Konsep Dasar Managemen Keuangan (KDMK)





Konsep Dasar Manajemen Keuangan


Manajemen keuangan memiliki peran dalam kehidupan perusahaan yang ditentukan oleh perkembangan ekonomi kapitalisme. Pada awal lahirnya kapitalisme sebagai system ekonomi pada abad 18, manajemen keuangan hanya membahas topik rugi-laba. Selanjutnya berturut-turut ia memiliki peranan antara lain sebagai berikut :
  1. Tahun 1900 awal            : Penerbit surat berharga
  2. Tahun 1930 – 1940         : kebangkrutan, reorganisasi
  3. Tahun 1940 – 1950         : anggaran & internal audit
  4. Tahun 1950 – 1970         : eksternal perusahaan
  5. Tahun 1970 – 1980         : inflasi
  6. Tahun 1980 – 1990         : krisis ekonomi keuangan
  7. Tahun 1990 – sekarang   : globalisasi
Perkembangan manajemen keuangan sangat dipengaruhi oleh berbagai factor antara lain kebijakan moneter, kebijakan pajak, kondisi ekonomi, kondisi sosial, dan kondisi politik. Kebijakan moneter berhubungan dengan tingkat suku bunga dan inflasi. Khususnya inflasi mempunyai dampak langsung terhadap manajemen keuangan antara lain masalah :

1. Masalah akuntasi
2. Kesulitan perencanan
3. Permintaan terhadap modal
4. Suku bunga
5. Harga obligasi menurun

Kondisi ekonomi juga mempunyai dampak lansung terhadap manajemen keuangan antar lain masalah :

1. Persaingan internasional
2. Keuangan internasional
3. Kurs pertukaran yang berfluktuasi
4. Marger, pengambilalihan, dan restrukturisasi
5. Inovasi keuangan dan rekayasa keuangan

Perbedaan Manajemen Keuangan dengan Manajemen Akuntansi.

Manajemen merupakan segenap perbuatan menggerakkan sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu melalui fungsi perencanaan, pengorganisasian sampai kepada pengawasan melalui alat yang disebut dengan Enam “M” (Man, Money, Materails, Machine, Methode dan Markets), sementara disiplin Ilmu Keuangan dasarnya menitik beratkan pada Penilaian dan Pengambilan Keputusan.

Akuntansi dan keuangan pada prinsipnya memiliki kesamaan sebagai alat ekonomi yang memfokuskan pada aktiva dan fasiva, namun perbedaan yang sangat mendasar adalah, untuk akuntansi pada dunia usaha, menekankan pada hasil kegiatan perusahaan yang diwujudkan dalam laporan keuangan dengan bentuk Neraca, Laporan Laba/Rugi, Laporan Arus Kas dan Perubahan Modal dengan maksud sebagai tinjauan apa yang telah terjadi diwaktu yang lalu dalam periode waktu tertentu, sedangkan Keuangan lebih menekankan pada pembuatan keputusan pandangan pada masa depan (future).

Manajemen Keuangan pada sisi aktiva (assets) yang meliputi keputusan investasi (investment decision), sedangkan pada sisi pasiva (liabilities dan equity) meliputi Keputusan pendanaan (financing decision).

A.       Pengertian Dasar Manajemen Keuangan

Manajemen Keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan, penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh organisasi atau perusahaan.

Penjelasan Singkat Masing-Masing Fungsi Manajemen Keuangan :
1.        Perencanaan Keuangan :
Membuat rencana pemasukan dan pengeluaran serta kegiatan-kegiatan lainnya untuk periode tertentu.

2.        Penganggaran Keuangan :
Tindak lanjut dari perencanaan keuangan dengan membuat detail pengeluaran dan pemasukan.

3.        Pengelolaan Keuangan :
Menggunakan dana perusahaan untuk memaksimalkan dana yang ada dengan berbagai cara.

4.        Pencarian Keuangan :
Mencari dan mengeksploitasi sumber dana yang ada untuk operasional kegiatan perusahaan.

5.        Penyimpanan Keuangan :
Mengumpulkan dana perusahaan serta menyimpan dana tersebut dengan aman.

6.        Pengendalian Keuangan :
Melakukan evaluasi serta perbaikan atas keuangan dan sistem keuangan pada perusahaan.

7.        Pemeriksaan Keuangan :
Melakukan audit internal atas keuangan perusahaan yang ada agar tidak terjadi penyimpangan.

     
        Pengertian Manajemen Keuangan

Manajemen Keuangan merupakan manajemen terhadap fungsi- fungsi keuangan. Fungsi-fungsi keuangan tersebut meliputi bagaimana memperoleh dana (raising of fund) dan bagaimana menggunakan dana tersebut (allocation of fund). Manajer keuangan berkepentingan dengan penentuan jumlah aktiva yang layak dari investasi pada berbagai aktiva dan pemilihan sumber-sumber dana untuk membelanjai aktiva tersebut.
Manajer keuangan berkepentingan dengan penentuan jumlah aktiva yang layak dari investasi pada berbagai aktiva dan pemilihan sumber-sumber dana untuk membelanjai aktiva-aktiva tersebut. Untuk membelanjai kebutuhan dana tersebut, manajer keuangan dapat memenuhinya dari sumber yang berasal dari luar perusahaan dan dapat juga yang berasal dari dalam perusahaan. Sumber dari luar perusahaan berasal dari pasar modal, yaitu pertemuan antara pihak membutuhkan dana dan pihak yang dapat menyediakan dana. Dana yang berasal dari pasar modal ini dapat berbentuk hutang (obligasi) atau modal sendiri (saham). Sumber dari dalam perusahaan berasal dari penyisihan laba perusahaan (laba ditahan), cadangan,maupun depresiasi.
Setelah dana diperoleh, dana tersebut harus digunakan untuk membelanjai operasi perusahaan. Dana akan tertanam pada berbagai kekayaan riil perusahaan.

Beberapa definisi :

Definisi Manajemen Keuangan menurut Bambang Riyanto adalah keseluruhan aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha mendapatkan dana yang diperlukan dengan biaya yang minimal dan syarat-syarat yang paling menguntungkan beserta usaha untuk menggunakan dana tersebut seefisien mungkin.
Sedangkan Definisi Manajemen Keuangan menurut para ahli dapat Anda baca dibawah ini :

1.      Liefman :
Manajemen Keuangan merupakan usaha untuk menyediakan uang dan menggunakan uang untuk mendapat atau memperoleh aktiva.
2.      Suad Husnan :
Manajemen Keuangan ialah manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan.
3.      Grestenberg :
how business are organized to acquire funds, how they acquire funds, how the use them and how the prof ts business are distributed.
4.      James Van Horne :
Manajemen Keuangan adalah segala aktivitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan dan pengelolaan aktiva dengan tujuan menyeluruh.
5.      J. L. Massie :
Manajemen keuangan adalah kegiatan operasional bisnis yang bertanggung jawab untuk memperoleh dan menggunakan dana yang diperlukan untuk sebuah operasi yang efektif dan efisien.
6.      Howard & Upton :
Manajemen keuangan adalah penerapan fungsi perencanaan & pengendalian fungsi keuangan.
7.      JF Bradley :
Manajemen keuangan adalah bidang manajemen bisnis yang ditujukan untuk penggunaan model secara bijaksana & seleksi yang seksama dari sumber modal untuk memungkinkan unit pengeluaran untuk bergerak ke arah mencapai tujuannya.
   
B.       Tugas Pokok Manajemen Keuangan

Tugas-tugas dasar yang diemban oleh seorang manajer keuangan secara umum adalah :

  1. Mendapatkan Dana Perusahaan
  2.  Menggunakan Dana Perusahaan
  3. Membagi Keuntungan/Laba Perusahaan
C.       Tujuan Manajemen Keuangan

Untuk mengelola dana perusahaan secara umum dan untuk memaksimalkan nilai perusahaan, dengan demikian apabila suatu sa’at perusahaan dijual maka harganya dapat ditetapkan setinggi mungkin dengan kebijakan :
  1. Memaksimalkan nilai perusahaan dengan tetap berpedoman pada keseimbangan antara likuiditas dan rentabilitas yang selalu bergerak secara berlawanan. Jika perusahaan selalu mempertahankan likuiditas kebijakan yang selalu timbuk adalah menahan banyak uang kas, artinya akan banyak uang yang menganggur (idle of funds) sehingga dampak kebijakan itu akan menurunkan tingkat rentabilitas perusahaan dan sebaliknya.
  2. Pemisahan yang tegas antara Pemilik modal dan manajemen mencapai hasil yang maksimal dengan resiko yang masih dalam batas kewajaran dan layak karena kepentingan Pemegang Saham tidak selalu sama dengan kepentingan Manajemen Perusahaan.
D.   Tujuan Manajemen Keuangan Pada Perusahaan

Pada dasarnya tujuan manajemen keuangan (The Main Objective of Financial Management) adalah memaksimumkan nilai perusahaan atau memaksimumkan kemakmuran pemegang saham, bukan memaksimumkan profit. Arti memaksimumkan profit, berarti mengabaikan tanggung jawab social, mengabaikan risiko, dan berorientasi jangka pendek. Sedangkan arti memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau nilai perusahaan sebagai berikut:
  • Berarti memaksimumkan nilai sekarang (present value) semua keuntungan di masa datang yang akan diterima oleh pemilik perusahaan.
  • Berarti lebih menekankan pada aliran hasil bukan sekedar laba bersih dalam pengertian akuntansi.
  • Akan tetapi dibalik tujuan tersebut masih terdapat konflik antara pemilik perusahaan dengan penyedia dana sebagai kreditur. Jika perusahaan berjalan lancar, maka nilai saham perusahaan akan meningkat, sedangkan nilai hutang perusahaan dalam bentuk obligasi tidak terpengaruh sama sekali. Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai dari saham kepemilikan bisa merupakan indeks yang tepat untuk mengukur tingkat efektifitias perusahaan. Berdasarkan alasan itulah, maka tujuan manajemen keuangan dinyatakan dalam bentuk maksimalisasi nilai saham kepemilikan perusahaan, atau memaksimalisasikan harga saham. Tujuan memaksimumkan harga saham tidak berarti bahwa para manajer harus berupaya mencari kenaikan nilai saham dengan mengorbankan para pemegang obligasi.
  • Memaksimumkan kemakmuran pemegang saham/pemilik perusahaan tidak mengingkari adanya social objectives dan kewajiban sosial. Tanggung jawab sosial adalah satu aspek penting dari tujuan perusahaan, maksudnya:
  • Keberhasilan memaksimumkan nilai perusahaan akan memberikan sumbangan yang berarti kepada lingkungan sosial secara keseluruhan. Artinya jika manajemen keuangan menuju pada maksimalisasi harga saham, maka diperlukan manajemen yang baik dan efisien sesuai dengan permintaan konsumen.
  • Pengaruh (dampak) lingkungan eksternal seperti polusi, keselamatan kerja, keamanan produk juga harus diperhitungkan. Dimana perusahaan yang berhasil selalu menempatkan efisiensi dan inovasi sebagai prioritas, sehingga menghasilkan produk baru, penemuan teknologi baru dan perluasan lapangan pekerjaan.
  • Kepekaan terhadap faktor eksternal merupakan salah satu syarat penting agar perusahaan tetap dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Faktor-faktor luar seperti pencemaran lingkungan, jaminan keamanan produk dan keselamatan kerja menjadi lebih penting untuk dipertimbangkan. Fluktuasi di semua tingkat kegiatan bisnis dan perubahan-perubahan yang terjadi pada kondisi pasar keuangan merupakan aspek penting dari lingkungan luar.
  • Perusahaan harus dapat memaksimumkan kemakmuran pemegang saham dalam kendala legal dan sosial dan bertanggung jawab terhadap perubahan lingkungan. Kerjasama antara industri dan pemerintah sangat diperlukan untuk menciptakan peraturan yang mengatur perilaku perusahaan, dan sebaliknya perusahaan mematuhi peraturan tersebut.
  • Tujuan perusahaan pada dasarnya adalah memaksimumkan nilai perusahaan dengan pertimbangan teknis sebagai berikut :
  • Memaksimumkan nilai bermakna lebih luas daripada memaksimumkan laba, karena memaksimumkan nilai berarti mempertimbangkan pengaruh waktu terhadap nilai uang.
  • Memaksimumkan nilai berarti mempertimbangkan berbagai resiko terhadap arus pendapatan perusahaan.
  • Mutu dari arus dana yang diharapkan diterima di masa yang akan datang mungkin beragam.
Lingkungan Keuangan

Aspek lingkungan yang penting dipahami para manajer keuangan adalah sektor keuangan di bidang perekonomian, yang terdiri dari pasar keuangan (financial markets), lembaga keuangan (financial institutions) dan instrumen keuangan (financial instruments).

