Teori kebutuhan Manusia
TEORI
KEBUTUHAN MANUSIA
Dalam
menjalani kehidupan di dunia yang sifatnya sementara ini, manusia membutuhkan
berbagai jenis dan macam barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya. Sejak
dilahirkan ke dunia sampai berakhir hayat hiidupnya, manusia tidak terlepas
dari bermacam-macaam kebutuhan.
Dalam
rangka memenuhi kebutuhan kehidupan
diperlukan pengorbanan untuk mendapatkan ber-aneka ragam kebutuhan manusia
bahkan kebutuhan itu sendiri cenderung bertambah dan meningkat dan tidak akan
ada habisnya, setelah kebutuhan yang satu terpenuhi maka akan timbul kebutuhan
yang lain begitu seterusnya, bahkan tidak jarang kebutuhan-kebutuhan yang
berbeda itu timbul dalam waktu yang
bersamaan.
Dengan
banyaknya kebutuhan manusia untuk kelangsungan aktivitas kehidupannya, maka
kebutuhan itu dapat digolongkan menjadi 5 jenis kebutuhan :
1.
Kebutuhan
Manusia Menurut Sifatnya.
Kebutuhan
manusia menurut sifatnya dibedakan dalam suatu kebutuhan hidup manusia yang
keberadaannya didasarkan menurut dampak atau pengaruhnya terhadap Jasmani dan
Rohani :
a.
Kebutuhan Jasmani.
Kebutuhan jasmani adalah sebuah kebutuhan yang dimana langsung dapat
dirasakan secara langsung oleh fisik dari seseorang dimana akan dirasakan
langsung oleh tubuh manusia tersebut. Kemudian, jika kebutuhan jasmani seorang
manusia tidak terpenuhi maka akan membawa masalah lain bagi manusia itu
sendiri.
dirasakan secara langsung oleh fisik dari seseorang dimana akan dirasakan
langsung oleh tubuh manusia tersebut. Kemudian, jika kebutuhan jasmani seorang
manusia tidak terpenuhi maka akan membawa masalah lain bagi manusia itu
sendiri.
Contoh:
-
Makanan dan minuman
-
Pakaian
-
Olah raga
-
Kesehatan
-
Istirahat cukup
-
Seks
-
Buang Air
-
Peralatan mandi, Pisau cukur dsb.
Sebagaimana
yang dicontohkan diatas, apabila hal-hal tersebut idak terpenuhi dengan biak
maka akan membahayakan diri sendiri. Jika
manusia tidak makan, maka akan menderita gizi buruk, apabila tidak
sering olahraga dan istirahat yang cukup maka akan lebih sering terkena
penyakit. Apabila tidak menggunakan pakaian, maka seseorang akan kehilangan
sebuah jati dirinya dst.
b.
Kebutuhan
Rohani.
Kebutuhan
rohani adalah sebuah kebutuhan yang berbentuk immaterial, yang memiliki arti
berbagai macam kebutuhan manusia yang memiliki keterkaitan terhadap psikologis
seorang manusia. Kemudian, hal ini berbeda dengan kebutuhan jasmani yang dimana
kebutuhan rohani tidak nampak secara fisik seseorang, tetapi dapat dirasakan
oleh jiwa manusia itu sendiri yang berada paling dalam. Selain itu, kebutuhan
ini tidak memilki keterkaitan dengan fisik seseorang sehingga apabila dilihat
dengan menggunakan kasat mata kasar tidak akan nampak, oleh karena itu
kebutuhan rohani merupakan kebutuhan untuk memdapatkan sesuatu untuk jiwa.
Contoh
dari kebutuhan Rohani adalah:
-
Ibadah
-
Menuntut ilmu
-
Rekreasi
-
Mengerjakan hobi (musik, membaca sdb)
-
Melihat pemandangan
2.
Kebutuhan
Manusia Berdasarkan Kepentingan (Intensitas).
Kebutuhan dilihat dari
sudut kepentingan (urgensi) mendesak atau tidak nya suatu kepentingan yang digolongkan
menjadi 3 bagian :
a.
