Teori kebutuhan Manusia



TEORI KEBUTUHAN MANUSIA


Dalam menjalani kehidupan di dunia yang sifatnya sementara ini, manusia membutuhkan berbagai jenis dan macam barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya. Sejak dilahirkan ke dunia sampai berakhir hayat hiidupnya, manusia tidak terlepas dari bermacam-macaam kebutuhan.

Dalam rangka  memenuhi kebutuhan kehidupan diperlukan pengorbanan untuk mendapatkan ber-aneka ragam kebutuhan manusia bahkan kebutuhan itu sendiri cenderung bertambah dan meningkat dan tidak akan ada habisnya, setelah kebutuhan yang satu terpenuhi maka akan timbul kebutuhan yang lain begitu seterusnya, bahkan tidak jarang kebutuhan-kebutuhan yang berbeda  itu timbul dalam waktu yang bersamaan.

Dengan banyaknya kebutuhan manusia untuk kelangsungan aktivitas kehidupannya, maka kebutuhan itu dapat digolongkan menjadi 5 jenis kebutuhan :
    

1.     Kebutuhan Manusia Menurut Sifatnya.

Kebutuhan manusia menurut sifatnya dibedakan dalam suatu kebutuhan hidup manusia yang keberadaannya didasarkan menurut dampak atau pengaruhnya terhadap Jasmani dan Rohani  :

           a.    Kebutuhan Jasmani.

                Kebutuhan   jasmani   adalah   sebuah   kebutuhan  yang  dimana   langsung  dapat
               dirasakan   secara   langsung  oleh  fisik  dari   seseorang   dimana  akan   dirasakan
               langsung  oleh tubuh  manusia tersebut.  Kemudian, jika kebutuhan jasmani seorang
               manusia  tidak  terpenuhi   maka  akan  membawa  masalah  lain  bagi  manusia itu 
               sendiri.

Contoh:
- Makanan dan minuman
- Pakaian
- Olah raga
- Kesehatan
- Istirahat cukup
- Seks
- Buang Air
- Peralatan mandi, Pisau cukur dsb.

Sebagaimana yang dicontohkan diatas, apabila hal-hal tersebut idak terpenuhi dengan biak maka akan membahayakan diri sendiri. Jika  manusia tidak makan, maka akan menderita gizi buruk, apabila tidak sering olahraga dan istirahat yang cukup maka akan lebih sering terkena penyakit. Apabila tidak menggunakan pakaian, maka seseorang akan kehilangan sebuah jati dirinya dst.

           b.   Kebutuhan Rohani.
Kebutuhan rohani adalah sebuah kebutuhan yang berbentuk immaterial, yang memiliki arti berbagai macam kebutuhan manusia yang memiliki keterkaitan terhadap psikologis seorang manusia. Kemudian, hal ini berbeda dengan kebutuhan jasmani yang dimana kebutuhan rohani tidak nampak secara fisik seseorang, tetapi dapat dirasakan oleh jiwa manusia itu sendiri yang berada paling dalam. Selain itu, kebutuhan ini tidak memilki keterkaitan dengan fisik seseorang sehingga apabila dilihat dengan menggunakan kasat mata kasar tidak akan nampak, oleh karena itu kebutuhan rohani merupakan kebutuhan untuk memdapatkan sesuatu untuk jiwa.

Contoh dari kebutuhan Rohani adalah:
- Ibadah
- Menuntut ilmu
- Rekreasi
- Mengerjakan hobi (musik, membaca sdb)
- Melihat pemandangan

2.     Kebutuhan Manusia Berdasarkan Kepentingan (Intensitas).

Kebutuhan dilihat dari sudut kepentingan (urgensi) mendesak atau tidak nya suatu kepentingan yang digolongkan menjadi 3 bagian :

           a.    Kebutuhan Primer.
Pada kebutuhan primer adalah sebuah kebutuhan yang mutlak atau wajib untuk dipenuhi agar manusia tetap hidup dan tetap beraktivitas.

