembar saham
3.
Market to book Ratio =
Nilai buku per Saham
Modal sendiri dari saham biasa
Nilai Buku per saham =
Jumlah saham beredar
15.600.000.000
Nilai Buku per saham 2010 = = Rp. 312,- / lembar
50.000.000
16.000.000.000
Nilai Buku per saham 2011 = = Rp. 320,- / lembar
50.000.000
580
Market to book Ratio 2010 = = 1,9 X
312
570
Market to book Ratio 2011 = = 1,8 X
321
RANGKUMAN RASIO KEUANGAN PT. MURAI BATU
RASIO
|
2010
|
2011
|
KETERANGAN
|
I. Leverage
1.
Debt
2.
Time Interest Earned
3.
Cash Coverage
II.
Liquidty
1.
Current
2.
Quick
3.
Cash
III.
Efficiency
1.
Inventory Turnover
2.
Days Sales outstanding
3.
Fixed assets Turnover
4.
Total Assets Turnover
IV. Profitability
1.
Return on Asset (ROA)
2.
Return on Equity (ROE)
3.
Net Profit Margin
V. Market Value
1.
Price Earning (PER)
2.
Dividend Yield
3.
Market to Book
|
47,61 %
5,6 X
7,5 X
2,8 X
1,8 X
36,36 %
13,3 X
40 hari
2,7 X
1,7 X
7,14 %
15,38 %
4,21 %
12,1 X
5,51 %
1,9 X
|
55 %
4 X
5,5 X
2,3 X
1,3 X
16,67 %
10 X
42 hari
2,3 X
1,5 X
5,5 %
13,75 %
3,66 %
12,9 X
6,31 %
1,8 X
|
Sangat
Tinggi (Buruk)
Cukup
Baik (Sedang)
Cukup
Baik (Sedang)
Masih
Rendah (Buruk)
Cukup
Tinggi (Baik)
Cukup
Besar (Baik)
Cukup
Tinggi (Baik)
Cukup
Lama (Buruk)
Rendah
(Buruk)
Rendah
(Buruk)
Sangat
Rendah (Buruk)
Rendah
(Buruk)
Rendah
(Buruk)
Sangat
Tinggi (Baik)
Sedikit
Rendah (sedang)
Rendah
(Kurang Baik)
|
Penjelasan Keterangan :
1. Debt Ratio
Perusahaan mempunyai
debt ratio pada Tahun 2010 sebesar 47,61 % dan Tahun 2011 sebesar 55 % artinya
setiap Rp. 1,- aktiva, dibiayai oleh utang sebesar Rp. 0,47 pada Tahun 2010 dan
sebesar Rp. 0,55 pada Tahun 2011. Semakin besar rasio ini maka semakin besar
pembelian assets yang menggunakan utang yang menunjukkan semakin besar atau
semakin tinggi resiko kreditur yang memberikan pinjaman. Dinilai kondisi
perusahaan dapat dikatakan semakin Buruk karena meningkat dari Tahun
sebelumnya.
2. Time Interest Earned Ratio (TIER)
Perusahaan memiliki
TIER 5,6 X pada Tahun 2010 dan 4 X pada Tahun 2011, maknanya biaya bunga
sebesar Rp. 1,- dijamin pembayarannya pada Tahun 2010 sebesar Rp. 5,6 dan Tahun
2011 sebesar Rp. 4,- dari laba operasi. Penilaian kondisi perusahaan dapat
dikatakan cukup baik tetapi menurun dari tahun sebelumnya. Semakin rendah rasio
TIER maka semakin buruk dan negatif tanggapan dari kreditur.
3. Cash Coverage Ratio
Perusahaan memiliki
Rasio 7,5 X pada Tahun 2010 dan 5,5 X pada Tahun 2011, maknanya biaya bunga
sebesar Rp. 1,- dijamin pebayarannya pada Tahun 2010 sebesar Rp. 7,5 dan Tahun
2011 sebesar Rp. 5,5 dari EBIT. Penilaian kondisi perusahaan dapat dikatakan
cukup baik tetapi menurun dari tahun sebelumnya. Semakin rendah rasio ini maka
semakin mengurangi kepercayaan kreditur kepada perusahaan.