Pasar keuangan, menunjukkan pertemuan antara permintaan dan penawaran akan aktiva finansial (financial asset) atau sering disebut sebagai sekurities. Sekurities adalah secarik kertas (surat) yang mempunyai nilai pasar karena surat tersebut menunjukkan klaim atas aktiva riil perusahaan (misalnya mesin-mesin, pabrik, bahan baku, barang dagangan, merek dagang, dll.)

Lembaga keuangan yaitu lembaga yang berperan sebagai lembaga intermediari (financial intermediation) dengan mempertemukan unit surplus dengan unit defisit. Contoh lembaga keuangan dalam sistem moneter adalah Bank sentral, Bank pencipta uang giral/bank umum. Lembaga keuangan dan di luar sistem moneter (bank bukan pencipta uang giral/BPR), lembaga pembiayaan, perusahaan asuransi, dana pensiun, lembaga di bidang pasar modal, dll.

Instrumen Keuangan, contohnya adalah uang, saham, hutang, dan surat berharga di pasar uang dan pasar modal lainnya.

E.       Prinsip Manajemen Keuangan
Untuk memahami transaksi-transaksi keuangan serta pengambilan keputusan keuangan yang meliputi investasi dan pendanaan perlu diketahui prinsip-prinsip keuangan yang fundamental yaitu :

1.     Self Interest Behavior.

Dengan maksud bahwa orang akan memilih tindakan yang memberikan keuntungan yang terbaik bagi perusahaan.

2.     Risk Aversion.

Dengan maksud bahwa orang akan memilih alternative tingkat rasio keuntungan (return) dan risiko (risk) yang lebih besar.

3.     Diversification.

Dengan maksud mengajarkan tindakan diversifikasi yang menguntungkan karena dapat meningkatkan rasio antara keuntungan dan resiko.

4.     Two Sided Transactions.

Prinsip ini selalu disebut dengan Zero-sum game dengan maksud bahwa kita tidak hanya melihat dari sisi perusahaan sendiri tetapi juga melihat dari sisi lawan transaksi. Jika dalam suatu transaksi kita untung Rp. 1.000,- sedangkan posisi lawan kita mengalami kerugian Rp. 500,- artinya langkah yang terbaik adalah win-win bukan win-loss.

5.     Incremental benefit.

Dengan maksud mengajarkan bahwa keputusan keuangan harus didasarkan pada selisih antara nilai dengan suatu alternative dan nilai tanpa alternative. Incremental dapat diartikan sebagai tambahan benefit.

6.     Sinaling.

Dengan maksud mengajarkan bahwa setiap tindakan mengandung informasi. Misalnya, suatu tindakan perusahaan menaikkan pembayaran deviden perlembar saham dapat dipandang oleh investor sebagai suatu keyakinan yang tinggi pada kondisi keuangan perusahaan yang akan datang.
7.     Capital Market Efficiency.

Pasar modal dimana harga aktiva financial yang diperjual belikan mencerminkan seluruh informasi yang ada dan dapat menyesuaikan diri secara cepat terhadap informasi baru. Pasar modal juga harus efisien secara operasi misalnya, kemudahan dalam berjual beli sekuritas (kepemilikan surat berharga).

8.     Risk-Return Trade-Off.

Prinsip ini mengatakan setiap orang menyukai keuntungan yang tinggi dengan nilai resiko yang rendah. Hal tersebut tidak akan tercapai karena semua orang menginginkannya. Oleh karena itu untuk memperoleh keuntungan yang besar bersiaplah dengan menanggung resiko yang besar.

9.     Option.

Opsi adalah suatu hak tanpa kewajiban untuk melakukan sesuatu, artinya kita memiliki hak dan kewajiban, seperti hak membeli saham dari pihak lain pada harga Rp. 1.000,- perlembar saham, Jika beberapa hari kemudian saham tersebut naik ataupun turun kita tidak memiliki kewajiban untuk menambah atau memperoleh tambahan atas kenaikan saham tersebut.

10.  Time Value of Money.

Prinsip yang sangat sederhana, mudah dimengerti tetapi memainkan peranan penting dalam keputusan keuangan. Prinsip ini mengajarkan dimana uang   Rp. 1.000,- yang diterima pada hari ini tidak akan sama nilainya dengan uang Rp. 1.000,- yang akan kita terima pada bulan depan.

Secara Struktur Manajemen Keuangan memiliki prinsip :

1. Konsistensi (Consistency).

Sistem dan kebijakan keuangan dari organisasi harus konsisten dari waktu ke waktu. Ini tidak berarti bahwa sistem keuangan tidak boleh disesuaikan apabila terjadi perubahan di organisasi. Pendekatan yang tidak konsisten terhadap manajemen keuangan merupakan suatu tanda bahwa terdapat manipulasi di pengelolaan keuangan.


2. Akuntabilitas (Accountability).
 
Akuntabilitas adalah kewajiban moral atau hukum, yang melekat pada individu, kelompok atau organisasi untuk menjelaskan bagaimana dana, peralatan atau kewenangan yang diberikan pihak ketiga telah digunakan. NGO mempunyai kewajiban secara operasional, moral dan hukum untuk menjelaskan semua keputusan dan tindakan yang telah mereka ambil. Organisasi harus dapat menjelaskan bagaimana dia menggunakan sumberdayanya dan apa yang telah dia capai sebagai pertanggungjawaban kepada pemangku kepentingan dan penerima manfaat. Semua pemangku kepentingan berhak untuk mengetahui bagaimana dana dan kewenangan digunakan.


3. Transparansi (Transparency).
 
Organisasi harus terbuka berkenaan dengan pekerjaannya, menyediakan informasi berkaitan dengan rencana dan aktivitasnya kepada para pemangku kepentingan. Termasuk didalamnya, menyiapkan laporan keuangan yang akurat, lengkap dan tepat waktu serta dapat dengan mudah diakses oleh pemangku kepentingan dan penerima manfaat. Apabila organisasi tidak transparan, hal ini mengindikasikan ada sesuatu hal yang disembunyikan.


4. Kelangsungan Hidup (Viability).
 
Agar keuangan terjaga, pengeluaran organisasi di tingkat stratejik maupun operasional harus sejalan/disesuaikan dengan dana yang diterima. Kelangsungan hidup (viability) merupakan suatu ukuran tingkat keamanan dan keberlanjutan keuangan organisasi. Manager organisasi harus menyiapkan sebuah rencana keuangan yang menunjukan bagaimana organisasi dapat melaksanakan rencana stratejiknya dan memenuhi kebutuhan keuangannya.


5. Integritas (Integrity)
 
Dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya, individu yang terlibat harus mempunyai integritas yang baik. Selain itu, laporan dan catatan keuangan juga harus dijaga integritasnya melalui kelengkapan dan keakuratan pencatatan keuangan


6. Pengelolaan (Stewardship)
 
Organisasi harus dapat mengelola dengan baik dana yang telah diperoleh dan menjamin bahwa dana tersebut digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Secara praktek, organisasi dapat melakukan pengelolaan keuangan dengan baik melalui : berhati-hati dalam perencanaan stratejik, identifikasi resiko-resiko keuangan dan membuat system pengendalian dan sistem keuangan yang sesuai dengan organisasi.


7. Standar Akuntansi (Accounting Standards).
 
Sistem akuntansi dan keuangan yang digunakan organisasi harus sesuai dengan prinsip dan standar akuntansi yang berlaku umum. Hal ini berarti bahwa setiap akuntan di seluruh dunia dapat mengerti sistem yang digunakan organisasi

Keputusan manajemen keuangan :

1.    Investment decision :

Keputusan penggunaan dana atau pengalokasian dana.
-          Jangka pendek : penggunaan dana untuk pengoperasian perusahaan.
-          Jangka panjang : investasi dalam aktiva tetap.
Keputusan ini mencakup putusan tepat yang harus dilakukan dalam menetapkan kombinasi antara investasi modal kerja maupun harta tetap perusahaan guna mengoptimalkan penggunaan dana dan menjaga keseimbangan antara likuiditas dan rentabilitas dalam perusahaan. Investasi jangka pendek diharapkan akan memperoleh keuntungan yang dekat dari waktu investasi, sementara investasi jangka panjang baru dapat dinikmati dimasa mendatang.

2.    Financial decision :

Keputusan dengan pemilikan sumber dana.
-          Melalui penrbitan saham.
-          Melalui utang saham.
-           
Pengambilan putusan didalam memilih alternatif pembiayaan yang terbaik dari berbagai sumber-sumber dana yang tersedia. Pembiayaan aktiva harus ditinjau dari segi jumlah, jangka waktu dana tertanam, biaya yang dikorbankan dan hasil return yang akan diperoleh dari investasi yang tertanam.

3.    Deviden decision :

Untuk menentukan apakah dana yang diperoleh dan dihasilkan operasi akan dibagikan kepada pemegang saham atau investasi kembali.
Nilai perusahaan memberikan citra kemakmuran para pemilik perusahaan, oleh karena itu perlu menentukan berapa besarnya laba bersih yang akan dibagikan sebagai deviden sehingga kepentingan pemilik perusahaan dapat diamankan.


Keputusan dan Tanggung Jawab Manajer Keuangan

Manajer keuangan mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap apa yang telah dilakukannya. Ada pun keputusan keuangan yang menjadi tanggung jawab manajer keuangan dikelompokkan ke dalam tiga (3) jenis:
  1. Mengambil keputusan investasi (investment decision), Menyangkut masalah pemilihan investasi yang diinginkan dari sekolompok kesempatan yang ada, memilih satu atau lebih alternatif investasi yang dinilai paling menguntungkan.
  2. Mengambil keputusan pembelanjaan (financing decision), Menyangkut masalah pemilihan berbagai bentuk sumber dana yang tersedia untuk melakukan investasi, memilih satu atau lebih alternatif pembelanjaan yang menimbulkan biaya paling murah.
  3. Mengambil keputusan dividen (dividend decision) atau dividen policy, Menyangkut masalah penentuan besarnya persentase dari laba yang akan dibayarkan sebagai dividen tunai kepada para pemegang saham, stabilitas pembayaran dividen, pembagian saham dividen dan pembelian kembali saham-saham.
Keputusan-keputusan tersebut harus diambil dalam kerangka tujuan yang seharusnya dipergunakan oleh perusahaan yaitu memaksimumkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan adalah harga yang terbentuk seandainya perusahaan dijual. Apabila perusahaan “go public” maka nilai perusahaan ini akan dicerminkan oleh harga saham perusahaan tersebut. Dengan meningkatnya nilai perusahaan, maka pemilik perusahaan menjadi lebih makmur sehingga mereka menjadi lebih senang.

Aktivitas perusahaan ditinjau dari sudut manajemen keuangan menjadi tugas manajer keuangan. Tugasnya antara lain adalah sebagai berikut :
  • Perolehan dana dengan biaya murah.
  • Penggunaan dana efektif dan efisien
  • Analisis laporan keuangan
  • Analisis lingkungan Internal dan eksternal yang berhubungan dengan keputusan rutin dan khusus.
  Kedudukan Manajer Keuangan
Dalam Struktur Organisasi Perusahaan

Di dalam perusahaan yang besar bidang keuangan dipimpin oleh seorang manajer keuangan (chief financial manager). Manajer keuangan atau sering disebut direksi keuangan melaporkan secara langsung kepada direktur keuangan atau presiden direktur.
Sedangkan di dalam departemen keuangan dalam suatu perusahaan dibagi lagi ke dalam beberapa bagian/divisi yang dipunyai oleh seorang kepada divisi meliputi:
Divisi anggaran, bertanggung jawab untuk mempersiapkan dan memperbaiki bugdet operasi (operating bugdet)
Divisi penganggaran modal (capital budgeting) yang bertanggung jawab untuk mempersiapkan analisis pengeluaran modal
Divisi perencanaan keuangan, yang bertanggung jawab untuk mengambil alternatif pemenuhan kebutuhan dana jangka panjang
Divisi perencanaan keuangan jangka pendek, yang bertanggung jawab terhadap pemenuhan kebutuhan dana jangka pendek, serta investasi jangka pendek pada surat berharga (marketable securities)
Divisi kredit, bertanggung jawab untuk menentukan kredit yang akan diberikan kepada langganan, disamping itu divisi ini juga bertanggung jawab dalam negoisasi dengan kreditor (lembaga keuangan Bank dan bukan Bank)
Divisi hubungaan masyarakat (human relation), bertanggung jawab terhadap pembentukan image/komunikasi antara perusahaan, pemegang saham, para investor dan masyarakat keuangan secara umum.