Contoh:
- Makanan dan minuman
- Pakaian
- Tempat Tinggal
- Kendaraan. dsb

     b.   Kebutuhan Sekunder
Kebutuhan sekunder disebut juga dengan kebutuhan kultural yaitu kebutuhan yang timbul bersamaan dengan meningkatnya peradaban manausia. Merupakan sebuah kebutuhan dimana dibutuhkan ketika semua kebutuhan primer telah terpenuhi dengan cukup dan baik.

Kebutuhan Sekunder sifatnya menunjang kebutuhan Primer namun belum terkatagori mewah.

Contoh:
- Makanan dan minuman yang bergizi dan baik menurut kesehatan
- Pakaian yang baik
- Tempat Tinggal yang lebih baik
- Pendidikan
- Kendaraan. dsb
 
c.  Kebutuhan Tersier (Lux)
Kebutuhan tersier / mewah / lux adalah sebuah jenis kebutuhan yang dibutuhkan apabila kebutuhan primer dan sekunder telah terpenuhi dengan cukup dan baik, kebutuhan ini lebih ditujukan kepada kesenangan hidup manusia.

Contoh:
- Makanan dan minuman di tempat yang mewah
- Pakaian yang mewah termasuk perhiasan
- Tempat Tinggal / hunian mewah
- Rekreasi yang terjadwal
- Kendaraan mewah . dsb

Namun dengan meningkatnya kebutuhan manusia, kebutuhan yang semula dianggap kebutuhan yang dianggap kebutuhan tersier sudah menjadi kebutuhan sekunder seperti : TV, HP, Laptop dsb.

3.     Kebutuhan Manusia Berdasarkan Waktu.

Kebutuhan ini adalah sebuah kebutuhan yang benar-benar diperlukan dan penting baik untuk hari ini,  atau beberapa hari kemudian atau beberapa tahun kedepan, dengan demikian kebutuhan ini dibedakan antara kebutuhan pada waktu sekarang dan kebutuhan pada waktu yang akan datang.

 1. Kebutuhan Sekarang.
Kebutuhan sekarang adalah sebuah jenis kebutuhan dimana kebutuhan yang memiliki pengaruh besar untuk dipenuhi. Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan usia seseorang seperti kebutuhan remaja dimana terdapat perbedaan antaraorang lanjut usia dengan kebutuhan bayi ataupun kebutuhan remaja.

2. Kebutuhan yang Akan Datang.
Kebutuhan yang akan datang adalah kebutuhan yang disesuaikan dengan kebutuhan seorang individu dengan apa yang menjadi kesehariannya. Apabila seseorang memiliki hobi untuk bermain sepak bola, maka kebutuhannya adalah untuk membeli sepatu bola dan bola sebagai kebutuhan utama darinya. Apabila ia memiliki hobi untuk memancing, maka membeli alat pancing, kail, dan alat pemancing lainnya.

3. Kebutuhan Masa Depan.
Kebutuhan masa depan adalah sebuah kebutuhan yang berdasarkan rasa kenyamanan, ketentraman, dan juga keyakinan untuk mencapai kedamaian dari seseorang. Sehingga kebutuhan masa depan tersebut digunakan untuk mencapai kebutuhan rohani dari seorang manusia. Sebagaimana contohnya adalah keutuhan seseorang terhadap agama, Tabungan dan Investasi di hari tua dsb.


4.     Kebutuhan Manusia Berdasarkan Wujudnya.

Kebutuhan ini didasarkan atas wujud tidaknya suatu barang dan dibedakan antara kebutuhan material dan kebutuhan in-material :

1. Kebutuhan Material.
Kebutuhan barang-barang yang berwujud, dapat dilihat, diraba dan dinikmati contohnya kendaraan, sepeda, computer, rumah, pabrik dsb.