Liquidity Ratio :
1. Current Ratio
Untuk mengukur kemampuan aktiva lancar dalam
membayar utang lancar yang akan jatuh tempo untuk segera dibayar. Jika
perusahaan memiliki current ratio sebesar 2,8 X Pada Tahun 2010 dan 2,3 X pada
Tahun 2011. Artinya setiap Rp. 1,- kewajiban lancar perusahaan dijamin
pembayarannya dengan Rp. 2,8 pada Tahun 2010 dan Rp. 2,3 pada Tahun 2011 dari
aktiva lancar. Tren ini masih rendah dan menurun dari tahun sebelumnya.
2. Quick Ratio or Acid Test Ratio
Jika perusahaan memiliki quick ratio 1,8 X
pada Tahun 2010 dan 1,3 X pada tahun 2011, artinya Rp. 1,- utang lancar akan
dijamin pembayarannya oleh Rp. 1,8 pada Tahun 2010 dan Rp. 1,3 pada Tahun 2011
dari kas dan piutang yang ada tanpa harus menunggu hasil penjualan persediaan
yang dimiliki perusahaan. Dinilai Tren yang sangat Baik karena cukup tinggi
walaupun kondisi yang menurun dari Tahun sebelumnya.
3. Cash Ratio
Jika perusahaan memiliki Cash ratio 36,36 %
pada Tahun 2010 dan 16,67 % pada Tahun 2011, artinya Perusahaan memiliki kas
sebesar Rp. 0,36 pada Tahun 2010 dan Rp. 0,16 pada Tahun 2011 untuk melunasi
utang lancar sebesar Rp. 1,- kemampuan yang cukup besar dan baik walaupun
kondisi yang menurun tajam dari Tahun sebelumnya.
Efficiency
Ratio :
1. Inventory Turn Over Ratio
Perusahaan mempunyai rasio ini pada Tahun 2010
sebesar 13,3 X, dan Tahun 2011 sebesar 10 X artinya dalam tahun 2010 persediaan
perusahaan berputar sebanyak 13,3 X sedangkan untuk Tahun 2011 sebanyak 10 X.
walaupun menurun dari Tahun sebelumnya tetapi masih cukup tinggi perputaran
persediaan perusahaan sehingga perputaran nilai persediaan kembali menjadi kas
semakin cepat. Kondisi perusahaan cukup baik.
2. Days Sales Outstanding (DSO)
Rata-rata waktu yang dibutuhkan perusahaan
untuk menerima uang tunai dari suatu penjualan kredit masih terlalu lama. Untuk
Tahun 2010 rata-rata selam 40 hari dan Tahun 2011 rata-rata selama 42 hari.
Rentang waktu penerimaan dari hasil penjualan kredit semakin lama (meningkat)
dari tahun sebelumnya.
3. Fixed Asset Turnover
Perusahaan mempunyai rasio 2,7 X pada Tahun
2010 dan 2,3 X pada tahun 2011, berarti perusahaan hanya mampu memutar setiap
nilai aktiva tetap bersih Rp. 1,- sebanyak 2,7 X dalam Tahun 2010 dan 2,3 X
dalam Tahun 2011 untuk penjualan. Tren ini masih dapat dikatakan rendah apa
lagi menurun dari Tahun sebelumnya.
4. Total Asset Turnover
Perusahaan mempunyai rasio 1,7 X untuk Tahun
2010 dan 1,5 X untuk Tahun 2011, menunjukkan bahwa perusahaan hanya mampu
memutar setiap nilai asset Rp. 1,- sebanyak 1,7 X untuk Tahun 2010 dan 1,5 X
untuk Tahun 2011 dalam penjualan. Tren ini sangat rendah apa lagi menurun dari
Tahun sebelumnya sehingga kondisi perusahaan dapat dikatakan buruk.