Fungsi Manajemen Keuangan

Berikut ini penjelasan singkat tentang fungsi-fungsi yang ada didalam manajemen  keuangan :
  1. Perencanaan Keuangan, membuat rencana pemasukan dan pengeluaraan serta kegiatan-kegiatan lainnya untuk periode tertentu.
  2. Penganggaran Keuangan, tindak lanjut dari perencanaan keuangan dengan membuat detail pengeluaran dan pemasukan.
  3. Pengelolaan Keuangan, menggunakan dana perusahaan untuk memaksimalkan dana yang ada dengan berbagai cara.
  4. Pencarian Keuangan, mencari dan mengeksploitasi sumber dana yang ada untuk operasional kegiatan perusahaan.
  5. Penyimpanan Keuangan, mengumpulkan dana perusahaan serta menyimpan dan mengamankan dana tersebut.
  6. Pengendalian Keuangan, melakukan evaluasi serta perbaikan atas keuangan dan sistem keuangan pada perusahaan.
  7. Pemeriksaan Keuangan, melakukan audit internal atas keuangan perusahaan yang ada agar tidak terjadi penyimpangan.
  8. Pelaporan keuangan, penyediaan informasi tentang kondisi keuangan perusahaan sekaligus sebagai bahan evaluasi
Manajemen Keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang semurah-murahnya dan menggunakannya se-efektif, se-efisien, seproduktif mungkin untuk menghasilkan laba.
Manajemen keuangan dapat didefinisikan dari tugas dan tanggung jawab manajer keuangan. Meskipun tugas dan tanggung jawabnya berlainan di setiap perusahaan, tugas pokok manajemen keuangan antara lain meliputi : keputusan tentang investasi, pembiayaan kegiatan usaha dan pembagian dividen suatu perusahaan (Weston dan Copeland, 1992: 2)
Manajemen Keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan, penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh organisasi atau perusahaan.
Bila dikaitkan dengan tujuan ini, maka fungsi manajer keuangan meliputi hal-hal sebagai berikut :

1.    Melakukan pengawasan atas biaya
2.    Menetapkan kebijaksanaan harga
3.    Meramalkan laba yang akan datang
4.    Mengukur atau menjajaki biaya modal kerja

Manajer Keuangan merupakan seseorang yang mempunyai hak dalam mengambil suatu keputusan yang sangat penting dalam suatu bidang investasi dan pembelanjaan perusahaan. Manajer keuangan juga bertanggung jawab dalam bidang keuangan pada suatu perusahaan, dengan tugas dan fungsi tersebut maka manager keuangan juga berkewajiban untuk :

1.    Menganalisa dan merencanakan pembelanjaan perusahaan.
2.    Mengelola penanaman modal dalam aktiva.
3.    Mengatur struktur financial dan struktur modal.

Manajemen keuangan dapat didefinisikan dari tugas dan tanggung jawab manajer keuangan. Tugas pokok manajemen keuangan antara lain meliputi keputusan tentang investasi, pembiayaan kegiatan usaha dan pembagian deviden suatu perusahaan, dengan demikian tugas manajer keuangan adalah merencanakan untuk memaksimumkan nilai perusahaan.

Kegiatan penting lain yang harus dilakukan manajer keuangan menyangkut empat (4) aspek yaitu:

Pertama, yaitu dalam perencanaan dan peramalan, dimana manajer keuangan harus bekerja sama dengan para manajer lain yang ikut bertanggung jawab atas perencanaan umum perusahaan.

Kedua, manajer keuangan harus memusatkan perhatian pada berbagai keputusan investasi dan pembiayaan, serta segala hal yang berkaitan dengannya.

Ketiga, manajer keuangan harus bekerja sama dengan para manajer lain di perusahaan agar perusahaan dapat beroperasi seefisien mungkin

Keempat, menyangkut penggunaan pasar uang dan pasar modal, manajer keuangan menghubungkan perusahaan dengan pasar keuangan, di mana dana dapat diperoleh dan surat berharga perusahaan dapat diperdagangkan.

Dari ke empat aspek tersebut dapat disimpulkan bahwa tugas pokok manajer keuangan berkaitan dengan keputusan investasi dan pembiayaannya. Dalam menjalankan fungsinya, tugas manajer keuangan berkaitan langsung dengan keputusan pokok perusahaan dan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Manajer Keuangan merupakan seseorang yang mempunyai hak dalam mengambil suatu keputusan yang sangat penting dalam suatu bidang investasi dan pembelanjaan perusahaan. Manajer keuangan juga bertanggung jawab dalam bidang keuangan pada suatu perusahaan.

  Aktivitas manajemen Keuangan :

Manajemen keuangan berhubungan dengan 3 aktivitas :

  1. Aktivitas penggunaan dana, yaitu aktivitas untuk menginvestasikan dana pada berbagai aktiva.
  2. Aktivitas perolehan dana, yaitu aktivitas untuk mendapatkan sumber dana, baik dari sumber dana internal maupun sumber dana eksternal perusahaan.
  3. Aktivitas pengelolaan aktiva, yaitu setelah dana diperoleh dan dialokasikan dalam bentuk aktiva, dana harus dikelola seefisien mungkin.
Manajer keuangan dalam suatu perusahaan harus mengetahui bagaimana mengelola segala unsur keuangan, hal ini wajib dilakukan karena keuangan merupakan salah satu fungsi penting dalam mencapai tujuan perusahaan.

Manajer keuangan harus mampu mengetahui segala aktivitas manajemen keuangan, khususnya penganalisisan sumber dana dan penggunaan-nya untuk merealisasikan keuntungan maksimum bagi perusahaan. Seorang manajer keuangan harus memahami arus peredaran uang baik eksternal maupun internal.

Aktivitas Manajemen keuangan meliputi :

1. Konsep Modal
Sebelum membahas lebih jauh tentang aktivitas dalam manajemen keuangan, perlu dipahami terlebih dahulu mengenai Konsep Modal.

Dalam ilmu ekonomi, istilah “capital” (modal) merupakan konsep yang pengertiannya berbeda-beda, tergantung dari konteks penggunaannya dan aliran pemikiran (school of thought) yang dianut. Secara historis konsep modal juga mengalami perubahan/perkembangan (lihat Snavely, dalam Encyclopedia Americana 1980:595):
Dalam abad ke-16 dan 17 istilah “capital” dipergunakan untuk menunjuk kepada, atau (a) stok uang yang akan dipakai untuk membeli komoditi fisik yang kemudian dijual guna memperoleh keuntungan, atau (b) stok komoditi itu sendiri. Pada waktu itu istilah “stock” dan istilah “capital” sering dipakai secara sinonim. Perusahaan dagang Inggris yang didirikan dalam masa itu atas dasar saham misalnya, dikenal sebagai “Join Stock Companies” atau “Capital Stock Companies”.

Adam Smith dalam the Wealth of Nation (1776), juga menggunakan istilah “capital” dan “circulating capital”. Pembedaan ini didasarkan atas kriteria sejauh mana suatu unsur modal itu terkonsumsi dalam jangka waktu tertentu (misal satu tahun). Jika suatu unsur modal itu dalam jangka waktu tertentu hanya terkonsumsi sebagian sehingga hanya sebagian (kecil) nilainya menjadi susut, maka unsur itu disebut “fixed capital” (misal mesin, bangunan, dan sebagainya). Tetapi jika unsur modal terkonsumsi secara total, maka ia disebut “circulating capital” (misal tenaga kerja, bahan mentah dan sarana produksi). Pembedaan semacam ini (yang juga masih umum dipergunakan sampai sekarang), mendapat kritik dari Marx (lihat Bottomore 1983:60—63).
John Stuart Mill dalam Principle of Political Economy (1848) menggunakan istilah “capital” dengan arti: (1) barang fisik yang dipergunakan untuk menghasilkan barang lain, dan (2) suatu dana yang tersedia untuk mengupah buruh.

Pada akhir abad ke-19, modal dalam arti barang fisik yang dipergunakan untuk menghasilkan barang lain, dipandang sebagai salah satu di antara empat faktor utama produksi (tiga lainnya adalah tanah, tenaga kerja dan organisasi atau managemen). Para ahli ekonomi neo-klasik pun menggunakan pandangan ini (misalnya Alfred Marshall dalam Principles of Economies 1890).

Sekarang, “modal” sebagai suatu konsep ekonomi dipergunakan dalam konteks yang berbeda-beda. Dalam rumusan yang sederhana, misalnya Mubyarto memberikan definisi: “modal” adalah barang atau uang, yang bersama-sama faktor produksi tanah dan tenaga kerja menghasilkan barang-barang baru” (1973:94). Dalam artian yang lebih luas, dan dalam tradisi pandangan ekonomi non-Marxian pada umumnya, “modal” mengacu kepada “asset” yang dimiliki seseorang sebagai kekayaan (wealth) yang tidak segera dikonsumsi melainkan, atau disimpan (“saving” adalah “potential capital”), atau dipakai untuk menghasilkan barang/jasa baru (investasi). Dengan demikian, modal dapat berwujud barang dan uang. Tetapi, tidak setiap jumlah uang dapat disebut modal. Sejumlah uang itu menjadi modal kalau ia ditanam atau diinvestasikan untuk menjamin adanya suatu “kembalian” (rate of return). Dalam arti ini modal juga mengacu kepada investasi itu sendiri yang dapat berupa alat-alat finansial seperti deposito, stok barang, ataupun surat saham yang mencerminkan hak atas sarana produksi, atau dapat pula berupa sarana produksi fisik. Kembalian itu dapat berupa pembayaran bunga, ataupun klaim atas suatu keuntungan. Modal yang berupa barang (capital goods), mencakup “durable (fixed) capital” dalam bentuk bangunan pabrik, mesin-mesin, peralatan transportasi, kemudahan distribusi, dan barang-barang lainnya yang dipergunakan untuk memproduksi barang/jasa baru; dan “no-durable” (circulating) capital, dalam bentuk barang jadi ataupun setengah jadi yang berada dalam proses untuk diolah menjadi barang jadi. Terdapat pula adanya penggunaan istilah “capital” untuk mengacu kepada arti yang lebih khusus, misalnya “social capital” dan “human capital”. Istilah yang pertama mengacu kepada jenis modal yang tersedia bagi kepentingan umum, seperti rumah sakit, gedung sekolahan, jalan raya dan sebagainya; sedangkan istilah yang kedua mengacu kepada faktor manusia produtif yang secara inherent tercakup faktor kecakapan dan keterampilan manusia. Menyelenggarakan pendidikan misalnya, disebut sebagai suatu investasi dalam “human capital” (Schultz 1961, menurut Mubyarto 1973:98).

Para ahli ekonomi non-Marxian—apapun mazhab yang dianutnya—pada umumnya mengikuti pengerian-pengertian di atas, sedangkan Marx menggunakan istilah “capital” untuk mengacu kepada konsep yang sama sekali lain. “Modal” bukanlah barang, melaikan hubungan (produksi) sosial yang menampakkan diri sebagai barang. Memang, berbicara tentang modal berarti berbicara tentang “bagaimana membuat uang”, tetapi asset yang “membuat” uang itu mewadahi hubungan khusus antara si pemilik dengan yang bukan pemilik sedemikian rupa sehingga bukan saja bahwa uang “dibuat”, tetapi juga bahwa hubungan-hubungan pemilikan pribadi yang melahirkan proses tersebut secara terus-menerus terlestarikan (Bottmore 1983:60).