2. Kebutuhan In-Material.
Kebutuhan barang-barang yang tidak berwujud, tidak dapat dilihat, tidak dapat diraba tapi dapat dinikmati contohnya keamanan, keadilan, kesehatan, pendidikan, kebebasan dsb.

  
5.     Kebutuhan Manusia berdasarkan Subjek.

Kebutuhan ini adalah kebutuhan yang dibedakan menurut pihak-pihak yang membutuhkan meliputi :

1. Kebutuhan Individu.
Kebutuhan yang dilihat dari spesifik yang dibutuhkan seperti kebutuhan petani akan lain dengan kebutuhan dokter dan berbeda dengan kebutuhan pelajar serta kebutuhan buruh di pabrik.

2. Kebutuhan Masyarakat.
Disebut juga dengan kebutuhan kolektif atau kebutuhan terhadap sesuatu yang akan digunakan bersama-sama atau kelompok.

3. Kebutuhan Sosial.
Adalah kebutuhan akan berbagai barang dan jasa yang akan digunakan untuk memuaskan seseorang atau sekelompok orang seperti Jalan, Jembatan, WC Umum, dsb.

Dari berbagai kebutuhan seharusnya tersusun dalam suatu hirarki (bertingkat) sedemikian rupa sehingga kebutuhan yang lebih rendah seharusnya dipenuhi terlebih dahulu sebelum dirasakan timbulnya kebutuhan yang lebih tinggi sehingga terdorong orang untuk berusaha lebih. Namun dalam skala normal,  kebutuhan itu sedapatnya dipenuhi seluruhnya walaupun terdapat skala prioritas dalam memenuhinya sebagai contoh setiap individu akan memenuhi kebutuhan fisik terlebih dahulu baru kebutuhan lainnya.    