Kebutuhan Primer.
Pada
kebutuhan primer adalah sebuah kebutuhan yang mutlak atau wajib untuk dipenuhi
agar manusia tetap hidup dan tetap beraktivitas.
Contoh:
-
Makanan dan minuman
-
Pakaian
-
Tempat Tinggal
-
Kendaraan. dsb
Kebutuhan
sekunder disebut juga dengan kebutuhan kultural yaitu kebutuhan yang timbul
bersamaan dengan meningkatnya peradaban manausia. Merupakan sebuah kebutuhan
dimana dibutuhkan ketika semua kebutuhan primer telah terpenuhi dengan cukup
dan baik.
Kebutuhan
Sekunder sifatnya menunjang kebutuhan Primer namun belum terkatagori mewah.
Contoh:
- Makanan dan minuman yang bergizi dan baik
menurut kesehatan
- Pakaian yang baik
- Tempat Tinggal yang lebih baik
- Pendidikan
- Kendaraan. dsb
c. Kebutuhan Tersier (Lux)
Kebutuhan
tersier / mewah / lux adalah sebuah jenis kebutuhan yang dibutuhkan apabila
kebutuhan primer dan sekunder telah terpenuhi dengan cukup dan baik, kebutuhan
ini lebih ditujukan kepada kesenangan hidup manusia.
Contoh:
-
Makanan dan minuman di tempat yang mewah
-
Pakaian yang mewah termasuk perhiasan
-
Tempat Tinggal / hunian mewah
-
Rekreasi yang terjadwal
-
Kendaraan mewah . dsb
Namun
dengan meningkatnya kebutuhan manusia, kebutuhan yang semula dianggap kebutuhan
yang dianggap kebutuhan tersier sudah menjadi kebutuhan sekunder seperti : TV,
HP, Laptop dsb.
3.
Kebutuhan
Manusia Berdasarkan Waktu.
Kebutuhan
ini adalah sebuah kebutuhan yang benar-benar diperlukan dan penting baik untuk
hari ini, atau beberapa hari kemudian
atau beberapa tahun kedepan, dengan demikian kebutuhan ini dibedakan antara
kebutuhan pada waktu sekarang dan kebutuhan pada waktu yang akan datang.
Kebutuhan
sekarang adalah sebuah jenis kebutuhan dimana kebutuhan yang memiliki pengaruh
besar untuk dipenuhi. Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan usia seseorang
seperti kebutuhan remaja dimana terdapat perbedaan antaraorang lanjut usia
dengan kebutuhan bayi ataupun kebutuhan remaja.
2.
Kebutuhan yang Akan Datang.
Kebutuhan
yang akan datang adalah kebutuhan yang disesuaikan dengan kebutuhan seorang
individu dengan apa yang menjadi kesehariannya. Apabila seseorang memiliki hobi
untuk bermain sepak bola, maka kebutuhannya adalah untuk membeli sepatu bola
dan bola sebagai kebutuhan utama darinya. Apabila ia memiliki hobi untuk
memancing, maka membeli alat pancing, kail, dan alat pemancing lainnya.
3.
Kebutuhan Masa Depan.
Kebutuhan
masa depan adalah sebuah kebutuhan yang berdasarkan rasa kenyamanan,
ketentraman, dan juga keyakinan untuk mencapai kedamaian dari seseorang.
Sehingga kebutuhan masa depan tersebut digunakan untuk mencapai kebutuhan
rohani dari seorang manusia. Sebagaimana contohnya adalah keutuhan seseorang
terhadap agama, Tabungan dan Investasi di hari tua dsb.
4.
Kebutuhan
Manusia Berdasarkan Wujudnya.
Kebutuhan
ini didasarkan atas wujud tidaknya suatu barang dan dibedakan antara kebutuhan
material dan kebutuhan in-material :
1.
Kebutuhan Material.