Dengan demikian, “capital” adalah suatu konsep abstrak yang manifestasinya dapat berupa barang atau uang. Karena itu, ia merupakan kategori yang kompleks, yang tidak cukup diterangkan hanya dengan satu definisi. Konseptualisasi Marx mengenai “capital” barangkali dapat dijabarkan secara sederhana dalam enam butir pokok berikut ini (Bottomore 1983:60—63):

Pertama, transformasi uang menjadi modal berjalan melalui proses tertentu, terdiri dari dua rangkaian transaksi dalam suasana sirkulasi, yaitu: (1) menjual komoditas (K) dan uang yang diterima (U) dipakai untuk membeli komoditas lain; dan (2) membeli komoditas untuk kemudian dijual lagi (Secara bagan: K-U-K; dan U-K-U).

Kedua, dalam rangkaian transaksi itu faktor “nilai” menjadi penting, sebab terutama dalam U-K-U, transaksi itu hanya bermakna jika jumlah uang pada titik akhir menjadi lebih besar daripada jumlah asal (kalau tidak, ya bagaimana keuntungan dapat diperoleh). Kalau pertukaran itu merupakan pertukaran nilai yang setara, bagaimana tambahan uang bisa diperoleh? Sebaliknya, kalau tidak setara, berarti nilai itu sendiri tidak tercipta. Marx menjawab persoalan ini dengan menerapkan “nilai-guna”. Nilai guna mempunyai sifat “menciptakan” nilai tambahan atau “nilai-lebih”. Komoditas yang mempunyai nilai-guna seperti itu adalah tenaga kerja.

Ketiga, jalur K-U-K, secara tipikal mengacu kepada transaksi pengupahan tenaga kerja. Buruh menjual tenaganya untuk memperoleh sejumlah uang (berupa upah) yang pada gilirannya dipakai untuk membeli barang lain (pangan dan lain-lain kebutuhan) yang diperlukan untuk dapay me-“reproduksi” tenaganya. Karena itu dalam transaksi ini, uang sama sekali tidak bertindak sebagai modal (Bandingkan dengan Mill di atas). Namun, jika dilihat dari arah transaksi yang terbalik, yaitu dari si penguah, dan “nilai” dimasukan, maka uang di sin dapay disebut sebagai unsur modal yang oleh Marx disebut dengan istilah variable capital (VC) (lihat poin enam di belakang). Tetapi VC dilihat dari si pengupah.

Keempat, sebaliknya, jalur U-K-U meupakan transaksi yang mencakup pembelian sarana produksi yang kemudian diolah menjadi produk yang kmudian dijual untuk memperoleh uang lebih banyak. Jadi, berbeda dengan upah yang dibelanjakan untuk membeli barang yang dikonsumsi dan kemudian lenyap sama sekali, dalam jalur U-K-U ini uang hanya merupakan “advance” untuk kemudian muncul kembali dalam jumlah yang lebih banyak. Disinilah uang ditranformasikan menjadi capital dalam suatu proses historis ketika tenaga kerja menjadi komodits—di sini terkait dengan konsep freedom makna ganda).

Kelima, dengan demikian, modal dalam konsep Marx adalah “nilai yang membengkak sendiri” (self expanding value) atau “nilai dalam gerak” (value in motion).

Keenam, ada sepasang konsep lagi dari Marx yang sering dikacaukan penggunaannya dengan konsep fixed dan circulating capital dari ekonomi non-Marxian, yaitu apa yang disebut constant capital (CC) dan variable capital (VC). Kedua pasangan itu sama sekali berbeda maknanya. CC adalah bagian dari modal yang dikeluarkan (advance) untuk diubah menjadi sarana produksi yang dalam proses produksi tidak mengalami perubahan nilai. Artinya, “nilai” sarana produksi itu disimpan dalam “nilai” produk yang dihasilkan, suatu proses pengalihan “nilai” melalui proses kerja. Proses produksi adalah transformasi “nilai-guna”. Nilai-guna dari barang (sarana produksi) yang diolah, dikonsumsi. Tetapi “nilai” barang itu sendiri dialihkan ke dalam produk baru. Demikian tentang CC. VC adalah bagian dari modal yang dikeluarkan untuk diubah menjadi tenaga kerja yang dalam proses produksi kegiatannya menuju kepada dua arah, yaitu produksi nilai setaranya sendiri, dan di lain pihak menghasilkan “nilai-tambah”, yang besarnya bragam menurut keadaan.

Dengan demikian, dalam konsep Marx, unsur-unsur modal itu dapat dibedakan menurut dua macam kriteria. Pertama, dari kriteria proses kerja, ada faktor obyektif yaitu sarana produksi, dan ada faktor subyektif yaitu tenaga kerja. Kedua, dilihat dari segi penetapan nilai (valorization), ada constant capital dan ada variable capital.
Sehingga disimpulkan bahwa Modal adalah hutang/kewajiban yang harus dibayar oleh perusahaan kepada pemilik dan Hutang adalah kewajiban yang harus dibayar kepada pihak lain sehingga Harta = utang + modal dan Hak = kewajiban

2. Konsep Keuangan.

a. AKTIVITAS PEMBIAYAAN ( Financing Activity )
Aktivitas pembiayaan ialah kegiatan pemilik dan manajemen perusahaan untuk mencari sumber modal ( sumber eksternal dan internal ) untuk membiayai kegiatan bisnis.

a.1. Sumber eksternal
Modal Pemilik atau modal sendiri (Owner Capital atau Owner Equity). Atau modal saham (Capital Stock ) yang terdiri dari : Saham Istimewa (Preferred Stock) dan Saham Biasa (Common Stock).
Utang (Debt), Utang Jangka Pendek (Short-term Debt) dan Utang Jangka Panjang (Long-term Debt).
Lain-lain, misalnya hibah.

a.2. Sumber Internal :
Laba Ditahan (Retained Earning)
Penyusutan, amortisasi, dan Deplesi ( Depreciation, Amortization, dan Deplention)
Lain-lain, misalnya penjualan harta tetap yang tidak produktif.

3.  Aktivitas Investasi (Investment activity)

aktivitas investasi adalah kegiatan penggunaan dana berdasarkan pemikiran hasil yang sebesar-besarnya dan resiko yang sekecil-kecilnya. Aktivitas itu meliputi :
Modal Kerja (working Capital) atau harta lancar (Current Assets)
Harta Keuangan (Finanncial assets) yang terdiri : investasi pada saham (stock) dan Obligasi (Bond)
Harta Tetap (real Assets) yang terdiri dari : Tanah,gedung, Peralatan.
Harta Tidak Berwujud (intangible assets) terdiri dari : Hak Paten, Hak Pengelolaan Hutan, Hak Pengelolaan Tambang, Goodwill.

4.  Aktivitas Bisnis (Business Activity)
Aktivitas bisnis adalah kegiatan untuk mencari laba melalui efektivitas penjualan barang atau jasa efisiensi biaya yang akan mengahsilkan laba. Aktivitas itu dapat dilihat dari laporan Laba-Rugi, yang terdiri dari unsur :

1. Pendapatan (sales atau Revenue)
2. Beban ( Expenses)
3. Laba-Rugi ( Profit-Loss)

 NILAI WAKTU DARI UANG

Nilai waktu dari uang atau Time value of money merupakan suatu pembahasan mengenai nilai masa mendatang (future value) dan nilai sekarang (present value), Nilai waktu dari uang merupakan suatu pertimbangan yang kritikal dalam pengambilan keputusan keuangan dan investasi. Orang akan lebih senang menerima uang dengan nilai yang sama pada saat sekarang dari pada dimasa yang akan datang, dikarenakan uang yang diterima sekarang akan diinvestasikan untuk suatu tingkat keuntungan sehingga nilai uang yang diterima sekarang akan menjadi lebih besar dalam sisi jumlahnya atau dengan kesimpulan uang memiliki nilai waktu.

Nilai waktu dari uang dapat dihitung dengan konsep :

A.   Nilai waktu sekarang (Present Value/PV).

Uang yang akan diterima dimasa mendatang (future value) tergantung investasi pada hari ini (present value)

Jika anda menginginkan uang Rp. 1 Juta pada tahun depan dengan tingkat suku bunga 10 % pa, artinya kita harus investasi sekarang sebesar :

                          Fn
              PV = ------------
                        (1 + i)n

Dengan Keterangan : PV = Nilai dalam rupiah sekarang
                               Fn = Nilai pada akhir priode “n”
                                 n = Priode
                                 I  = Tingkat bunga (discount rate)

                           1.000.000
              PV =                           = Rp. 909.100,-
                            (1 + 0,1)1



Jika anda harus membayar utang sebesar 10 Juta pada waktu 5 tahun yang akan datang dengan asumsi opportunity cost atau tingkat keuntungan investasi pada tabungan 10 % dengan suku bunga tetap. Present value yang dikeluarkan sekarang adalah :

                              FV
              PV  =   ------------
                           (1 + i)n

Dengan Keterangan : PV = Nilai dalam rupiah sekarang
                               FV = Nilai pada akhir priode “n”
                                 n = Priode
                                 I  = Tingkat bunga (discount rate)

                           1.000.000
              PV  =                          = Rp. 6.209.250,-
                            (1 + 0,1)5


B.    Nilai Waktu yang akan datang (Future Value/FV).

Uang yang diinvestasikan hari ini (present value) akan berkembang menjadi sejumlah uang yang akan diterima dimasa mendatang (future value), karena uang mengalami proses bunga berbunga atau disebut dengan bunga majemuk.

Jika anda menginvestasikan uang Rp. 1 Juta sekarang dengan tingkat suku bunga 10 %, maka nilai uang anda pada tahun depan dan 4 tahun yang akan dating adalah :

              FV  =  PV (1 + i)n

Nilai uang tahun depan :

FV  =  1.000.000 (1 + 0,1)1 = Rp. 1.100.000,-

Nilai uang 4 tahun kedepan :

FV  =  1.000.000 (1 + 0,1)4 = Rp. 1.464.100,-

PENDANAAN JANGKA PENDEK

Perencanaan keuangan jangka pendek merupakan kegiatan untuk menyakinkan bahwa perusahaan dapat menjaga likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban tunai yang telah jatuh tempo seperti gaji karyawan, tagihan supplier dsb.

1. Modal Kerja :

Modal adalah dana yang digunakan untuk membiayai pengadaan aktiva dan operasi perusahaan. Modal terdiri dari item-item yang ada disisi kanan suatu neraca, yaitu utang, saham dan laba ditahan.

Modal kerja adalah modal yang digunakan oleh perusahaan sebagai biaya operasi perusahaan yang perputaran kasnya kurang dari satu tahun melalui hasil penjualan produksi. Modal kerja mencakup aktiva lancar dan kewajiban lancar dalam jangka pendek. Modal kerja bersih merupakan selisih antara aktiva lancar dan kewajiban lancar dalam perusahaan. Jika jumlah aktiva lancar perusahaan sebesar 10 Juta sementara jumlah utang lancar sebesar 6 Juta maka modal kerja bersih sebesar 4 Juta.

Konsep modal kerja :

1.    Konsep kuantitatif (modal kerja bruto) : merupakan jumlah keseluruhan aktiva lancar.
2.    Konsep kualitatif (modal kerja netto) : merupakan kelebihan aktiva lancar atas hutang lancar.
3.    Konsep fungsional : merupakan fungsi aktiva pada dana dalam menghasilkan pendapatan.

Potensial working capital adalah dana yang nantinya dapat diuangkan dengan mudah.


Jenis modal kerja :

1.    Modal kerja permanen (permanen working capital) : adalah modal kerja yang harus terus ada pada perusahaan untuk dapat terus menjalankan fungsinya.

Modal kerja permanen dibedakan menjadi:
a.    Modal kerja primer :
modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas perusahaan.
b.    Modal kerja normal :
modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan tugas produksi.

2.    Modal kerja variable :
modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan.

Modal kerja variabel dibedakan menjadi :

1.    Modal kerja musiman : modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah yang disebabkan fluktuasi musim.
2.    Modal kerja siklis : modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena fluktuasi konjungtur.
3.    Modal kerja darurat : modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya.