                                                   ------------------------------
  

Menurut Teori Hirarki Kebutuhan Maslow, kebutuhan manusia bermacam-macam dan dapat dikelompok-kelompokkan. Adapun ide yang ingin dilontarkan oleh Abraham Maslow  adalah ; bahwa kebutuhan manusia yang beraneka ragam tersebut dapat dikelompokkan ke dalam lima kelompok menurut urut-urutan kepentingannya, sebagai berikut:
1. Kebutuhan-kebutuhan Fisiologis (Physiological Needs).
Kebutuhan-kebutuhan fisiologis adalah sekumpulan kebutuhan dasar yang paling mendesak pemuasannya karena berkaitan langsung dengan pemuasan biologis dan kelangsungan hidup. Kebutuhan-kebutuhan dasar fisiologis itu antara lain kebutuhan akan makan, air, oksigen, aktif, istirahat, keseimbangan temperature, seks, dan kebutuhan akan stimulasi sensoris. Karena merupakan kebutuhan yang paling mendesak, maka kebutuhan-kebutuhan fisiologis akan paling didahulukan pemuasannya oleh individu. Dan jika kebutuhan fisiologis ini tidak terpenuhi atau belum terpuaskan, maka individu tidak akan tergerak untuk bertindak memuaskan kebutuhan-kebutuhan lain yang lebih tinggi.
Sebagi contoh, jika kita manusia sedang lapar maka dia tidak akan bergerak untuk belajar, membuat komposisi muskc atau membangun sesuatu. Pada saat lapar kita dikuasai oleh hasrat untuk memperoleh makanan secepatnya (Koswara, 1991)
Dengan demikian tidak bisa dipungkiri lagi bahwa kepuasan fisiologis itu merupakan pendorong dan pengaruh yang kuat atas tingkah laku manusia, dan manusia akan selalu berusaha memuaskannya sebelum memuaskan kebutuhan-kebutuhan lain yang lebih tinggi.
2. Kebutuhan Akan Rasa Aman (need For Self-Securitay).
Apabila kebutuhan fisiologis individu telah terpuaskan, maka dalam diri individu akan muncul sutu kebutuhan yang dominan dan menuntut pemuasan, yakni kebutuhan akan rasa aman (need for self-security). Yang dimaksud oleh Maslow (dalam Koswara, 1990) dengan kebutuhan rasa aman ini adalah suatu kebutuhan yang mendorong individu yang memperoleh ketentraman, kepastian, dan keteraturan dari keadaan lingkungannya. Contoh paling nyata bahwa manusia sangat membutuhkan rasa aman adalah pada saat masa bayi dan anak-anak yang membutuhkan perlindungan dari orang tuanya.
Pada orang dewasa pun kebutuhan akan rasa aman ini nampak dan berpengaruh secara aktif. Usaha-usaha untuk memperoleh perlindungan dan keselamatan kerja, penghasilan tetap atau membayar asuransi, merupakan contoh- contoh dari tingkah laku yang mencerminkan kebutuhan akan rasa aman pada orang-orang dewasa. Untuk sebagian, system-sistem kepercayaan agama dan filsafat biasanya ditafsirkan demikian. Agama dan filsafat oleh sementara orang dianggap sebagai alat yang bisa membantu mereka untuk mengorganisasikan dunianya.
Maslow (1970) selanjutnya menyatakan, bahwa tipe dari keadaan neurotik, yakni obsesi-kompulasi, terutama didorong oleh pencarian rasa aman. Sejumlah orang neurotik, apabila menghadapi keadaan tertentu melalui penampilan yang rapi, berdisiplin, dan teratur. Kebutuhan akan rasa aman dari orang-orang neurotik itu juga sering diekspresikan melalui keinginan mencari pelindung atau orang- orang kuat yang bisa dijadikan tempat bergantung.
3. Kebutuhan Akan Cinta dan Rasa Memiliki (Need For Love And Belongingness).
Kebutuhan akan cinta dan rasa , (need for love and belongingness) ini adalah suatu kebutuhan yang mendorong individu untuk mengadakan hubungan efektif atau ikatan emosional dengan individu lain, baik dengan sesama jenis maupun dengan yang berlainan jenis, di lingkungan keluarga ataupun di lingkungan kelompok di masyarakat. Bagi individu-individu, keanggotaan dalam kelompok sering menjadi tujuan yang dominan, dan mereka bisa menderita kesepian, terasing, dan tak berdaya apabila keluarga, pasangan hidup, rekan kerja, atau teman-teman meninggalkannya.
Maslow dengan tegas menolak pendapat Freud bahwa cinta dan afeksi itu berasal dari naluri seksual yang disublimasi. Bagi Maslow, cinta dan seks adalah dua hal yang sama sekali berbeda. Selanjutnya Maslow menegaskan bahwa cinta yang matang menunjuk kepada hubungan cinta yang sehat di antara dua orang atau lebih, yang di dalamnya terdapat sikap saling percaya dan saling menghargai. Maslow juga menekankan bahwa kebutuhan akan cinta itu mencakup keinginan untuk mencintai dan dicintai. Mencintai dan dicintai menurut Maslow, merupakan prasyarat bagi adanya perasaan yang sehat.
Sebalikya, tanpa cinta orang akan dikuasai oleh perasaan kebencian, rasa tak barharga dan kehampaan. Maslow akhirnya menyimpulkan, bahwa antara kepuasan cinta efeksi di masa kanak-kanak dan kesehatan mental di masa dewasa terdapat korelasi yang signifikan. (Koswara, 1991)
4. Kebutuhan Akan Rasa Harga Diri (Need For Self-Esteem).
Kebutuhan yang keempat, yakni kebutuhan akan rasa harga diri (need for self-esteem), oleh Maslow dibagi ke dalam dua bagian. Bagian pertama adalah penghormatan dan penghargaan diri sendiri, dan bagian kedua adalah peng- hargaan dari orang lain. Bagian pertama mencakup hasrat untuk memperoleh kompetensi, rasa percaya diri, kekuatan pribadi, adukuasi, kemandirian, dan kebe- basan. Individu ingin mengetahui atau yakin bahwa dirinya berharga serta mampu mengatasi segala tantangan dalam hidupnya. Adapun bagian yang kedua meliputi antara lain prestasi. Dalam hal ini butuh penghargaan atas apa saja yang dilaku- kannya. Terpuaskannya akan kebutuhan akan rasa harga diri pada individu akan menghasilkan sikap percaya diri, rasa berharga, rasa takut, rasa mampu, dan rasa perasaan berguna.
Sebaliknya, frustasi atau terlambatnya pemuasan kebutuhan akan rasa harga diri itu akan menghasilkan sikap rendah diri, rasa tidak pantas, rasa lemah, rasa tak mampu, dan rasa tak berguna, yang menyebabkan individu tersebut mengalami kehampaan, keraguan, dan keputusasaan dalam menghadapi tuntutan hidupnya, serta memiliki penilaian yang rendah atas dirinya sendiri dalam kaitannya dengan orang lain. Maslow menegaskan bahwa rasa harga diri yang sehat lebih di dasarkan pada prestasi ketimbang prestise, status. Dengan perkataan lain, rasa harga diri individu yang sehat adalah hasil usaha individu yang bersangkutan, dan merupakan bahaya psikologis yang nyata apabila seseorang lebih mengandalkan rasa harga dirinya pada opini orang lain ketimbang pada kemampuan dan prestasi nyata dari dalam dirinya sendiri (Koswara, 1991)