Kebutuhan
barang-barang yang berwujud, dapat dilihat, diraba dan dinikmati contohnya
kendaraan, sepeda, computer, rumah, pabrik dsb.
2.
Kebutuhan In-Material.
Kebutuhan
barang-barang yang tidak berwujud, tidak dapat dilihat, tidak dapat diraba tapi
dapat dinikmati contohnya keamanan, keadilan, kesehatan, pendidikan, kebebasan
dsb.
5.
Kebutuhan
Manusia berdasarkan Subjek.
Kebutuhan
ini adalah kebutuhan yang dibedakan menurut pihak-pihak yang membutuhkan
meliputi :
1.
Kebutuhan Individu.
Kebutuhan
yang dilihat dari spesifik yang dibutuhkan seperti kebutuhan petani akan lain dengan
kebutuhan dokter dan berbeda dengan kebutuhan pelajar serta kebutuhan buruh di
pabrik.
2.
Kebutuhan Masyarakat.
Disebut
juga dengan kebutuhan kolektif atau kebutuhan terhadap sesuatu yang akan
digunakan bersama-sama atau kelompok.
3.
Kebutuhan Sosial.
Adalah
kebutuhan akan berbagai barang dan jasa yang akan digunakan untuk memuaskan
seseorang atau sekelompok orang seperti Jalan, Jembatan, WC Umum, dsb.
Dari
berbagai kebutuhan seharusnya tersusun dalam suatu hirarki (bertingkat)
sedemikian rupa sehingga kebutuhan yang lebih rendah seharusnya dipenuhi
terlebih dahulu sebelum dirasakan timbulnya kebutuhan yang lebih tinggi
sehingga terdorong orang untuk berusaha lebih. Namun dalam skala normal, kebutuhan itu sedapatnya dipenuhi seluruhnya
walaupun terdapat skala prioritas dalam memenuhinya sebagai contoh setiap
individu akan memenuhi kebutuhan fisik terlebih dahulu baru kebutuhan lainnya.
Menurut Teori
Hirarki Kebutuhan Maslow, kebutuhan manusia bermacam-macam dan dapat
dikelompok-kelompokkan. Adapun ide yang ingin dilontarkan oleh Abraham
Maslow adalah ; bahwa kebutuhan manusia yang beraneka ragam
tersebut dapat dikelompokkan ke dalam lima kelompok menurut urut-urutan
kepentingannya, sebagai berikut:
1. Kebutuhan-kebutuhan Fisiologis
(Physiological Needs).
Kebutuhan-kebutuhan fisiologis adalah
sekumpulan kebutuhan dasar yang paling mendesak pemuasannya karena berkaitan
langsung dengan pemuasan biologis dan kelangsungan hidup. Kebutuhan-kebutuhan
dasar fisiologis itu antara lain kebutuhan akan makan, air, oksigen, aktif,
istirahat, keseimbangan temperature, seks, dan kebutuhan akan stimulasi
sensoris. Karena merupakan kebutuhan yang paling mendesak, maka
kebutuhan-kebutuhan fisiologis akan paling didahulukan pemuasannya oleh
individu. Dan jika kebutuhan fisiologis ini tidak terpenuhi atau belum
terpuaskan, maka individu tidak akan tergerak untuk bertindak memuaskan
kebutuhan-kebutuhan lain yang lebih tinggi.
Sebagi contoh, jika
kita manusia sedang lapar maka dia tidak akan bergerak untuk belajar, membuat
komposisi muskc atau membangun sesuatu. Pada saat lapar kita dikuasai oleh
hasrat untuk memperoleh makanan secepatnya (Koswara, 1991)
Dengan demikian tidak bisa
dipungkiri lagi bahwa kepuasan fisiologis itu merupakan pendorong dan pengaruh
yang kuat atas tingkah laku manusia, dan manusia akan selalu berusaha memuaskannya
sebelum memuaskan kebutuhan-kebutuhan lain yang lebih tinggi.
2. Kebutuhan Akan Rasa Aman (need For
Self-Securitay).