Penentuan besarnya kebutuhan modal kerja tergantung pada besar kecilnya :

1.    Periode perputaran/periode terikatnya modal kerja : merupakan keseluruhan atau jumlah dari periode yang meliputi jangka waktu pemberian kredit, pembelian, penyimpanan bahan baku dan jangka waktu penerimaan piutang.
2.    Pengeluaran kas rata-rata tiap hari : merupakan pengeluaran kas rata-rata setiap harinya untuk keperluan pembelian bahan mentah, bahkan pembantu, membayar upah dan biaya lain.

 
Struktur modal adalah perbandingan antara modal asing dengan modal sendiri.

Struktur Modal Optimal adalah struktur modal yang dapat meminimumkan biaya modal rata-rata.

Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansilnya yang segera harus dibayar (hutang jangka pendek).

Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar semua hutangnya, baik hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang.
Rentabilitas dalah mengukur kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba yang efektif.

Rentabilitas ekonomi adalah membandingkan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing.

Cara mempertinggi rentabilitas :

1.    Memperbesar profit margin :
·   Menambah biaya operasi sampai tingkat tertentu dengan mendapatkan tambahan penjualan sebesar-besarnya.
·   Mengurangi penghasilan dari penjualan sampai tingkat tertentu dengan mengurangi biaya operasi sebesar-besarnya.

2.    Memperbesar Turn Over of Assets :
·    Menambah modal usaha sampai tingkat tertentu dengan tambahan penjualan yang sebesar-besarnya.
·         Mengurangi penjualan sampai tingkat tertentu dengan mengurangi modal usaha sebesar-besarnya.

Rentabilitas modal sendiri adalah kemampuan perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja untuk menghasilkan keuntungan.
 
Standar Kredit dalam Manajemen Piutang (Penilaian resiko kredit) yang dikenal dengan (5C) :

1.    Character (kemampuan nasabah dalam memenuhi kewajiban dimasa lalu)
2.    Capacity (kemampuan konsumen untuk membayar utang tepat waktu)
3.    Capital (kemampuan konsumen dalam menyediakan modal sendiri)
4.    Collateral (jaminan untuk mendukung kredit yang diberikan)
5. Condition (dampak kondisi ekonomi secara umum terhadap kemampuan konsumen dalam memenuhi kewajibannya).

Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya persedian kas minimal :

1.    Perimbangan antara kas masuk dengan kas keluar.
2.    Penyimpangan atas aliran kas yang diperkirakan.
3.    Adanya hubungan baik dengan bank

Budget kas adalah estimasi terhadap posisi kas untuk suatu periode tertentu yang akan datang.

Tujuan penyusunan budget kas adalah untuk mengetahui :

1.    Posisi kas sebagai hasil rencana perusahaan.
2.    Kemungkinan adanya surplus/defisit karena operasi perusahaan.
3.    Besarnya dana serta kapan saat dana dibutuhkan untuk menutup defisit kas.
4.    Saat kapan kredit harus kembali.

Capital budgeting adalah proses perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai pengeluaran dana, dimana jangka kembalinya melebihi satu tahun.

Arti penting capital budgeting :

1.    Dana yang dikeluarkan terikat untuk jangka waktu panjang.
2.    Investasi dalam aktiva tetap menyangkut harapan terhadap hasil penjualan dimasa yang akan datang.
3.    Pengeluaran dana tersebut meliputi jumlah besar.
4. Kesalahan dalam pengambilan keputusan tentang pengeluaran modal tersebut mempunyai akibat panjang dan berat.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal :

1.    Tingkat bunga
2.    Stabilitas pendapatan
3.    Susunan aktiva
4.    Kadar resiko dari aktiva
5.    Besarnya modal yang dibutuhkan
6.    Keadaan pasar modal
7.    Sifat manajemen
8.    Besar dan luasnya perusahaan


Sumber Penawaran Modal Menurut Asalnya :

1.    Sumber intern : adalah modal yang dibentuk atau dihasilkan dalam perusahaan, seperti laba yang ditahan dan akumulasi penyusutan.
2.    Sumber eksteren : adalah modal yang berasal dari kreditur, pemilik dan stakeholder lain. Dari kreditur disebut modal asing dan dari pemilik disebut modal sendiri.


Sumber-Sumber Dana Eksteren :

1.   Supplier : adalah penjualan kredit dengan jangka waktu pembayaran kurang dari satu tahun.
2.    Bank : adalah lembaga yang memberikan kredit.


Analisis Sumber Dana dan Penggunaannya

Analisis sumber dana atau analisis dana merupakan hal yang sangat penting bagi manajer keuangan. Analisis ini bermanfaat untuk mengetahui bagaimana dana digunakan dan asal perolehan dana tersebut. Suatu laporan yang menggambarkan asal sumber dana dan penggunaan dana. Alat analisis yang bisa digunakan untuk mengetahui kondisi dan prestasi keuangan perusahaan adalah analisis rasio dan proporsional.

Langkah pertama dalam analisis sumber dan penggunaan dana adalah laporan perubahan yang disusun atas dasar dua neraca untuk dua waktu. Laporan tersebut menggambarkan perubahan dari masing-masing elemen tersebut yang mencerminkan adanya sumber atau penggunaan dana.
Pada umumnya rasio keuangan yang dihitung bisa dikelompokkan menjadi enam jenis yaitu :
  1. Rasio Likuiditas, rasio ini untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendeknya.
  2. Rasio Leverage, rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa banyak dana yang di-supply oleh pemilik perusahaan dalam proporsinya dengan dana yang diperoleh dari kreditur perusahaan.
  3. Rasio Aktivitas, rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas manajemen dalam menggunakan sumber dayanya. Semua rasio aktifitas melibatkan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada berbagai jenis harta.
  4. Rasio Profitabilitas, rasio ini digunakan untuk mengukur efektifitas manajemen yang dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap penjualan dan investasi perusahaan.
  5. Rasio Pertumbuhan, rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa baik perusahaan mempertahankan posisi ekonominya pertumbuhan ekonomi dan industri.
  6. Rasio Penilaian, rasio ini merupakan ukuran prestasi perusahaan yang paling lengkap oleh karena rasio tersebut mencemirkan kombinasi pengaruh dari rasio risiko dengan rasio hasil pengembalian.

Penilaian Penggunaan Kredit Oleh Bank (3R) :

1.  Return : adalah menunjukkan hasil yang diharapkan dapat diperoleh dari penggunaan kredit.
2. Repayment capacity : adalah menilai kemampuan perusahaan pemohon kredit untuk membayar kembali pinjaman pada saat harus dilunasi.
3.  Risk Bearing Ability : adalah menilai apakah perusahaan pemohon kredit cukup mampu menanggung resiko kegagalan dalam penggunaan kredit.


Pasar Modal

Pasar modal adalah pertemuan dua kelompok yang saling mengisi yaitu calon investor dan para pengusaha yang membutuhkan dana jangka panjang.
Fungsi Pasar Modal : adalah mengalokasikan secara efisien arus dana dari unit ekonomi yang mempunyai Surplus kepada unit yang mempunyai deficit tabungan.
Modal Asing : adalah modal yang berasal dari luar perusahaan merupakan utang yang suatu saat dibayar kembali.
Jenis-Jenis Modal Asing :

1.    Hutang jangka pendek : adalah hutang yang jangka waktunya paling lama satu tahun.
i.   Kredit rekening Koran
ii.  Kredit dari pinjaman
iii. Kredit dari pembelian
iv. Kredit wesel.

2.    Hutang jangka menengah : adalah utang yang jangka waktunya lebih dari satu tahun dan kurang dari 10 tahun :
i.   Term loan
ii.  Leasing

3.    Hutang jangka panjang : adalah utang yang umumnya berjangka waktu sekitar 10 tahun yang digunakan untuk membiayai perluasan, modernisasi perusahaan yang memerlukan modal besar.

Jenis-Jenis Hutang Jangka Panjang :

1.    Pinjaman obligasi
2.    Pinjaman hipotik
Pertimbangan Jangka Waktu Obligasi :
1.    Jangka waktu pinjaman disesuaikan dengan waktu penggunaanya dalam perusahaan.
2.    Jumlah angsuran sesuai dengan jumlah penyusutan dari aktiva tetap yang dibiayai.


Pelunasan Obligasi Dapat Diambil Dari :

1.    Penyusutan aktiva tetap yang dibiayai.
Jenis-jenis obligasi :
a.    Obligasi biasa
b.    Obligasi pendapatan
c.    Obligasi yang dapat ditukarkan

2.    Cadangan
a.    Cadangan modal sendiri
-          Cadangan ekspansi
-          Cadangan modal kerja
-          Cadangan selisih kurs
-          Cadangan hal tak terduga
b.    Cadangan modal asing
-          Cadangan depresiasi
-          Cadangan piutang ragu-ragu
-          Cadangan yang bersifat piutang
-           
3.    Laba yang ditahan


ANGGARAN MODAL

Anggaran modal digunakan untuk investasi terhadap suatu perusahaan. Metode penilaian investasi dapat dipergunakan sebagai dasar untuk menerima atau menolak suatu usulan proyek. Ada beberapa metode yang lazim digunakan dalam memilih investasi yaitu :

Pengertian Modal
Istilah "modal" biasa diartikan bermacam-macam, istilah modal dalam pembelanjaan perusahaan dapat dibedakan menjadi 2, yaitu : modal aktif dan modal pasif. Modal aktif merupakan kekayaan atau penggunaan dana, sedangkan modal pasif merupakan sumber dana.

1.   Methode Payback Period.

Methode ini menganalisis waktu suatu investasi yang akan kembali. Untuk itu perlu dihitung cash in flow yang diperoleh pada tiap-tiap tahun dari proyek tersebut. Pihak manajemen akan memperhatikan lamanya suatu investasi akan kembali dengan asumsi nilai uang tetap sama pada setiap periode, oleh karena itu methode ini tidak mempertimbangkan time value of money.

Ilustrasi :

PT. Aku Bisa akan melakukan investasi senilai Rp. 5 Milyar dengan jalan membeli mesin baru untuk pabrik, umur ekonomis diperkirakan 5 tahun dengan nilai sisa Rp. 500 Juta. Laba bersih sebelu pajak dan bunga (EBIT) selama 5 tahun diasumsikan tetap sebesar Rp. 1,5 Milyar, pajak 25% Beban Non Cas (NCOE) Rp. 875 Juta.

CIF (cash in flow) / Aliran Kas masuk pertahun =

                                       CIF = EBIT (1 – TAX) + NCOE

CIF = 1,5 Milyar (1 – 0,25) + 875 Juta = 2 Milyar

Payback Period = 5 Milyar : 2 Milyar = 2,5 Milyar


2.   Methode Net Present Value (NPV)

Methode ini membandingkan present value (nilai uang sekarang) dengan CIF/cash in flow (aliran kas masuk) yang diperoleh dengan cash out flow (pengeluaran kas yang diperlukan dalam rangka pengadaan/pembelian asset) yang dikorbankan dalam rangka investasi jangka panjang.

NPV adalah putusan menerima atau menolak usulan suatu investasi yang didasaran pada criteria :

a.   Diterima/Layak/Feasible jika NPV > 0 atau positif
b.   Ditolak/Tidak Layak/Unfeasible jika NPV < 0 atau negative

CIF1             CIF2             CIF3                            CIFn              Vn
NPV = - C +                +                  +                +  --------- +                         +
                        (1+k)1        (1+k)2         (1+k)3                        (1+k)n          (1+k)n

Penjelasan :
C                 =       cash out flow (initial investment)
CIF              =       cash in flow
K                 =       tingkat suku bunga/diskonto/biaya modal
n                 =       periode/umur investasi
Vn               =       nilai residu pada akhir umur ekonomis

Pada kasus diatas jika Cost of capital (COC) sebesar 20 % pa, maka


                            2 Milyar         2 Milyar        2 Milyar        2 Milyar                2 Milyar       2 Milyar
NPV = - 5 M +                       +                  +                     +                   +                 +
                             (1+0,2)1           (1+0,2)2         (1+0,2)3          (1+0,2)4            (1+0,2)5      (1+0,2)5

NPV = - 5 Milyar + 5.981.021.346 + 200.803.213
NPV = 1.181.824.559


Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Deviden Perusahaan :

1.    Posisi likuiditas
2.    Kebutuhan dana untuk membayar hutang
3.    Pengawasan terhadap perusahaan
4.    Politik deviden yang stabil

Stock Splits adalah pemecahan jumlah saham menjadi jumlah yang lebih banyak dengan mengurangi harga nominal per lembar.