5. Kebutuhan Akan Aktualisasi Diri (Need For Self-Actualization).

Kebutuhan untuk mengungkapkan diri atau aktualisasi diri (need for self actualization) merupakan kebutuhan manusia yang paling tinggi dalam teori Maslow. Kebutuhan ini akan muncul apabila kebutuhan-kebutuhan yang ada di bawahnya telah terpuaskan dengan baik. Maslow menandai kebutuhan akan aktualisasi diri sebagai hasrat individu untuk menjadi orang yang sesuai dengan keinginan dan potensi yang dimilikinya. Contoh dari aktualisasi diri ini adalah seseorang yang berbakat musik menciptakan komposisi musik, seseorang yang memiliki potensi intelektual menjadi ilmuan, dan seterusnya.
Maslow mencatat bahwa aktualisasi diri itu tidak hanya berupa menciptakan kreasi atau karya-karya berdasarkan bakat-bakat atau kemampuan-kemampuan khusus. Orang tua, mahasiswa, dosen, pegawai, dan buruh pun bisa mengaktualisasikan dirinya, yakni dengan jalan membuat yang terbaik, atau bekerja sebaik-baiknya sesuai dengan bidangnya masing-masing. Bentuk aktualisasi diri ini berbeda pada setiap orang. Hal ini tidak lain disebabkan dan merupakan cerminan dari adanya perbedaan-perbedaan individual. Bagaimanapun, Maslow mengakui bahwa untuk mencapai taraf aktualisasi diri atau memenuhi kebutuhan akan aktualisasi diri tidaklah mudah, sebab upaya kearah itu banyak sekali hambatannya.


                      Hambatan individu dalam mengaktualisasikan dirinya
Menurut Maslow, paling tidak ada tiga hambatan apabila individu ingin mengaktualisasikan dirinya.
·         Pertama, hambatan dari dalam diri individu.
Yakni berupa ketidaktahuan, keraguan, dan bahkan juga rasa takut dari individu untuk mengungkapkan potensi-potensi yang dimilikinya, sehingga potensi-potensi itu tetap laten.