Apabila kebutuhan fisiologis individu
telah terpuaskan, maka dalam diri individu akan muncul sutu kebutuhan yang
dominan dan menuntut pemuasan, yakni kebutuhan akan rasa aman (need for
self-security). Yang dimaksud oleh Maslow (dalam Koswara, 1990) dengan
kebutuhan rasa aman ini adalah suatu kebutuhan yang mendorong individu yang
memperoleh ketentraman, kepastian, dan keteraturan dari keadaan lingkungannya.
Contoh paling nyata bahwa manusia sangat membutuhkan rasa aman adalah pada saat
masa bayi dan anak-anak yang membutuhkan perlindungan dari orang tuanya.
Pada orang dewasa pun
kebutuhan akan rasa aman ini nampak dan berpengaruh secara aktif. Usaha-usaha
untuk memperoleh perlindungan dan keselamatan kerja, penghasilan tetap atau
membayar asuransi, merupakan contoh- contoh dari tingkah laku yang mencerminkan
kebutuhan akan rasa aman pada orang-orang dewasa. Untuk sebagian, system-sistem
kepercayaan agama dan filsafat biasanya ditafsirkan demikian. Agama dan
filsafat oleh sementara orang dianggap sebagai alat yang bisa membantu mereka
untuk mengorganisasikan dunianya.
Maslow (1970)
selanjutnya menyatakan, bahwa tipe dari keadaan neurotik, yakni
obsesi-kompulasi, terutama didorong oleh pencarian rasa aman. Sejumlah orang
neurotik, apabila menghadapi keadaan tertentu melalui penampilan yang rapi,
berdisiplin, dan teratur. Kebutuhan akan rasa aman dari orang-orang neurotik
itu juga sering diekspresikan melalui keinginan mencari pelindung atau orang-
orang kuat yang bisa dijadikan tempat bergantung.
3. Kebutuhan Akan Cinta dan Rasa
Memiliki (Need For Love And Belongingness).
Kebutuhan akan cinta dan rasa , (need
for love and belongingness) ini adalah suatu kebutuhan yang mendorong individu
untuk mengadakan hubungan efektif atau ikatan emosional dengan individu lain,
baik dengan sesama jenis maupun dengan yang berlainan jenis, di lingkungan
keluarga ataupun di lingkungan kelompok di masyarakat. Bagi individu-individu,
keanggotaan dalam kelompok sering menjadi tujuan yang dominan, dan mereka bisa
menderita kesepian, terasing, dan tak berdaya apabila keluarga, pasangan hidup,
rekan kerja, atau teman-teman meninggalkannya.
Maslow dengan tegas
menolak pendapat Freud bahwa cinta dan afeksi itu berasal dari naluri seksual
yang disublimasi. Bagi Maslow, cinta dan seks adalah dua hal yang sama sekali
berbeda. Selanjutnya Maslow menegaskan bahwa cinta yang matang menunjuk kepada
hubungan cinta yang sehat di antara dua orang atau lebih, yang di dalamnya
terdapat sikap saling percaya dan saling menghargai. Maslow juga menekankan
bahwa kebutuhan akan cinta itu mencakup keinginan untuk mencintai dan dicintai.
Mencintai dan dicintai menurut Maslow, merupakan prasyarat bagi adanya perasaan
yang sehat.
Sebalikya, tanpa cinta
orang akan dikuasai oleh perasaan kebencian, rasa tak barharga dan kehampaan.
Maslow akhirnya menyimpulkan, bahwa antara kepuasan cinta efeksi di masa
kanak-kanak dan kesehatan mental di masa dewasa terdapat korelasi yang
signifikan. (Koswara, 1991)
4. Kebutuhan Akan Rasa Harga Diri (Need
For Self-Esteem).