Pembelian Saham Kembali Bisa Ditempuh Melalui :

1.    Melalui pasar modal biasa
2.    Melalui tender over


Metode Peneliaian Investasi


1. Payback period adalah suatu periode yang diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan proses atau aliran kas netto (net cash flow)
2.   Net Present Value (NPV) adalah menghitung selisih antara nilai investasi sekarang dengan nilai penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang.
3.   Internal Rate of Return (IRR) adalah menghitung tingkat bunga yang menyamakan nilai investasi sekarang dengan nilai dengan penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang.
4.    Profitability Index (PI) adalah menghitung perbandingan antara nilai  penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang dengan nilai investasi sekarang.
5.  Cost of Capital (COC) adalah untuk mendapatkan besarnya biaya yang secara rill harus ditanggung perusahaan untuk memperoleh dana dari berbagai sumber.
6.    Portfolio adalah sekumpulan surat berharga dalam berbagai kesempatan investasi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya investasi dalam utang :

1.    Volume penjualan kredit
2.    Syarat pembayaran kredit
3.    Ketentuan pembebasan kredit
4.    Kebijaksanaan dalam pengumpulan piutang
5.    Kebiasaan membayar para langganan


Asumsi Portfolio :

1.    Tersedianya informasi mengenai pasar surat berharga.
2.    Investasi tidak menyukai resiko
3.    Pengukuran resiko keuntungan dalam bentuk kurva normal distribusi probabilitas


Bentuk Efek (Surat-surat berharga) :

1.    Obligasi :
adalah surat pengakuan hutang yang dikeluarkan oleh pemerintah atau lembaga sebagai pihak berutang yang mempunyai nilai nominal tertentu dan kesanggupan untuk membayar bunga secara periodik atas dasar prosentase tertentu.

2.    Saham Preferen :
adalah saham yang disertai dengan preferensi tertentu diatas saham biasa dalam hal pembagian deviden dan pembagian kekayaan dalam pembubaran perusahaan

3.    Saham Biasa :
adalah pemegang saham akan mendapatkan deviden pada akhir tahun pembukuan hanya jika perusahaan mendapat laba.


Break Event Point (BEP)


BEP adalah suatu teknik analisa untuk  mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan.

Titik BEP adalah volume penjualan dimana penghasilan tepat sama besarnya dengan biaya total sehingga tidak ada keuntungan dan tidak ada kerugian  (TR = TC).

Asumsi BEP :
1.    Biaya terdiri atas biaya tetap dan biaya variabel
2.    Biaya berubah secara proporsional dengan volume produksi dan penjualan
3.    Biaya tetap totalitas tidak berubah meskipun ada perubahan volume produksi/penjualan
4.    Harga jual per unit tidak berubah selama periode dianalisis
5.    Perusahaan hanya memproduksi satu macam produk

Dalam BEP jika Biaya Tetap Berubah, Maka :
1.    Bertambahnya jumlah biaya tetap akan menaikkan BEP
2.    Berkurangnya jumlah biaya tetap akan menurunkan BEP
Operating Leverage adalah kemampuan perusahaan menggunakan biaya operasi tetap untuk memperbesar pengaruh volume penjualan terhadap EBIT.

Financial Reverange adalah kemampuan perusahaan menggunakan kewajiban finansialnya untuk memperbesar perubahan EBIT terhadap EPS.


FINANCIAL STATEMENT ANALYSIS


FAKTOR LABA BELUM MENCERMINKAN KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN
Dalam menilai hasil pencapaian/prestasi perusahaan yang terlihat pada laporan keuangan perusahaan, pimpinan perusahaan biasanya berorientasi pada laba perusahaan saja. Padahal dari laporan keuangan dapat tercermin berbagai aspek/masalah potensial yang mungkin segera harus ditanggulangi.

Perusahaan dengan laba kecil, namun kondisi keuangan memadai, relatif akan lebih baik dibanding perusahaan dengan laba besar, namun kondisi keuangan buruk.
Analisis Laporan Keuangan Cermin Keberhasilan Perusahaan dan Pedoman Perencanaan Perusahaan

Analisis Laporan Keuangan merupakan alat informasi untuk membantu para manajemen dalam mengambil keputusan. Bagi manajemen, perlu dalam rangka mengetahui efisiensi pendayagunaan sumber daya. Bagi bankir, ini sangat penting dalam rangka pemberian kredit baik kredit jangka pendek yang melihat likuiditas perusahaan atau kredit jangka panjang yang menganalisis arus kas. Juga pemilik


RASIO KEUANGAN (FINANCIAL RATIO)

Untuk menilai suatu perusahaan, dapat dilakukan dengan berbagai methode, salah satu methode yang dikenal adalah analisis rasio keuangan (Financial ratio).

Yang dimaksud dengan analisis ratio keuangan adalah suatu angka yang menunjukkan hubungan antara unsur-unsur dalam laporan keuangan. Hubungan tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sangat sederhana.
  
Berdasarkan sumber datanya, rasio keuangan dibedakan menjadi 3 bagian :

1.  Rasio Neraca (balance sheet ratio), yaitu rasio yang datanya berasal dari pos-pos yang terdapat dineraca.

2.   Rasio Laba-Rugi (income statement ratio), yaitu rasio yang datanya berasal dari pos-pos yang terdapat pada laporan laba rugi.

3.    Rasio antar laporan (inter statement ratio), yaitu ratio yang datanya berasal dari gabungan pos-pos yang terdapat dineraca dan laporan laba rugi.

Rasio Keuangan juga dapat dibuat berdasarkan tujuan dari pihak yang menganalisis dalam mengevaluasi kinerja perusahaan berdasarkan laporan keuangan antara lain :

1.   Kreditur Jangka pendek lebih menekankan untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utang yang segera harus dilunasi. Dalam jangka pendek jumlah aktiva lancar yang dimiliki akan menentukan kemampuan perusahaan dalam melunasi utang jangka pendeknya dengan melihat tingkat liquiditas perushaan.

2.    Kreditur jangka panjang lebih menekankan pada kemampuan perusahaan dalam membayar bunga dan pokok pinjaman. Artinya tingkat profitabilitas merupakan penilaian utama yang dilihat oleh kreditur jangka panjang.

3. Pemegang saham lebih menitik neratkan pada tingkat pengembalian (return) terhadap investasi yang ditanam.

4.  Calon Investor lebih melihat pada penilaiannya (valuation) untuk menetukan layak atau tidaknya saham perusahaan dimiliki.
Oleh karena itu dari sisi manajemen keuangan, perusahaan dikatakan mempunyai kinerja yang baik atau kurang baik dapat diukur melalui :
1.  Kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban (utang) yang akan jatuh tempo (liquidtity).

2.    Kemampuan perusahaan untuk menyusun struktur pendanaan dengan perbandingan antara utang dan modal (leverage).

3.    Kemampuan perusahaan memperoleh keuntungan (profitabilitas).

4.    Kemampuan perusahaan untuk berkembang (growth).

5.    Kemampuan perusahaan untuk mengelola assets secara maksimal (activity).

Ratio keuangan juga dapat dilakukan dengan menganalisis perbandingan. Ada 2 cara perbandingan yang dapat dilakukan yaitu :

1.  Analisis Horizontal, dimana cara tersebut dengan membandingkan rasio-rasio keuangan perusahaan dari suatu priode ke priode lainnya, misalnya perbandingan rasio antara Tahun buku 2010 dan Tahun buku 2011.

2.    Analisis  Vertikal, dimana cara tersebut membandingkan rasio keuangan perusahaan dengan perusahaan lainnya yang sejenis dalam suatu priode yang sama.

Secara umum rasio keuangan baik mengenai kategorinya maupun sesuai tujuannya dapat dikelompokkan menjadi 5 bagian yaitu :

1.    Leverage ratio, untuk memperlihatkan berapa utang yang digunakan perusahaan.
2.    Liquidity ratio, untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajibanya yang jatuh tempo
3.    Efficiency atau Turnover atau Assets Managemen ratio, digunakan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan dalam mengelola aktivanya.
4.    Profitability ratio, untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.
5.    Market Value ratio, mengukur bagaimana perusahaan dapat dinilai oleh investor di pasar modal.


Leverage Ratio :
                                  Total Utang
1.    Debt Ratio =
     Total Aktiva

Rasio ini juga dikenal dengan sebutan Debt to Asset yang berguna untuk mengukur proporsi dana dari utang, Membandingkan total utang dengan total aktiva dengan maksud semakin rendah rasio tersebut maka akan semakin aman bagi perusahaan. Kreditur menginginkan debt ratio yang rendah karena semakin tinggi rasio ini maka akan semakin besar resiko para kriditur.

Jika perusahaan mempunyai debt ratio 5 % artinya setiap Rp. 1,- aktiva dibiayai oleh utang sebesar Rp. 0,05 Semakin besar rasio ini maka semakin besar pembelian assets yang menggunakan utang yang menunjukkan semakin besar atau semakin tinggi resiko kreditur yang memberikan pinjaman.


                                                                             EBIT
2.    Time Interset Earned Ratio (TIER)  =
           Pembayaran bunga


Untuk mengukur kemampuan perusahaan yang berasal dari EBIT (earning before interest and tax) atau laba sebelum bunga dan pajak dalam membayar bunga pinjaman. Artinya semakin tinggi rasio TIER maka semakin baik dan positif tanggapan dari kreditur.

Jika perusahaan meiliki TIER 2 X, maknanya biaya bunga sebesar Rp. 1,- dijamin pembayarannya sebesar Rp. 2,- dari laba operasi.


                                               EBIT + Depresiasi
3.    Cash Coverage Ratio  =
       Pembayaran bunga

Untuk mengukur kemampuan EBIT ditambah dana dari depresiasi dalam membayar bunga, artinya selain bunga kreditur ingin melihat seberapa jauh laba usaha perusahaan sebelu dikurangi bunga pinjaman dan pajak (EBIT) dan pembayaran sewa guna usaha (leasing) dapat diandalkan untuk membayar kewajiban financial berupa biaya bunga dan pembayaran leasing. Semakin tinggi rasio ini semakin menyakinkan kreditur kepada perusahaan.

Liquidity Ratio :

                                   Aktiva Lancar
1.    Current Ratio =
      Utang Lancar

Untuk mengukur kemampuan aktiva lancar dalam membayar utang lancar yang akan jatuh tempo untuk segera dibayar. Jika perusahaan memiliki current ratio sebesar 1,5 x artinya setiap Rp. 1,- kewajiban lancar perusahaan dijamin pembayarannya oleh Rp. 1,5 dari aktiva lancar.


                                                            Aktiva Lancar - Persedian
2.    Quick Ratio or Acid Test Ratio  =
        Utang Lancar

Sama seperti Current Ratio tetapi persedian tidak diperhitungkan karena persediaan merupakan pos yang paling tidak likuid dalam aktiva lancar, hal tersebut karena persediaan memerlukan tahapan yang cukup panjang untuk menjadi kas.

Jika perusahaan memliki quick ratio 0,5 x, artinya Rp. 1,- utang lancar akan dijamin pembayarannya oleh Rp. 0,50,- kas dan piutang yang ada tanpa harus menunggu hasil penjualan persediaan yang dimiliki perusahaan.

                                 Kas + Sekuritas
3.    Cash Ratio  =
      Utang Lancar

Untuk mengukur kemampuan Kas dan Surat Berharga dalam menutup utang lancar. Ratio ini merupakan perbandingan antara kas yang ada diperusahaan dan di bank (termasuk surat berharga seperti deposito) dan total utang lancar.

Rasio ini juga menunjukkan kemampuan kas perusahaan untuk melunasi utang lancarnya tanpa harus mengubah aktiva lancar bukan kas (piutang dagang dan persedian) menjadi kas.

