Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2018

Jangan Cemas dengan Utang Negara Kita

UTANG REPUBLIK INDONESIA Sa'at Presiden ke-2 Soeharto yang lengser di Mei 1998, Pemerintah RI meninggalkan utang               Rp 551,4 triliun atau ekuivalen US$ 68,7 miliar. Saat itu, rasio utang Negara mencapai 57,7 persen terhadap PDB. Pemerintahan selanjutnya yang dipimpin BJ Habibie (1998-1999). Di periode 1999, total   outstanding utang Indonesia mencapai Rp 938,8 triliun atau setara dengan US$ 132,2 miliar.   Rasio utang membengkak jadi 85,4 persen dari PDB. Tampuk kepemimpinan berikutnya beralih ke tangan Gus Dur (1999-2001). Nilai utang pemerintah membumbung tinggi di periode 2000 menjadi Rp 1.232,8 triliun, namun dalam denominasi dolar AS, jumlahnya turun menjadi US$ 129,3 miliar. Ketika itu, rasio utang makin parah menjadi 88,7 persen. Kemudian di 2001, rasio utang turun menjadi 77,2 persen. Hanya saja, nilai outstanding utang naik tipis menjadi Rp 1.271,4 triliun atau US$ 122,3 miliar. Gus Dur mundur dari kursi kepresidenan pada 2001 dan digantik

Produk Domestik Bruto (PDB)

                               Produk Domestik Bruto (PDB) Pengertian Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Produk (GDP) adalah jumlah produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi pada suatu daerah di sa’at tertentu. Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan alat pengukur dari pertumbuhan ekonomi dimana alat pengukur pertumbuhan ekonomi adalah PDB, PDB perkapita dan Pendapatan per jam Kerja. Sebagai alat pengukur dalam  pertumbuhan ekonomi,   PDB memiliki rumus   juga memiliki empat komponen sebagai berikut :  Komponen-Komponen Produk Domestik Bruto a. Konsumsi rumah tangga b. Investasi c. Konsumsi pemerintah d. Ekspor bersih, yang merupakan selisih dari total ekspor dan impor.  Rumus Mencari PDB Berdasarkan komponen-komponen tersebut, maka dirumuskan sbb : PDB = C + I + G + (X-M)  Keterangan :  C : Konsumsi rumah tangga I  : Investasi G : Konsumsi pemerintah  X : Ekspor  M : Impor  Dari rumus tersebut,  dapat