Kebutuhan yang keempat, yakni kebutuhan
akan rasa harga diri (need for self-esteem), oleh Maslow dibagi ke dalam dua
bagian. Bagian pertama adalah penghormatan dan penghargaan diri sendiri, dan
bagian kedua adalah peng- hargaan dari orang lain. Bagian pertama mencakup
hasrat untuk memperoleh kompetensi, rasa percaya diri, kekuatan pribadi, adukuasi,
kemandirian, dan kebe- basan. Individu ingin mengetahui atau yakin bahwa
dirinya berharga serta mampu mengatasi segala tantangan dalam hidupnya. Adapun
bagian yang kedua meliputi antara lain prestasi. Dalam hal ini butuh
penghargaan atas apa saja yang dilaku- kannya. Terpuaskannya akan kebutuhan akan
rasa harga diri pada individu akan menghasilkan sikap percaya diri, rasa
berharga, rasa takut, rasa mampu, dan rasa perasaan berguna.
Sebaliknya, frustasi
atau terlambatnya pemuasan kebutuhan akan rasa harga diri itu akan menghasilkan
sikap rendah diri, rasa tidak pantas, rasa lemah, rasa tak mampu, dan rasa tak
berguna, yang menyebabkan individu tersebut mengalami kehampaan, keraguan, dan
keputusasaan dalam menghadapi tuntutan hidupnya, serta memiliki penilaian yang
rendah atas dirinya sendiri dalam kaitannya dengan orang lain. Maslow
menegaskan bahwa rasa harga diri yang sehat lebih di dasarkan pada prestasi
ketimbang prestise, status. Dengan perkataan lain, rasa harga diri individu
yang sehat adalah hasil usaha individu yang bersangkutan, dan merupakan bahaya
psikologis yang nyata apabila seseorang lebih mengandalkan rasa harga dirinya
pada opini orang lain ketimbang pada kemampuan dan prestasi nyata dari dalam dirinya
sendiri (Koswara, 1991)
5. Kebutuhan Akan Aktualisasi Diri (Need
For Self-Actualization).
Kebutuhan untuk mengungkapkan diri atau
aktualisasi diri (need for self actualization) merupakan kebutuhan manusia yang
paling tinggi dalam teori Maslow. Kebutuhan ini akan muncul apabila
kebutuhan-kebutuhan yang ada di bawahnya telah terpuaskan dengan baik. Maslow
menandai kebutuhan akan aktualisasi diri sebagai hasrat individu untuk menjadi
orang yang sesuai dengan keinginan dan potensi yang dimilikinya. Contoh dari
aktualisasi diri ini adalah seseorang yang berbakat musik menciptakan komposisi
musik, seseorang yang memiliki potensi intelektual menjadi ilmuan, dan
seterusnya.
Maslow mencatat bahwa
aktualisasi diri itu tidak hanya berupa menciptakan kreasi atau karya-karya
berdasarkan bakat-bakat atau kemampuan-kemampuan khusus. Orang tua, mahasiswa,
dosen, pegawai, dan buruh pun bisa mengaktualisasikan dirinya, yakni dengan
jalan membuat yang terbaik, atau bekerja sebaik-baiknya sesuai dengan bidangnya
masing-masing. Bentuk aktualisasi diri ini berbeda pada setiap orang. Hal ini
tidak lain disebabkan dan merupakan cerminan dari adanya perbedaan-perbedaan
individual. Bagaimanapun, Maslow mengakui bahwa untuk mencapai taraf
aktualisasi diri atau memenuhi kebutuhan akan aktualisasi diri tidaklah mudah,
sebab upaya kearah itu banyak sekali hambatannya.
Hambatan individu dalam mengaktualisasikan dirinya
Menurut Maslow, paling tidak ada tiga hambatan apabila
individu ingin mengaktualisasikan dirinya.
·
Pertama, hambatan dari dalam diri
individu.
Yakni berupa
ketidaktahuan, keraguan, dan bahkan juga rasa takut dari individu untuk
mengungkapkan potensi-potensi yang dimilikinya, sehingga potensi-potensi itu
tetap laten.
· Kedua, hambatan yang berasal dari luar
atau dari masyarakat.