Jika cash ratio menunjukkan 15%, artinya perusahaan hanya mempunyai kas sebesar Rp. 0,15,- untuk melunasi setiap utang lancar sebesar Rp. 1,-


Efficiency Ratio :
                                                       Penjualan
1.    Inventory Turn Over Ratio  =
      Persediaan


Untuk mengukur perputaran persediaan dalam setahun, semakin tinggi tingkat perputaran persediaan, maka semakin cepat dana yang tertanam dalam persediaan berputar kembali menjadi kas.

Jika perusahaan mempunyai rasio 5 X, artinya dalam 1 tahun persediaan perusahaan berputar sebanyak 5 X
                                                             Piutang
2.    Days Sales Outstanding (DSO)  =
                                                            Penjualan

Untuk mengukur rata-rata waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk menerima uang tunai dari suatu penjualan kredit.
                                                      Penjualan
3.    Fixed Assets Turnover  =
                                                Aktiva Tetap Bersih

Untuk mengukur efektifitas penggunaan aktiva tetap untuk menghasilkan penjualan. Jika perusahaan mempunyai rasio 3 X berarti perusahaan mampu memutar setiap nilai aktiva tetap bersih Rp. 1,- sebanyak 3 X dalam penjualan.

                                                  Penjualan
4.    Total Assets Turnover  =
           Aktiva Total

Untuk mengukur efektifitas penggunaan seluruh aktiva. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola seluruh assets termasuk investasi untuk menghasilkan penjualan.

Jika perusahaan mempunyai rasio 1,40 X, menunjukkan bahwa perusahaan mampu memutar setiap nilai asset Rp. 1,- sebanyak 1,40 X dalam penjualan.

Profitability Ratio :

                                                    Laba Bersih Setelah Pajak (EAT)
1.    Return on Assets (ROA)  =
    Aktiva Total

Untuk mengukur tingkat pengembalian dari bisnis atas seluruh asset yang ada. Rasio ini menggambarkan effisiensi pada dana yang digunakan oleh perusahaan oleh karena itu rasio ini juga disebut dengan Return on Investment.

Jika perusahaan mempunyai rasio 50 %, hal itu menunjukkan bahwa perusahaan mampu mengelola setiap asset Rp. 1,- untuk menghasilkan keuntungan sebesar Rp. 0,50,- Semakin tinggi ROA maka semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk mendayagunakan assets dengan baik dalam mengejar laba.

                                                     Laba Bersih Setelah Pajak (EAT)
2.    Return on Equity (ROE)  =
      Modal Sendiri

Untuk mengukur tingkat pengembalian dari bisnis atas seluruh modal yang ada. ROE salah satu indicator yang digunakan oleh pemegang saham untuk mengukur keberhasilan bisnis yang dijalankan perusahaan.

jika perusahaan mempunyai rasio 16 %, berarti perusahaan mampu mengelola modal sendiri sebesar Rp. 1,- untuk menghasilkan keuntungan sebesar RP. 0,16,- atau 16 %
         Laba Bersih Setelah Pajak (EAT)
3.    Net Profit Margin / Profit Margin on Sales  =
                                  Penjualan

Untuk mengukur berapa besar keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan, Jika Profit Margin lebih rendah dari rata-rata industrinya, hal tersebut dapat disebabkan oleh harga jual perusahaan lebih rendah dari pada perusahaan pesaing atau harga pokok perusahaan lebih tinggi dari pada harga pokok perusahaan pesaing atau kedua-duanya berlaku.
Jika rasio menunjukkan angka 3,33 % berarti penjualan sebesar Rp. 1,- memperoleh laba bersih sebesar Rp. 0,03,- Besarnya persentase keuntungan baik laba kotor maupun laba bersih tergantung bentuk dan jenis usaha. Perusahaan dagang biasanya mempunyai persentase laba yang lebih kecil dari perusahaan manufaktur, hal tersebut dikenakan dengan factor resiko usaha.

Market Value Ratio :

         Harga Saham
1.    Price Earnings Ratio (PER)  =
               Laba per lembar saham

Untuk mengukur kinerja perusahaan dari nilai saham, Rasio ini diperoleh dari harga pasar saham biasa dibagi dengan laba per saham sehingga semakin tinggi rasio ini akan mengidentifikasikan kinerja perusahaan semakin baik. Tetapi jika PER terlalu tinggi dapat dikatakan tidak rasional karena harga saham dibursa dapat dimanipulasi.

               Deviden per lembar saham
2.    Devidend Yield  =
             Harga Saham

Untuk mengukur seberapa besar Deviden yang dapat dibagikan kepada pemilik modal atau tungkat keuntungan yang akan dinikmati oleh pemegang saham atas dana yang ditanamkan.

             Harga pasar per lembar saham
3.    Market to book Ratio  =
          Nilai Buku per Saham

Untuk mengukur seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Semakin Tinggi rasio ini maka pasar semakin percaya akan prospek perusahaan tersebut.




NERACA PER 31 DESEMBER PT. MURAI BATU
(Dalam Jutaan Rupiah)

Aktiva :
POS
2011
2010
Kas
Sekuritas
Piutang
Persediaan
1.000
0
7.000
6.000
1.100
500
6.300
4.300
Total Aktiva lancar
14.000
12.200

Tanah dan Gedung
Depresiasi

16.000
10.000

13.400
8.000
Total Tanah dan Gedung bersih
26.000
21.400
Total aktiva
40.000
33.600

Pasiva :
POS
2011
2010
Utang Dagang
Utang Wesel
Upah terutang
Pajak terutang
1.200
2.000
200
2.600
600
1.200
200
2.400
Total Utang lancar
6.000
4.400
Utang Jangka Panjang
16.000
11.600
Total Utang
22.000
16.000
Modal sendiri :
-   Saham preferen (1 juta lbr @ 2.000)
-   Saham biasa (50 juta @ 20)
-   Tambahan Modal disetor
-   Laba ditahan

2.000
1.000
1.800
13.200

2.000
1.000
1.800
12.800
Total Modal sendiri dari saham biasa
16.000
15.600
Total modal sendiri
18.000
17.600
Total Pasiva
40.000
33.600




LAPORAN LABA – RUGI (Dalam Jutaan Rupiah)

POS
2011
2010
Penjualan Bersih

Biaya dan Kas :
Tenaga Kerja dan Bahan Baku
Depresiasi
Penjualan
Administrasi dan umum
Pembayaran leasing
60.000


50.880
2.000
440
800
560
57.000


48.260
1.800
400
700
560
Total Biaya
54.680
51.720
Laba Bersih sebelum bunga dan pajak (EBIT)
5.320
5.280
Biaya Bunga :
-            Bunga pada utang wesel
-            Bunga pada utang jangka panjang

160
1.160

40
900
Total bunga
1.320
940
Laba bersih sebelum pajak (EBIT)
Pajak (40%)
4.000
1.600
4.340
1.740
Penghasilan bersih sebelum deviden saham preferen
Deviden saham preferen
2.400
200
2.600
200
Penghasilan Bersih tersedia utk pemegang saham biasa
2.200
2.400
Pembagian penghasilan bersih :
-            Deviden saham biasa
-            Tambahan laba ditahan

1.800
400

1.600
800




PERUBAHAN PADA NERACA (Dalam Jutaan Rupiah)

                                                                       Neraca                                     Perubahan
POS
31-12-2011
31-12-2010
Sumber
Penggunaan

Kas
Sekuritas
Piutang
Persediaan
Tanah dan Gedung
Depresiasi
Utang Dagang
Utang Wesel
Upah terutang
Pajak terutang
Utang jangka panjang
Saham Preferen
Saham biasa
Tambahan modal disetor
Laba ditahan


1.000
0
7.000
6.000
36.000
10.000
1.200
2.000
200
2.600
16.000
2.000
1.000
1.800
13.200

1.100
500
6.300
4.300
29.400
8.000
600
1.200
200
2.400
11.600
2.000
1.000
1.800
12.800

100
500
-
-
-
2.000
600
800
-
200
4.400
-
-
-
400

-
-
700
1.700
6.600
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-



9.000
9.000



LAPORAN ARUS KAS (Dalam Jutaan Rupiah)


POS
SUMBER
PENGGUNAAN

Arus Kas dari Operasi :
Penghasilan Bersih

Tambahan Sumber Kas :
-   Depreasiasi
-   Kenaikan pada utang dagang
-   Kenaikan pada pajak terutang

Pengurangan (Penggunaan Kas) :
-   Kenaikan pada piutang
-   Kenaikan pada persediaan

Arus kas bersih dari operasi

Arus Kas dari Kegiatan Investasi


2.400


2.000
600
200


(700)
(1.700)

-

-













2.800

-


Leverage Ratio :

                                 Total Utang
1.    Debt Ratio  =        
    Total Aktiva

                           16.000
2010  =                      = 47,61 %
                  33.600

                            22.000
2011  =                      = 55 %
                  40.000


                                                                EBIT
2.    Time Interest Earned Ratio (TIER)  = 
        Pembayaran Bunga


                            5.280
2010  =                       = 5,6 X
                    940

                            5.320
2011  =                        = 4 X
                  1.320
         

        EBIT + Depresiasi
3.    Cash Coverage Ratio  = 
       Pembayaran Bunga


                        5.280 + 1.800
2010  =                           = 7,5 X
                     940

                          5.320 + 2.000
2011  =                           = 5,5 X
                      1.320


Liquidity Ratio :

                                      Aktiva lancar
1.    Current Ratio  =    
         Utang lancar

                           12.200
2010  =                      = 2,8 X
                   4.400

                            14.000
2011  =                      = 2,3 X
                   6.000


                                                  Aktiva Lancar - Persediaan
2.    Quick Ratio or Acid Test Ratio  = 
          Utang Lancar


                        12.000 – 4.300
2010  =                           = 1,8 X
                     4.400

                         14.000 – 6.000
2011  =                            = 1,3 X
                      6.000

         
                 Kas  + Sekuritas
3.    Cash Ratio  = 
         Utang Lancar


                          1.100 + 500
2010  =                            = 36.36 %
                      4.400

                               1.000
2011  =                            = 16,67 %
                     6.000


Efficiency Ratio :

                                                        Penjualan
1.    Inventory Turn Over Ratio  =     
                          Persediaan

                           57.000
2010  =                       = 13,3 X
                   4.300

                            60.000
2011  =                       = 10 X
                   6.000


                                                     Piutang
2.    Days Sales Outstanding (DSO)  =                           X 360
              Penjualan


                              6.300
2010  =                        X 360 hari  = 40 hari
                    57.000

                             7.000
2011  =                      X 360 hari  = 42 hari
                  60.000

         
                 Penjualan
3.    Fixed Assets Turnover  = 
           Aktiva Tetap Bersih


                             57.000
2010  =                          = 2,7 X
                    21.400

                              60.000
2011  =                           = 2,3 X
                    26.000


                                              Penjualan
4.    Total Assets Turnover =
                                                 Aktiva Total

                         57.000
          2010 =                    = 1,7 X
                         33.600

                         60.000
          2011 =                    = 1,5 X
                         40.000


Profitability Ratio :



                                                    Laba Bersih Setelah Pajak (EAT)
1.    Return on Assets (ROA)  =
                                   Aktiva Total

EAT :
merupakan Laba bersih setelah pajak dan setelah deviden saham preferen dibayarkan.