·       Kedua, hambatan yang berasal dari luar atau dari masyarakat.
Hambatan dari masyarakat ini dapat berupa kecenderungan mendepersonalisasi individu, juga berupa perepresian sifat-sifat, bakat, atau potensi-potensi. Masyarakat sering merepres pengungkapkan sifat-sifat, atau kebiasaan-kebiasaan yang spesifik dari para warganya yang apabila terungkap, bisa mengantarkan mereka menuju aktualisasi diri. Tegasnya, aktualisasi diri itu hanya mungkin apabila kondisi lingkungan menunjangnya. Kenyataannya menurut keyakinan Maslow, tidak ada satupun lingkungan masyarakat yang sepenuhnya menunjang atas upaya aktualisasi diri para warganya, meskipun ada beberapa masyarakat yang jauh lebih baik dan menunjang daripada masyarakat yang lainnya.

Ketiga, hambatan berupa pengaruh negatif yang dihasilkan oleh kebutuhan yang kuat akan rasa aman.
Seperti diketahui, proses-proses perkembangan menuju kematangan menuntut kesediaan individu untuk mengambil resiko, membuat kesalahan, dan melepaskan kebiasaan-kebiasaan lama yang tidak konstruktif . Kesemuanya itu jelas memerlukan keberanian oleh individu-individu yang kebutuhan akan rasa amannya terlaku kuat, pengambilan resiko, pembuatan kesalahan, dan pelepasan kebiasaan-kebiasaan lama yang tidak konstruktif itu justru menjadi hal-hal yang mengancam atau menakutkan, dan pada gilirannya ketakutan ini akan mendorong individu-individu tersebut untuk bergerak mundur menuju pemuasan kebutuhan akan rasa aman.
Dalam kenyataannya memang banyak orang yang mengekang dirinya dari perkembangan kreativitas dan kebiasaan- kebiasaan yang spesifik dan konstruktif, dan lebih suka memilih kebiasaan- kebiasaan yang tidak konstruktif dengan demikian mereka menutup kemungkinan sendiri bagi pencapaian aktualisasi diri. Kesimpulannya pencapaian aktualisasi diri itu disamping membutuhkan kondisi lingkungan yang menunjang, juga menuntut adanya kesediaan atau keterbukaan individu terhadap gagasan-gagasan dan pengalaman-pengalaman baru.
Maslow menyimpulkan bahwa, jika mengharapkan lebih banyak lagi orang mampu mengaktualisasikan diri, maka dunia terlebih dahulu perlu diubah agar tercipta kesempatan yang luas bagi orang-orang untuk memuaskan kebutuhan dasarnya. Perubahan dunia yang dimaksud oleh Maslow itu tidak lain adalah reorganisasi besar-besaran dari ketentuan-ketentuan sosial dan struktur-struktur politik yang ada dewasa ini lebih kondusif (Koswara,1991)
Individu akan turun pada kebutuhan di bawahnya apabila kebutuhan di bawahnya tersebut menuntut untuk dipenuhi. Contoh penurunan tingkat kebutuhan menurut Maslow, apabila seseorang karyawan sudah mencapai puncak karier / aktualisasi diri kemudian tiba-tiba perusahaannya bangkrut, dan dia di PHK, maka karyawan tersebut akan memenuhi kebutuhan tingkat dasar lagi demikian seterusnya.
Selanjutnya Maslow juga berpendapat bahwa perilaku manusia hanya akan dipengaruhi oleh kebutuhan yang belum terpuaskan. Dengan kata lain, jika suatu kebutuhan secara relative sudah dapat terpuaskan, maka ia akan mencoba untuk memuaskan kebutuhan yang lebih tinggi berikutnya. Oleh karena itu pemberian penghargaan akan efisien apabila pihak lembaga dapat memahami kebutuhan yang belum terpenuhi dan memberikannya. 