Hambatan dari
masyarakat ini dapat berupa kecenderungan mendepersonalisasi individu, juga
berupa perepresian sifat-sifat, bakat, atau potensi-potensi. Masyarakat sering
merepres pengungkapkan sifat-sifat, atau kebiasaan-kebiasaan yang spesifik dari
para warganya yang apabila terungkap, bisa mengantarkan mereka menuju
aktualisasi diri. Tegasnya, aktualisasi diri itu hanya mungkin apabila kondisi
lingkungan menunjangnya. Kenyataannya menurut keyakinan Maslow, tidak ada
satupun lingkungan masyarakat yang sepenuhnya menunjang atas upaya aktualisasi
diri para warganya, meskipun ada beberapa masyarakat yang jauh lebih baik dan
menunjang daripada masyarakat yang lainnya.
Ketiga, hambatan berupa pengaruh negatif
yang dihasilkan oleh kebutuhan yang kuat akan rasa aman.
Seperti diketahui,
proses-proses perkembangan menuju kematangan menuntut kesediaan individu untuk
mengambil resiko, membuat kesalahan, dan melepaskan kebiasaan-kebiasaan lama
yang tidak konstruktif . Kesemuanya itu jelas memerlukan keberanian oleh
individu-individu yang kebutuhan akan rasa amannya terlaku kuat, pengambilan
resiko, pembuatan kesalahan, dan pelepasan kebiasaan-kebiasaan lama yang tidak
konstruktif itu justru menjadi hal-hal yang mengancam atau menakutkan, dan pada
gilirannya ketakutan ini akan mendorong individu-individu tersebut untuk
bergerak mundur menuju pemuasan kebutuhan akan rasa aman.
Dalam kenyataannya
memang banyak orang yang mengekang dirinya dari perkembangan kreativitas dan
kebiasaan- kebiasaan yang spesifik dan konstruktif, dan lebih suka memilih
kebiasaan- kebiasaan yang tidak konstruktif dengan demikian mereka menutup
kemungkinan sendiri bagi pencapaian aktualisasi diri. Kesimpulannya pencapaian
aktualisasi diri itu disamping membutuhkan kondisi lingkungan yang menunjang,
juga menuntut adanya kesediaan atau keterbukaan individu terhadap
gagasan-gagasan dan pengalaman-pengalaman baru.
Maslow menyimpulkan
bahwa, jika mengharapkan lebih banyak lagi orang mampu mengaktualisasikan diri,
maka dunia terlebih dahulu perlu diubah agar tercipta kesempatan yang luas bagi
orang-orang untuk memuaskan kebutuhan dasarnya. Perubahan dunia yang dimaksud
oleh Maslow itu tidak lain adalah reorganisasi besar-besaran dari ketentuan-ketentuan
sosial dan struktur-struktur politik yang ada dewasa ini lebih kondusif
(Koswara,1991)
Individu akan turun
pada kebutuhan di bawahnya apabila kebutuhan di bawahnya tersebut menuntut
untuk dipenuhi. Contoh penurunan tingkat kebutuhan menurut Maslow, apabila
seseorang karyawan sudah mencapai puncak karier / aktualisasi diri kemudian
tiba-tiba perusahaannya bangkrut, dan dia di PHK, maka karyawan tersebut akan
memenuhi kebutuhan tingkat dasar lagi demikian seterusnya.
Selanjutnya Maslow
juga berpendapat bahwa perilaku manusia hanya akan dipengaruhi oleh kebutuhan
yang belum terpuaskan. Dengan kata lain, jika suatu kebutuhan secara relative
sudah dapat terpuaskan, maka ia akan mencoba untuk memuaskan kebutuhan yang
lebih tinggi berikutnya. Oleh karena itu pemberian penghargaan akan efisien
apabila pihak lembaga dapat memahami kebutuhan yang belum terpenuhi dan
memberikannya.