                            2.400
2010  =                       = 7,14 %
                  33.600

                             2.200
2011  =                       = 5,5 %
                  40.000



                                         Laba Bersih Setelah Pajak (EAT)
2.    Return on Equity (ROE)  = 
                      Modal Sendiri
          Modal Sendiri dari saham biasa


                            2.400
2010  =                      = 15,38 %
                 15.600

                              2.200
2011  =                      = 13,75 %
                  16.000

         
                                    Laba Bersih Setelah Pajak (EAT)
3.    Net Profit Margin / Profit Margin on Sales  = 
                                                  Penjualan


                            2.400
2010  =                         = 4,21 %
                  57.000

                             2.200
2011  =                         = 3,66 %
                  60.000



Market Value Ratio :


                                                            Harga Saham
1.    Price Earning Ratio (PER) =        
                          Laba per lembar saham
         
Seandainya harga saham perusahaan per 31/12/2010 sebesar Rp. 580,- dan harga per 31/12/2011 sebesar Rp. 570,-



                                                                   EAT
Earning per share (EPS) =
                     Jumlah lembar saham beredar


                                2.400.000.000
2010  : EPS =                           = Rp. 48,- / lembar
                          50.000.000

                                  2.200.000.000
2011 : EPS  =                           = Rp. 44,- / lembar
                           50.000.000



                                                       Harga Saham
Price Earning Ratio (PER) =        
                                  EPS


                           580
2010  =                    = 12,1 X
                  48

                           570
2011 =                    = 12,9 X
                  44


                          Deviden per lembar saham (DPS)
2.    Deviden Yield  = 
          Harga saham

                              1.600.000.000
DPS 2010  =                          = Rp. 32,- / lembar
                        50.000.000

                               1.800.000.000
DPS 2011  =                          = Rp. 36,- / lembar
                                  50.000.000       

                                               32
Deviden Yield 2010  =                 = 5,51 %
                                     580

                                                36
Deviden Yield 2011  =                   = 6,31 %
                                                570    


         Harga pasar per lembar saham
3.    Market to book Ratio  = 
               Nilai buku per Saham

          Modal sendiri dari saham biasa
Nilai Buku per saham  = 
                Jumlah saham beredar

                                                        15.600.000.000
Nilai Buku per saham 2010  =                            = Rp. 312,- / lembar
                                                   50.000.000

                                                          16.000.000.000
Nilai Buku per saham 2011  =                              = Rp. 320,- / lembar
                                                    50.000.000

          580
Market to book Ratio 2010  =                 = 1,9 X
                                                 312

                                                           570
 Market to book Ratio 2011 =                  = 1,8 X
                                                321


RANGKUMAN RASIO KEUANGAN PT. MURAI BATU

RASIO
2010
2011
KETERANGAN
I.   Leverage

1.   Debt
2.   Time Interest Earned
3.   Cash Coverage

II.                Liquidty

1.   Current
2.   Quick
3.   Cash

III.             Efficiency

1.   Inventory Turnover
2.   Days Sales outstanding
3.   Fixed assets Turnover
4.   Total Assets Turnover

IV. Profitability

1.   Return on Asset (ROA)
2.   Return on Equity (ROE)
3.   Net Profit Margin

V.    Market Value

1.   Price Earning (PER)
2.   Dividend Yield
3.   Market to Book


47,61 %
5,6 X
7,5 X



2,8 X
1,8 X
36,36 %



13,3 X
40 hari
2,7 X
1,7 X



7,14 %
15,38 %
4,21 %



12,1 X
5,51 %
1,9 X


55 %
4 X
5,5 X



2,3 X
1,3 X
16,67 %



10 X
42 hari
2,3 X
1,5 X



5,5 %
13,75 %
3,66 %



12,9 X
6,31 %
1,8 X


Sangat Tinggi (Buruk)
Cukup Baik (Sedang)
Cukup Baik (Sedang)



Masih Rendah (Buruk)
Cukup Tinggi (Baik)
Cukup Besar (Baik)



Cukup Tinggi (Baik)
Cukup Lama (Buruk)
Rendah (Buruk)
Rendah (Buruk)



Sangat Rendah (Buruk)
Rendah (Buruk)
Rendah (Buruk)



Sangat Tinggi (Baik)
Sedikit Rendah (sedang)
Rendah (Kurang Baik)


Penjelasan Keterangan :

1.   Debt Ratio

Perusahaan mempunyai debt ratio pada Tahun 2010 sebesar 47,61 % dan Tahun 2011 sebesar 55 % artinya setiap Rp. 1,- aktiva, dibiayai oleh utang sebesar Rp. 0,47 pada Tahun 2010 dan sebesar Rp. 0,55 pada Tahun 2011. Semakin besar rasio ini maka semakin besar pembelian assets yang menggunakan utang yang menunjukkan semakin besar atau semakin tinggi resiko kreditur yang memberikan pinjaman. Dinilai kondisi perusahaan dapat dikatakan semakin Buruk karena meningkat dari Tahun sebelumnya.

2.   Time Interest Earned Ratio (TIER)

Perusahaan memiliki TIER 5,6 X pada Tahun 2010 dan 4 X pada Tahun 2011, maknanya biaya bunga sebesar Rp. 1,- dijamin pembayarannya pada Tahun 2010 sebesar Rp. 5,6 dan Tahun 2011 sebesar Rp. 4,- dari laba operasi. Penilaian kondisi perusahaan dapat dikatakan cukup baik tetapi menurun dari tahun sebelumnya. Semakin rendah rasio TIER maka semakin buruk dan negatif tanggapan dari kreditur.

3.   Cash Coverage Ratio

Perusahaan memiliki Rasio 7,5 X pada Tahun 2010 dan 5,5 X pada Tahun 2011, maknanya biaya bunga sebesar Rp. 1,- dijamin pebayarannya pada Tahun 2010 sebesar Rp. 7,5 dan Tahun 2011 sebesar Rp. 5,5 dari EBIT. Penilaian kondisi perusahaan dapat dikatakan cukup baik tetapi menurun dari tahun sebelumnya. Semakin rendah rasio ini maka semakin mengurangi kepercayaan kreditur kepada perusahaan.


Liquidity Ratio :

1.   Current Ratio

Untuk mengukur kemampuan aktiva lancar dalam membayar utang lancar yang akan jatuh tempo untuk segera dibayar. Jika perusahaan memiliki current ratio sebesar 2,8 X Pada Tahun 2010 dan 2,3 X pada Tahun 2011. Artinya setiap Rp. 1,- kewajiban lancar perusahaan dijamin pembayarannya dengan Rp. 2,8 pada Tahun 2010 dan Rp. 2,3 pada Tahun 2011 dari aktiva lancar. Tren ini masih rendah dan menurun dari tahun sebelumnya.

2.   Quick Ratio or Acid Test Ratio

Jika perusahaan memiliki quick ratio 1,8 X pada Tahun 2010 dan 1,3 X pada tahun 2011, artinya Rp. 1,- utang lancar akan dijamin pembayarannya oleh Rp. 1,8 pada Tahun 2010 dan Rp. 1,3 pada Tahun 2011 dari kas dan piutang yang ada tanpa harus menunggu hasil penjualan persediaan yang dimiliki perusahaan. Dinilai Tren yang sangat Baik karena cukup tinggi walaupun kondisi yang menurun dari Tahun sebelumnya.

3.   Cash Ratio

Jika perusahaan memiliki Cash ratio 36,36 % pada Tahun 2010 dan 16,67 % pada Tahun 2011, artinya Perusahaan memiliki kas sebesar Rp. 0,36 pada Tahun 2010 dan Rp. 0,16 pada Tahun 2011 untuk melunasi utang lancar sebesar Rp. 1,- kemampuan yang cukup besar dan baik walaupun kondisi yang menurun tajam dari Tahun sebelumnya.

Efficiency Ratio :

1.   Inventory Turn Over Ratio

Perusahaan mempunyai rasio ini pada Tahun 2010 sebesar 13,3 X, dan Tahun 2011 sebesar 10 X artinya dalam tahun 2010 persediaan perusahaan berputar sebanyak 13,3 X sedangkan untuk Tahun 2011 sebanyak 10 X. walaupun menurun dari Tahun sebelumnya tetapi masih cukup tinggi perputaran persediaan perusahaan sehingga perputaran nilai persediaan kembali menjadi kas semakin cepat. Kondisi perusahaan cukup baik.

2.   Days Sales Outstanding (DSO)

Rata-rata waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk menerima uang tunai dari suatu penjualan kredit masih terlalu lama. Untuk Tahun 2010 rata-rata selam 40 hari dan Tahun 2011 rata-rata selama 42 hari. Rentang waktu penerimaan dari hasil penjualan kredit semakin lama (meningkat) dari tahun sebelumnya.

3.   Fixed Asset Turnover

Perusahaan mempunyai rasio 2,7 X pada Tahun 2010 dan 2,3 X pada tahun 2011, berarti perusahaan hanya mampu memutar setiap nilai aktiva tetap bersih Rp. 1,- sebanyak 2,7 X dalam Tahun 2010 dan 2,3 X dalam Tahun 2011 untuk penjualan. Tren ini masih dapat dikatakan rendah apa lagi menurun dari Tahun sebelumnya.

4.   Total Asset Turnover

Perusahaan mempunyai rasio 1,7 X untuk Tahun 2010 dan 1,5 X untuk Tahun 2011, menunjukkan bahwa perusahaan hanya mampu memutar setiap nilai asset Rp. 1,- sebanyak 1,7 X untuk Tahun 2010 dan 1,5 X untuk Tahun 2011 dalam penjualan. Tren ini sangat rendah apa lagi menurun dari Tahun sebelumnya sehingga kondisi perusahaan dapat dikatakan buruk.

Profitability Ratio :

1.   Return on Assets (ROA)

Jika perusahaan mempunyai rasio 7,14 % pada Tahun 2010 dan 5,5 % pada tahun 2011, hal itu menunjukkan bahwa perusahaan hanya mampu mengelola setiap asset Rp. 1,- untuk menghasilkan keuntungan sebesar Rp. 0,07 pada Tahun 2010 dan Rp. 0,05 pada Tahun 2011 Semakin tinggi ROA maka semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk mendayagunakan asset dengan baik dalam mengejar laba. Oleh karena itu Tren ini dinilai sangat rendah dan kondisi perusahaan sangat buruk.

2.   Return on Equity (ROE)

Perusahaan mempunyai rasio 15,38 % pada Tahun 2010 dan 13,75 % pada tahun 2011, berarti perusahaan mampu mengelola modal sendiri sebesar Rp. 1,- untuk menghasilkan keuntungan sebesar Rp. 0,15,- pada Tahun 2010 dan Rp. 0,13 pada tahun 2011. Rasio ini sangat rendah dan kondisi perusahaan dapat dikatakan buruk dari segi bisnis, managemen dapat dikatakan kurang berhasil dalam mengembalikkan modal.

3.   Net Profit Margin / Profit Margin on Sales

Rasio menunjukkan angka 4,21 % pada Tahun 2010 dan angka 3,66 % pada Tahun 2011 berarti penjualan sebesar Rp. 1,- memperoleh laba bersih sebesar Rp. 0,04 pada Tahun 2010 dan Rp. 0,03 pada Tahun 2011.
Tren penjualan rendah dan menurun dari tahun sebelumnya. Kondisi perusahaan sangat buruk, laba yang diperoleh masih belum maksimal. Perlu dilakukan penilaian kembali harga jual maupun harga pokok produk.

Market Value Ratio :

1.   Price Earning Ratio (PER)

Mengukur kinerja perusahaan dari nilai saham, semakin tinggi rasio ini akan mengindentifikasikan kinerja perusahaan semakin baik. Tetapi jika PER terlalu tinggi dapat dikatakan tidak rasional karena harga saham dibursa dapat dimanipulasi.
Pada Tahun 2010 rasio ini menunjukkan angka 12,1 X dan Tahun 2011 meningkat menjadi 12,9 X artinya setiap Rp. 1,- akan menjadi 12,1 X pada Tahun 2010 dan 12,9 X pada Tahun 2011.

2.   Devidend Yield

Mengukur seberapa besar Deviden yang dapat dibagikan kepada pemilik modal atau tingkat keuntungan yang akan dinikmati oleh pemegang saham atas dana yang ditanamkan. Pada Tahun 2010 Rasio menunjukkan 5,51 % dan Tahun 2011 sebesar 6,31 % artinya setiap Rp. 1,- keuntungan yang akan dinikmati pemegang saham sebesar Rp. 0,05 pada Tahun 2010 dan Rp. 0,06 pada tahun 2011. Kisaran angka sedikit rendah tetapi cukup baik untuk pengembangan usaha.

3.   Market to book Ratio

Mengukur seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham. Semakin Tinggi rasio ini maka pasar semakin percaya akan prospek perusahaan tersebut. Rasio ini pada Tahun 2010 sebesar 1,9 X dan Tahun 2011 sebesar 1,8 kali. Artinya pasar hanya menghargai nilai buku saham sebesar 19 X pada Tahun 2010 dan 1,8 X pada Tahun 2011. Rasio ini menunjukkan angka yang relative rendah dan menurun dari tahun sebelumnya sehingga pasar menilai prospek perusahaan kedepan kurang baik.












 





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Akuntansi Bank

PBB

Laboratorium Pajak Daerah