                                                        --------------------



Kebutuhan Manusia Menurut Pandangan Ekonomi Syari’ah Islam (Maslahah)
Dalam pandangan islam menurut ekonomi syari'ah bahwa kebutuhan manusia pada dasarnya  dibagi dalam 3 kebutuhan, namun harus diingat bahwa kebutuhan tidaklah sama dengan keinginan. Jika kebutuhan yang satu terpenuhi ada kalanya manusia merasa puas dan berhenti sejenak atau selamanya, namun jika keinginan tidak akan pernah berhenti dengan kata lain bahwa kebutuhan selalu berkaitan dengan nafsu yang positif sementara keinginan selalu berkaitan dengan nafsu yang negatif.
Adapun bentuk kebutuhan menurut ekonomi syari'ah adalah :    
a. Kebutuhan Dharuriyyah
Daruriyyah adalah sesuatu yang wajib adanya menjadi pokok kebutuhan hidup untuk menegakkan kemaslahatan manusia. Kebutuhan dharuriyyah dalam pengertian ini berpangkal daripada pemeliharaan lima hal, yaitu: agama, jiwa, akal, kehormatan, dan harta. Contoh kebutuhan dharuriyyah :
·    Pengeluaran untuk mempertahankan jiwa dan raga: pangan, sandang, papan dan kesehatan
·     Pengeluaran untuk keagamaan: pengeluaran untuk peribadatan, pemeliharaan hasil-hasil kebudayaan dan dakwah Islam.
·         Pengeluaran untuk memelihara akal: pengeluaran untuk pendidikan
·       Pengeluaran untuk memelihara kehormatan: pengeluaran untuk  biaya perkawinan dan sejenisnya
·        Pengeluaran untuk menjaga  harta kekayaan, misalnya membeli brankas-brankas yang cocok untuk menyimpan harta. 

b. Kebutuhan Hajiyah
Kebutuhan ini maksudnya untuk memudahkan, menghilangkan kesulitan atau menjadikan pemeliharaan yang lebih baik terhadap lima unsur pokok kehidupan manusia. Pada dasarnya jenjang hajiyah ini merupakan pelengkap yang mengokohkan, menguatkan, dan melindungi jenjang dharuriyyah. Atau lebih spesifiknya lagi bertujuan untuk memudahkan atau menghilangkan kesulitan manusia di dunia.
c. Kebutuhan Tahsiniyah
Tahsiniyah adalah sesuatu yang diperlukan oleh norma atau tatanan hidup serta perilaku menurut jalan yang lurus. Hal yang bersifat tahsiniyah  berpangkal dari tradisi yang baik dan segala tujuan perikehidupan  manusia  menurut jalan yang baik. Secara lebih spesifik tahsiniyah adalah  semua barang yang membuat hidup menjadi  lebih mudah  dan gampang tanpa berlebih-lebihan atau bermewahan, seperti makanan yang baik, pakaian yang nyaman, peralatan kecantikan, interior rumah yang tertata lengkap dan  tertata  indah, serta semua barang yang menjadikan hidup manusia menjadi lebih baik.
 Barang kebutuhan ini berhubungan dengan hadits nabi:
Diantara kebahagiaan seseorang adalah tetangga yang baik, kendaraan yang nyaman, dan rumah yang luas” (HR. Ahmad).
Contoh barang kebutuhan tahsiniyah:
·         Pengeluaran untuk acara perayaan tertentu yang diperbolehkan oleh syara’
·     Pengeluaran untuk membeli beberapa  perlengkapan yang memudahkan pekerjaan perempuan di rumah.
·         Pengeluaran untuk memperindah rumah.

Daruriyyah wajib dipelihara. Hajiyah boleh ditinggalkan apabila memeliharanya merusak hukum dharuriyah, dan tahsiniyah boleh ditinggalkan apabila dalam menjaganya merusak hukum dharuriyyah dan hajiah. Jadi, secara umum barang dan jasa yang memiliki kekuatan untuk memenuhi kelima elemen pokok (dharuriyah) telah dapat dikatakan memiliki Maslahah bagi umat manusia. 
                                                      ( fauzi atan by aby )

 



                               




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Akuntansi Bank

PBB

Laboratorium Pajak Daerah