--------------------
--------------------
Kebutuhan
Manusia Menurut Pandangan Ekonomi Syari’ah Islam (Maslahah)
Dalam pandangan islam menurut ekonomi syari'ah bahwa kebutuhan manusia pada dasarnya dibagi dalam 3 kebutuhan, namun harus diingat bahwa kebutuhan tidaklah sama dengan keinginan. Jika kebutuhan yang satu terpenuhi ada kalanya manusia merasa puas dan berhenti sejenak atau selamanya, namun jika keinginan tidak akan pernah berhenti dengan kata lain bahwa kebutuhan selalu berkaitan dengan nafsu yang positif sementara keinginan selalu berkaitan dengan nafsu yang negatif.
Adapun bentuk kebutuhan menurut ekonomi syari'ah adalah :
a.
Kebutuhan Dharuriyyah
Daruriyyah adalah
sesuatu yang wajib adanya menjadi pokok kebutuhan hidup untuk menegakkan
kemaslahatan manusia. Kebutuhan dharuriyyah dalam pengertian ini berpangkal
daripada pemeliharaan lima hal, yaitu: agama, jiwa, akal, kehormatan,
dan harta. Contoh kebutuhan dharuriyyah :
· Pengeluaran untuk mempertahankan jiwa dan
raga: pangan, sandang, papan dan kesehatan
· Pengeluaran untuk keagamaan: pengeluaran
untuk peribadatan, pemeliharaan hasil-hasil kebudayaan dan dakwah Islam.
·
Pengeluaran untuk memelihara akal:
pengeluaran untuk pendidikan
·
Pengeluaran untuk memelihara kehormatan:
pengeluaran untuk biaya perkawinan dan sejenisnya
·
Pengeluaran untuk menjaga harta
kekayaan, misalnya membeli brankas-brankas yang cocok untuk menyimpan harta.
b.
Kebutuhan Hajiyah
Kebutuhan ini maksudnya
untuk memudahkan, menghilangkan kesulitan atau menjadikan pemeliharaan yang
lebih baik terhadap lima unsur pokok kehidupan manusia. Pada dasarnya jenjang
hajiyah ini merupakan pelengkap yang mengokohkan, menguatkan, dan melindungi
jenjang dharuriyyah. Atau lebih spesifiknya lagi bertujuan untuk memudahkan
atau menghilangkan kesulitan manusia di dunia.
c.
Kebutuhan Tahsiniyah
Tahsiniyah adalah
sesuatu yang diperlukan oleh norma atau tatanan hidup serta perilaku menurut jalan
yang lurus. Hal yang bersifat tahsiniyah berpangkal dari tradisi
yang baik dan segala tujuan perikehidupan manusia menurut
jalan yang baik. Secara lebih spesifik tahsiniyah adalah semua
barang yang membuat hidup menjadi lebih mudah dan gampang
tanpa berlebih-lebihan atau bermewahan, seperti makanan yang baik, pakaian yang
nyaman, peralatan kecantikan, interior rumah yang tertata lengkap
dan tertata indah, serta semua barang yang menjadikan
hidup manusia menjadi lebih baik.
Barang kebutuhan ini
berhubungan dengan hadits nabi:
“Diantara kebahagiaan seseorang adalah
tetangga yang baik, kendaraan yang nyaman, dan rumah yang luas” (HR. Ahmad).
Contoh barang
kebutuhan tahsiniyah:
·
Pengeluaran untuk acara perayaan tertentu
yang diperbolehkan oleh syara’
· Pengeluaran untuk membeli
beberapa perlengkapan yang memudahkan pekerjaan perempuan di rumah.
·
Pengeluaran untuk memperindah rumah.
Daruriyyah wajib
dipelihara. Hajiyah boleh
ditinggalkan apabila memeliharanya merusak hukum dharuriyah,
dan tahsiniyah boleh ditinggalkan apabila dalam menjaganya merusak
hukum dharuriyyah dan hajiah. Jadi, secara umum barang dan jasa yang memiliki
kekuatan untuk memenuhi kelima elemen pokok (dharuriyah) telah dapat dikatakan
memiliki Maslahah bagi umat manusia.
( fauzi atan by aby )
Komentar
Posting Komentar