Profitability
Ratio :
1. Return on Assets (ROA)
Jika perusahaan mempunyai rasio 7,14 % pada
Tahun 2010 dan 5,5 % pada tahun 2011, hal itu menunjukkan bahwa perusahaan
hanya mampu mengelola setiap asset Rp. 1,- untuk menghasilkan keuntungan
sebesar Rp. 0,07 pada Tahun 2010 dan Rp. 0,05 pada Tahun 2011 Semakin tinggi
ROA maka semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk mendayagunakan asset dengan
baik dalam mengejar laba. Oleh karena itu Tren ini dinilai sangat rendah dan
kondisi perusahaan sangat buruk.
2. Return on Equity (ROE)
Perusahaan mempunyai rasio 15,38 % pada
Tahun 2010 dan 13,75 % pada tahun 2011, berarti perusahaan mampu mengelola modal
sendiri sebesar Rp. 1,- untuk menghasilkan keuntungan sebesar Rp. 0,15,- pada
Tahun 2010 dan Rp. 0,13 pada tahun 2011. Rasio ini sangat rendah dan kondisi
perusahaan dapat dikatakan buruk dari segi bisnis, managemen dapat dikatakan
kurang berhasil dalam mengembalikkan modal.
3. Net Profit Margin / Profit Margin on Sales
Rasio menunjukkan angka 4,21 % pada Tahun 2010
dan angka 3,66 % pada Tahun 2011 berarti penjualan sebesar Rp. 1,- memperoleh
laba bersih sebesar Rp. 0,04 pada Tahun 2010 dan Rp. 0,03 pada Tahun 2011.
Tren penjualan rendah dan menurun dari tahun
sebelumnya. Kondisi perusahaan sangat buruk, laba yang diperoleh masih belum
maksimal. Perlu dilakukan penilaian kembali harga jual maupun harga pokok
produk.
Market
Value Ratio :
1. Price Earning Ratio (PER)
Mengukur kinerja perusahaan dari nilai
saham, semakin tinggi rasio ini akan mengindentifikasikan kinerja perusahaan
semakin baik. Tetapi jika PER terlalu tinggi dapat dikatakan tidak rasional
karena harga saham dibursa dapat dimanipulasi.
Pada Tahun 2010 rasio ini menunjukkan angka
12,1 X dan Tahun 2011 meningkat menjadi 12,9 X artinya setiap Rp. 1,- akan
menjadi 12,1 X pada Tahun 2010 dan 12,9 X pada Tahun 2011.
2. Devidend Yield
Mengukur seberapa besar Deviden yang dapat
dibagikan kepada pemilik modal atau tingkat keuntungan yang akan dinikmati oleh
pemegang saham atas dana yang ditanamkan. Pada Tahun 2010 Rasio menunjukkan
5,51 % dan Tahun 2011 sebesar 6,31 % artinya setiap Rp. 1,- keuntungan yang
akan dinikmati pemegang saham sebesar Rp. 0,05 pada Tahun 2010 dan Rp. 0,06
pada tahun 2011. Kisaran angka sedikit rendah tetapi cukup baik untuk
pengembangan usaha.
3. Market to book Ratio
Mengukur seberapa besar pasar menghargai
nilai buku saham. Semakin Tinggi rasio ini maka pasar semakin percaya akan
prospek perusahaan tersebut. Rasio ini pada Tahun 2010 sebesar 1,9 X dan Tahun
2011 sebesar 1,8 kali. Artinya pasar hanya menghargai nilai buku saham sebesar
19 X pada Tahun 2010 dan 1,8 X pada Tahun 2011. Rasio ini menunjukkan angka
yang relative rendah dan menurun dari tahun sebelumnya sehingga pasar menilai
prospek perusahaan kedepan kurang baik.
Komentar
Posting Komentar